Buah Tangan untuk Kakek dan Nenek

Sabtu, 18 Juni 2022

Buah tangan untuk Kakek dan Nenek


Tulat adalah hari pengambilan rapot Wulan. Setelah itu Wulan akan libur akhir tahun ajaran selama kurang lebih satu bulan. Kali ini Wulan akan menghabiskan liburannya di rumah Kakek dan Neneknya yang tinggal di Kediri.

Kediri adalah salah satu kota di Jawa Timur. Kediri merupakan kota terbesar ketiga dan kota tertua di Jawa Timur.

Sebelum berangkat ke Kediri, Wulan berencana membuat kue larut. Kadang orang-orang menyebutnya kue garut. Resepnya diperoleh Wulan dari Cooking Class yang diadakan sekolahnya. 

Wulan senang mengikuti pelajaran di Cooking Class, yang diadakan satu bulan satu kali. Dia ingin menunjukkan hasil belajarnya ke Kakek dan Neneknya. Beliau berdua pasti senang, pikir Wulan.

"Ibu, nanti minta tolong temani Aku belanja bahan untuk membuat kue larut, ya," pinta Wulan pada Ibunya.

"Bukankah, di dapur masih ada bahan-bahannya. Sisa bahan yang dibawa adik ke sekolah," jawab Ibu. Adik adalah panggilan sayang Wulan di keluarganya, karena Wulan adalah anak paling kecil.

"Kalau tepung ararutnya masih Bu, tetapi yang habis adalah margarine dan baking powder," ujar Wulan.

"O, ya sudah kalau gitu nanti agak sore ya, sekalian Ibu juga mau membeli busa untuk cuci piring dan buah. Kalau sekarang sinar mataharinya terik," jawab Ibu.

"Ibu, bolehkah titip baterai sekalian?" sahut Raka yang mendengar rencana Ibu dan adiknya yang akan berbelanja.

"Mau titip berapa, Kak?" tanya Ibu. Raka yang merupakan kakak Wulan, biasa dipanggil kakak oleh ibunya.

"Empat biji saja, Bu. Biasanya ada yang jual satu paket isi empat," timpal Raka. Ibu menganggukkan kepala yang menandakan paham permintaan anak lelakinya itu.

"Terima kasih Ibu cantik," lanjut Raka.

"Bisa aja anak Ibu yang satu ini," tutur Ibu sambil menggelemg-gelengkan kepala dan tersenyum.

"Bu, sepertinya ponsel Ibu bunyi deh," ujar Wulan.

Segera Ibu berjalan menuju kamar untuk mengambil ponsel yang tergeletak di nakas. Tak lama Ibu segera keluar kamar kembali.

"Siapa, Bu?" selidik Wulan.

"Bukan kok, Dik. Itu tadi hanya notifikasi bahwa nanti malam akan ada kelas di Komunitas One Day One Post," jawab Ibu.

"Komunitas Ibu ngeblog, ya?" tanya Wulan lagi. Pertanyaan Wulan hanya dijawab anggukan Ibu. Wulan pun manggut-manggut sepertinya memahami perkataan ibunya.

"Kalau begitu, besok saja ya membuat kue larutnya. Masih ada waktu sebelum ke Kediri," ujar Ibu.

"Iya, Bu, kan perginya nanti setelah pengambilan raport,"tutur Wulan mengiyakan permintaan Ibu.

---

Keesokan harinya, semua bahan untuk membuat kue larut sudah lengkap. Tepung ararut sudah disangrai Ibu.

Wulan dengan cekatan memasukkan margarin, butter dan gula halus ke dalam mesin pengaduk. Selanjutnya menambahkan telur.

Setelah adonan tercampur rata, Ibu mematikan pengaduk dan memasukkan tepung ararut. Kemudian mengaduknya menggunakan spatula.

Menurut Ibu, dulu Ibu kerap membuat kue semprit. Salah satu kue kesukaan nenek. 

"Wah, pas sekali. Semoga kue larut ini sesuai dengan kesukaan nenek," harap Wulan.

Tak lama terdengar pemanggang kue mengeluarkan bunyi yang menandakan proses pemanggangan telah selesai. Harum kue matang segera memenuhi dapur saat oven dibuka.

"Hore berhasil," pekik Wulan kegirangan.

Kue larut buatan Wulan yang dibantu ibu segera dikemas dalam toples. Kue yang dibuat dengan penuh cinta. Khusus untuk kakek dan nenek.

Semoga kakek dan nenek suka, batin Wulan. Toples berisi kue dihias pita kecil dan diberi ucapan "Untuk Kakek dan Nenek."

20 komentar

  1. So sweettt bangett

    Pastinya orang tua dan kakek nenek d belahan bumi manapun bakal demen dgn atensi dan perilaku yg baik yaaahh

    BalasHapus
  2. Kira-kira, reallife Dek Wulan beneran sdh bisa bikin kue belum Bun, eheheheeh...

    BalasHapus
  3. Masyaa Allah, baca y sambil ingat nenek kakek di rumah, tetiba pengen pulkam dan bawain mereka oleh-oleh

    BalasHapus
  4. Kakek Nenek tentu bahagia mendapat buah tangan buatan cucu.

    BalasHapus
  5. Senangnya ada anak seperti Wulan di dalam keluarga .. pastinya jadi cahaya hati :)

    BalasHapus
  6. Wah ini tulisan untuk tantangan odop, ya
    Bagus ceritanya dan yang pasti semua kata kunci masuk semua hihihi
    Lolos sampai akhir ya mbak dyah

    BalasHapus
  7. Bahagianya membuat kue bersama ananda seperti Wulan. Hadiah untuk Kakek dan Nenek lagi. Bagi Kakek dan Nenek biasanya tak akan ada yang lebih membahagiakan dibandingkan bersua dengan cucu.

    BalasHapus
  8. Bersyukur kakek dan nenek memiliki cucu yang sangat penyayang dan perhatian. Anak jaman sekarang susah yang mau bikin kue sendiri sebagai hantaran

    BalasHapus
  9. Orang tua itu sejatinya suka dapat perhatian, apalagi dapat buah tangan seperti ini. Semoga generasi jaman sekarang bisa seperti Wulan ini.

    BalasHapus
  10. Pelajaran yang indah tentang hubungan cucu dan kakek-neneknya. Rasa sayang dan hormat cucu ke kakek-neneknya, tidak lepas dari bagaimana orangtuanya memberikan contoh yang baik. Meskipun berjauhan, tetap saling menyayangi dan merindukan.

    BalasHapus
  11. Si kecil seneng banget ya mbak bisa bawa oleh-oleh kue buatannya sendiri buat kakek dan neneknya, terkadang buah tangan buatan cucu sudah bikin kakek-nenek seneng banget dan menjadi oleh-oleh yang berharga...semangat Wulan!

    BalasHapus
  12. Baca kisah ini teringat semasa tinggal bareng kakek nenek. Kalau liburan sekolah SD, bangun pagi sekali biar bisa ikut ke pasar bareng nenek. Lalu diajari masak sayur bayam, sayur sop.

    BalasHapus
  13. Senengnya bisa buat oleh2 hasil olahan tangan sendiri. Kenapa naca ini berasa lagi bercermin dan ngobrol sama kakak si anak sulungku yang suka dengan masak masakan

    BalasHapus
  14. wah banyak kosakata baru nih yang saya baca di sni kayak tulat dan tepung ararut. jadi penasaran nih sama hasil kue bikinan wulan

    BalasHapus
  15. ada bbrp kata yg kurang familiar seperti ararut, turat dan baru tahu jg ada kue namanya larut

    BalasHapus
  16. Wah, sama dengan Wulan, kedua anakku Insya Allah Senin nanti juga liburan ke rumah Kung&Utinya di Kediri. Keren Wulan punya ide bawa buah tangan. Favoritku ini Kue Garut:)

    BalasHapus
  17. Nenek-kakeknya pasti hepi banget punya cucu begini ya

    BalasHapus
  18. Wah.. Suka banget kue garut.. Suka bikin juga ini pas mau lebaran... Kalau ga males sih hehe

    BalasHapus
  19. Wah, semua proses pembuatannya dilakukan sendiri dan bener-bener dari nol.
    Amazing, kak Dy.
    Kalau sudah hobi tuh semua dilakukan dengan senang hati dan badan tak terasa lelah.

    BalasHapus
  20. Manis sekali kamu dek. Bahagia banget pasti kakek nenek dan bunda bangga. Aku belom pernah mamam kue garut Kak. Penasaran

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih