Kakek dan Nenek Baroto (episode 4)

Minggu, 17 Juli 2022

 

Kakek dan Nenek Baroto

Episode sebelumnya

Eda dan Arman segera berjalan mendekati Zizi yang sedang mengeluarkan kue dari oven.

"Taraa!" pekik Zizi ceria. 

"Syukurlah," sahut Eda tersenyum lega.

"Ah Zizi, mengejutkanku saja. Aku kira kuenya gagal, ternyata kuenya mengembang bagus. Boleh  cicip?" tanya Arman.

"Boleh, kok. Ambil saja satu," tutur Zizi mempersilakan Arman mengambilnya.

Tak menunggu lama, Arman segera mengambil satu kue yang masih berada di atas nampan oven.

"Panas, Zi!" pekik Arman.

"Hati-hati Arman, kan baru keluar dari oven, wajar kalau masih panas," ujar Zizi. 

Zizi dan Eda juga mengikuti Arman mencicipi kue hasil buatan mereka.

"Enak juga ya, Eda," tutur Zizi.

"Iya ya, Aku tadi sudah khawatir lo, karena belum pernah berhasil membuat kue ini sebelumnya," tutur Eda.

"Ini semua berkat bubuk ajaib Nenek Baroto," lanjut Zizi.

"Eh iya ya, mungkin karena itu juga." sahut Eda.

"Zi, kita tunjukkan ke Nenek dulu, yuk," ajak Eda.

"Bau kuenya enak, anak-anak," ujar Nenek Baroto yang muncul tiba-tiba.

"Eh, Nenek sudah baikan kondisinya?" tanya Arman sambil menarik kursi makan mempersilakan Nenek untuk duduk.

"Silakan, Nek," lanjut Arman.

Nenek pun segera duduk.

"Selamat ya anak-anak, kalian sudah berhasil membuat kue coklat. Mudah bukan membuatnya. Itu resep anti gagal," ujar Nenek terkekeh.

"Berkat bubuk ajaib ya, Nek," sahut Zizi.

"Kalian tahu apa sebetulnya isi bubuk ajaib itu?" tanya Nenek yang membuat keduanya saling berpandangan. Zizi dan Eda mengangkat bahu dan menggelengkan kepala.

"Bubuk ajaib itu hanyalah gula halus bubuk," jawab Nenek tersenyum.

"Gula halus yang Nenek beri doa kebaikan. Hati yang bahagia saat memasak yang membuat kue buatan kalian terasa lezat," lanjut Nenek. 

"Nenek!" seru Zizi dan Eda bersamaan.

"Pantas saja Arman betah di sini ya. Dari tadi Kakek tunggu kok tidak kembali membantu Kakek lagi. Ternyata makan kue," celetuk Kakek memasuki dapur dan telah selesai merapikan hasil pekerjaannya tadi.

"Bau kuenya enak nih," tutur Aldo yang berada di belakang Kakek.

"Silakan ambil, setelah ini kami akan membuat adonan yang tersisa," ujar Eda mempersilakan Kakek dan Aldo untuk mengambil kue.

"Enak, anak-anak," puji Kakek.

"Iya, lo enak," sahut Aldo sambil memasukkan kue ke dua ke mulutnya yang masih mengunyah kue.

"Aldo, habiskan dulu kue yang di mulut itu baru bicara," tegur Kakek.

"Habis enak, lagian Aldo lapar, Kek," jawab Aldo. 

Mereka pun tertawa bersama mendengar jawaban Aldo.

"Resep rahasia Nenek memang mantul, kue buatan kita jadi enak," tutur Zizi sambil mengedipkan mata pada Eda. Kemudian dijawab anggukan Eda.

"Yuk, makan siang dulu. Kasihan Aldo tuh yang sudah kelaparan. Nenek siapkan dulu makan siangnya," tutur Nenek.

"Arman siap bantu, Nek. Zizi dan Eda menyelesaikan membuat kue saja," ujar Arman.

"Setelah makan siang, kita berangkat ke panti asuhan, agar nanti tidak terlalu sore sampai ke rumah," ujar Kakek mengingatkan.

"Iya, Kek. Setelah makan siang, kuenya juga sudah siap, kok" sahut Eda.

Tak lama mereka berenam, Kakek dan Nenek Baroto, Arman, Aldo, Eda, dan Zizi makan siang bersama, sembari menunggu kue matang.

Setelah selesai makan siang, Aldo dan Arman segera membersihkan dan merapikan meja makan. Sedangkan Eda dan Zizi mengangkat kue yang sudah matang dari oven, menempatkannya dalam kotak yang telah disiapkan untuk dibawa ke panti asuhan.

Nenek yang sudah sehat juga turut ikut berangkat ke panti asuhan. Kakek menyiapkan mobil. Mobil Kake bisa melaju dengan cepat lo. Arman, Aldo, Zizi, dan Eda sangat suka naik mobil Kakek.

Ada apa dengan mobil Kakek? Apa yang dilakukan anak-anak di panti asuhan? Bagaimana kisah selanjutnya?

 

Episode berikutnya

 

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih