Sebetulnya masih ada lo topik lanjutan tentang kecerdasan emosional, salah satunya adalah mengembangkan kecerdasan emosional anak yang bermanfaat untuk masa depannya kelak. Yuk, satu per satu kita belajar bareng tentang kecerdasan emosional ini. Simak hingga akhir artikel ya.
Ciri Anak Yang Memiliki Kecerdasan Emosional Rendah
Sebelum mengembangkan kecerdasan emosional sebaiknya orang tua memahami dulu tingkat kecerdasan emosional putra putrinya dan apakah komponen yang mendukung kecerdasan emosi telah dimiliki putra putrinya. Tingkat kecerdasan emosi anak kecerdasan emosi anak mengacu pada kemampuan anak memahami emosi yang ada pada dirinya dan pada orang lain secara sesuai.
Hal ini akan berdampak pada panduannya dalam pikiran dan tindakan. Berikut ciri anak yang memiliki kecerdasan emosional rendah:
Anak merasa selalu benar dan harus benar
Anak dengan kecerdasan emosional rendah cenderung akan menolak untuk mendengarkan pendapat orang lain dan memilih untuk berdebat untuk memperjuangkan pendapatnya. Anak pun tidak memahami perasaan emosi anak atau orang lain. Anak pun enggan mengakui bahwa orang lain benar atau menyetujui pendapat orang lain.
Apakah Sobat Dy pernah menemui anak seperti ini? Jika anak lain tidak menyetujui pendapatnya, dia akan marah atau tidak bermain. Jika hal ini dibiarkan terus menerus dapat membuat anak bersikap sok benar. Tentu saja hal ini tidak baik bukan.
Anak cenderung menyalahkan orang lain
Hal ini terkait dengan ciri sebelumnya, yaitu anak merasa selalu benar, sehingga anak akan cenderung senang menyalahkan anak atau orang lain bahkan benda di sekitar mereka. Anak menghindari tanggung jawab yang timbul karena ulah mereka.
Jika ada hal yang tidak sesuai, anak akan bereaksi menyalahkan anak atau orang lain bahkan benda di sekitarnya. Misalnya anak mengetahui bahwa lantai sedang dipel dan belum kering, tetapi dia tetap saja berlarian sambil membawa gelas penuh air dan tumpah. Saat terjatuh, anak menyalahkan lantai yang basah karena dipel.
Anak tidak mampu mengetahui perasaan orang lain
Anak dengan tingkat kecerdasan emosi rendah tidak mampu mengetahui perasaan orang lain. Anak pun akan marah dan tidak nyaman jika anak diharapkan mau mengerti perasaan anak atau orang lain. Misalnya saat ada temannya sakit, anak dengan kecerdasan emosi rendah bukannya bersimpati, tetapi menertawakan keadaan temannya.
Anak tidak peka
Anak dengan kecerdasan emosi rendah kurang peka bahkan tidak peka terhadap keadaan atau situasi yang terjadi. Umumnya anak gagal memahami waktu dan kondisi yang tepat untuk menyampaikan sesuatu atau meluapkan emosinya. Misalnya saat ada acara pengajian di rumah, anak menyalakan televisi dengan suara yang keras.
Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak
Setelah mengetahui ciri anak dengan tingkat kecerdasan emosional rendah yang ternyata tidak menyenangkan, apakah Sobat Dy ingin mengetahui bagaimana cara mengembangkannya menjadi lebih baik?
Umumnya anak ibarat spon yang dengan cepat menyerap informasi di sekitarnya. Oleh karena itu diharapkan orang tua sebagai orang dewasa terdekat dalam lingkup anak-anak dapat mengembangkan kecerdasan emosional pada anak sejak dini. Sobat Dy dapat mengetahui manfaat anak yang memiliki kecerdasan emosional pada artikel sebelumnya.
Berikut cara mengembangkan kecerdasan emosional anak :
Memberikan contoh berperilaku yang baik
Orang tua dapat memberikan contoh berperilaku baik pada orang lain sekaligus membiasakan anak berperilaku yang baik juga. Misalnya mengucapkan tolong saat meminta bantuan. Mengucapkan terima kasih saat mendapatkan bantuan atau pemberian. Mengucapkan maaf saat melakukan kesalahan.
Tolong, maaf, terima kasih merupakan tiga kata ajaib yang sangat berguna di masa depannya kelak.
Membantu anak mengenali emosi
Sebelum mengembangkan kecerdasan emosional anak, seyogyanya orang tua membantu anak untuk mengenal emosinya. Ada berbagai macam jenis emosi yang perlu dikenalkan pada anak. Kemudian orang tua memvalidasinya atau memberi nama emosi tersebut, sehingga anak dapat memahami jenis emosi tersebut.
Misalnya "Adik sedih ya, es krimnya jatuh." "Adik sedang marah ya karena mainanya dirampas teman Adik?" "Wah adik senang ya dapat oleh-oleh dari Om!" Bantu anak memberi nama emosinya baik emosi negatif atau positif sehingga kosakata anak tentang emosi bertambah.
Selain itu, anak juga perlu didampingi untuk menyalurkan emosinya, bahkan meredakan atau mengalihkan emosinya dengan hal positif, sehingga anak dapat mengungkapkan emosinya dengan cara yang baik.
Membangun empati anak
Empati merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap orang lain. Orang tua dapat membantu anak untuk membangun empati sehingga anak lebih peduli terhadap anak atau orang lain. Selain itu, hal ini juga dapat membuat anak lebih bijak dalam bersikap terhadap orang lain.
Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Bagaimana cara menumbuhkan rasa empati pada anak dapat Sobat Dy baca di artikel sebelumnya.
Membiasakan anak bekerja sama
Bekerja sama merupakan salah satu keterampilan untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak, karena dalam kerja sama anak perlu mengelola beberapa emosi, di antaranya mengendalikan ego, bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Orang tua dapat mengajak anak-anak bekerja sama memasak makanan, membersihkan rumah, menyiram tanaman. Kegiatan ini juga berdampak meningkatkan kualitas hubungan dengan anak, lo.
Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
Cara lain untuk mengembangkan kecerdasan emosi adalah dengan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Kadang orang tua tidak sabar ingin membantu anak untuk menyelesaikan masalahnya.
Namun, cara ini justru tidak membantu anak. Biarkan anak berproses untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalahnya. Orang tua dapat membimbing anak mencari solusi dalam menyelesaikan masalahnya.
Mengambil alih dalam mencari solusi tentunya berbeda dengan membimbing anak mencari solusi, bukan?
Mengembangkan rasa percaya diri
Percaya diri merupakan sebuah kemampuan dalam meyakini kemampuan diri atau kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif pada diri sendiri. Tidak semua anak memiliki rasa percaya diri.
Orang tua dapat membantu anak untuk mengembangkan rasa percaya diri sehingga anak memiliki penilaian positif pada dirinya sendiri. Dengan tumbuhnya rasa percaya diri anak, kecerdasan emosi anak akan berkembang pula.
Penutup
Kecerdasan emosional anak merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan anak di masa depannya kelak. Anak dapat membangun hubungan yang kuat, membuat keputusan dan menghadapi situasi sulit sekalipun.
Selain itu, anak mudah bersosialisasi dengan siapapun dan lebih percaya diri. Sehingga hal ini mendukung anak untuk berprestasi di sekolah dan di masa depannya kelak. Semoga artikel cara mengembangkan kecerdasan emosional anak ini bermanfaat ya. Selanjutnya Sobat Dy dapat mengenal berbagai macam jenis emosi anak pada artikel berikutnya.
Referensi
1. https://www.gramedia.com/best-seller/kecerdasan-emosional/
2. https://bebeclub.co.id/artikel/ibu-perlu-tahu/3-tahun-atas/emotional-quotient-anak
3. https://dp3appkb.bantulkab.go.id/news/6-tips-menumbuhkan-kecerdasan-emosional-eq-anak.
4. https://www.alodokter.com/6-tips-menumbuhkan-kecerdasan-emosional-eq-anak