Kakek dan Nenek Baroto (episode 3)

Selasa, 20 Desember 2022

 

kakek dan nenek Baroto

Epsiode sebelumnya

Nenek Baroto masih terbaring lemah di tempat tidur. Wajahnya tampak pucat.

"Zizi, Eda sini," panggil Nenek saat melihat kedua anak itu menuju kamar Nenek.

"Iya, Nek," jawab Zizi dan Eda hampir bersamaan. Mereka berdua memasuki kamar dan bersimpuh di dekat Nenek.

"Zizi dan Eda, kondisi Nenek sudah lebih baik. Namun masih pusing. Sepertinya Nenek tidak bisa membuat kue," tutur Nenek.

"Lalu bagaimana, Nek? Kasihan anak panti nanti," ujar Zizi.

"Iya, Nek. Mereka mungkin sangat berharap kita datang membawa kue," imbuh Eda.

Setiap hari Rabu, Nenek biasanya membawa kue untuk dibagi-bagi ke panti asuhan yang terletak di tengah kota. Selain itu Kakek dan Nenek Baroto merupakan donatur rutin panti asuhan tersebut.

Banyak anak yang tinggal di panti asuhan tersebut. Ada anak yang masih bayi ada juga yang sudah bersekolah. Kedatangan Kakek dan Nenek Baroto sangat dinanti mereka. Selain membawa kue, Kakek dan Nenek juga membacakan cerita dan bernyanyi bersama.

"Iya, Nenek paham kok. Kalian mau membantu Nenek?" tanya Nenek.

"Mau. Nenek ingin dibantu apa?" tanya Eda.

"Bahan kuenya sudah ada semua?" tanya Nenek Baroto.

"Ada Nek," jawab Zizi. Eda hanya mengangguk.

"Baiklah, ada resep di lemari dapur. Timbang bahannya sesuai takaran. lakukan prosesnya bertahap sesuai petunjuk ya," pesan Nenek.

"Tapi, Nek ... " ujar Zizi, kemudian terdiam tidak dapat melanjutkan kata-katanya.

"Zizi dan Eda, lakukan saja sesuai petunjuk, ya. Nenek yakin kalian bisa. Cara membuat kuenya mudah diikuti, kok," ujar Nenek berusaha meyakinkan Zizi dan Eda.

Zizi dan Eda saling berpandangan. Mereka berdua ragu apakah mereka bisa membuatnya. Dan akhirnya mereka mengangguk bersama, memenuhi permintaan Nenek.

"Sebelum memasukkannya ke dalam oven, tambahkan sedikit bubuk putih di atas adonan ya. Bubuk putihnya ada dalam kotak hijau di lemari dapur. Selamat berkarya anak-anak," lanjut Nenek.

"Bubuk putih, Nek?" tanya Eda sambil mengernyitkan dahi.

"Iya, bubuknya berwarna putih. Sudah taburkan saja nanti," jawab Nenek.

"O, iya saat membuatnya hati harus dalam keadaan senang gembira ya, tidak ada yang marah atau cemberut," pesan Nenek.

Zizi dan Eda pun segera ke dapur untuk membuat kue. Sedangkan Kakek Baroto, Arman dan Aldo membongkar kandang ayam yang rusak dan merapikan peralatan yang mereka gunakan untuk membuat kandang ayam tadi.

Buku catatan resep kue dan bahan sudah siap semua. Setelah mencuci tangan, Zizi dan Eda menimbang semua bahan yang diperlukan. Kemudian mereka mulai membuat kue sesuai tahapan yang ada di buku resep.

Teringat pesan Nenek untuk menaburkan bubuk putih sebelum memasukkan adonan ke dalam oven pun mereka lakukan.

"Sudah jadi kuenya?" tanya Arman yang memasuki dapur, hendak mencuci tangan.

"Belum, sebentar lagi matang," jawab Eda.

"Semoga berhasil ya Zi," lanjut Eda.

"Iya, baru kali ini membuat kue tanpa didampingi Nenek," sahut Zizi.

"Apakah Nenek masih kurang enak badan?" tanya Arman.

"Iya Nenek masih kurang enka badan," jawab Zizi.

"O, iya nanti jika kuenya sudah matang, Kakek akan mengantar Aku dan Aldo ke panti untuk memberikan kue ini. Kalian berdua ikut?" tanya Arman pada Zizi dan Eda.

"Enggak, ah. Kami menemani Nenek saja. Kasihan Nenek sendirian. Nanti setelah kalian pulang, kita pulang ke rumah ya," jawab Eda.

"Ting", bunyi yang berasal dari oven, menandakan bahwa proses oven telah selesai.

Zizi dan Eda segera melangkah menuju oven.

"Ya ... !" pekik Zi.

Arman yang sedang minum tersedak mendengarnya.

Ada apa dengan kue buatan Zizi dan Eda? Bagaimana kisah selanjutnya?

 

Episode berikutnya


Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih