Manfaat Menulis Menurut Para Ahli Untuk Menyalurkan Emosi

Jumat, 29 Juli 2022

 

Menulis menyalurkan emosi


Sobat Dy, tentu pernah merasakan berbagai macam emosi negatif seperti sedih, marah, rendah diri, kesepian. Atau emosi positif seperti senang, bahagia, bersyukur, damai, dan lainnya. Yuk, kita cari tahu manfaat menulis yang menurut para ahli untuk menyalurkan emosi.

Manusia cenderung memilih emosi positif dibandingkan emosi negatif. Emosi yang hadir dalam diri manusia itu fitrah yang Allah berikan dengan tujuan yang baik. Emosi negatif cenderung ingin segera diakhiri, diabaikan, dengan harapan emosi negatif tersebut akan hilang dengan sendirinya. Namun, ternyata emosi tidak dapat dihilangkan dan tidak dapat diabaikan. 

 

Pengendalian Emosi

Emosi tidak dapat dikendalikan, tetapi respon terhadap emosi tersebut yang dapat dikendalikan. Ketika marah, sedih, emosi negatif yang datang kita terima dahulu. Kemudian responnya yang kita kendalikan.

Sejatinya emosi adalah energi, sehingga dia tidak bisa hilang. Namun, dia akan berubah bentuk. Emosi yang diabaikan lama kelamaan akan menumpuk sehingga sewaktu-waktu akan keluar tanpa sadar dan tidak dapat dikendalikan. Emosi yang muncul perlu diterima terlebih dahulu kemudian dialirkan.

Jika emosi negatif tidak dialirkan, maka seperti aliran air di sungai yang tidak lancar. Suatu hari akan meluap atau banjir. Emosi yang dihambat baik oleh orang lain atau diri sendiri tentu saja rasanya tidak mengenakkan.

Healing atau penyembuhan bisa dilakukan dengan cara katarsis. Katarsis adalah usaha yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan emosi yang sedang dirasakan. Penyembuhan dapat dilakukan dengan katarsis yang tepat, tidak berlebihan.

Berbagi menggunakan tulisan maupun curhatan pada orang lain dengan catatan emosi sudah netral. Jika langsung curhat dengan kondisi emosi yang masih marah, hal ini tidak akan menyelesaikan masalah. Mungkin saat itu akan terasa lega, tetapi tanpa disadari emosi negatifnya malah semakin besar. Selain itu seseorang yang dicurhati juga merasakan emosi yang sama. Maka sebaiknya saat mengeluarkan emosi pribadi dilakukan secara mandiri. Minta bantuan Allah dalam setiap prosesnya.

Indikasi emosi sudah netral adalah perasaan lebih lega, sudah berkurang bahkan tidak ada rasa sedih, marah, kesal terhadap kejadian atau seseorang yang menjadi pemicunya.


Manfaat Menulis Menurut Para Ahli Untuk Menyalurkan Emosi

Salah satu metode katarsis adalah menulis. Writing for healing adalah istilah yang biasa digunakan untuk kegiatan menulis dalam rangka melepaskan emosinya. Menulis adalah cara yang paling mudah yang bisa dilakukan oleh semua orang. Metode penyembuhan luka batin melalui menulis ini cukup efektif karena mudah dilakukan oleh siapapun dan kapanpun.

Menuliskan apa yang dirasakan baik emosi positif maupun negatif, akan menyalurkan emosi. Setiap orang bisa melakukannya secara mandiri atau self healing. Jika Sobat Dy pernah menulis buku harian. apa perasaan yang dirasakan setelah menulis? Ada sedikit perasaan lega, ini merupakan contoh healing dalam bentuk tulisan.


Teknis Menulis Untuk Healing

Ada dua cara yang dapat dipilih untuk mengalirkan emosi

Jurnal sampah

Jurnal ekspresi atau jurnal sampah. Dilakukan dengan cara membuat jurnal untuk mengalirkan ekspresi atau mengeluarkan perasaan apapun yang sedang dirasakan saat itu. Jurnal sampah sebaiknya dilakukan untuk diri sendiri, tidak perlu diterbitkan dimanapun termasuk di media sosial, sehingga nantinya akan menimbulkan masalah baru.

Jika Sobat Dy sulit mengingat emosi negatif atau luka yang timbul akibat emosi tersebut. Bisa melakukan lifeline mapping. Seperti membuat peta kehidupan. Buat kolom dari  fase 1-6 tahun, SD, SMP, SMA, kuliah, menikah. Kemudian tuliskan hal apa saja yang bisa membekas dan masih belum bisa memaafkan orang atau kejadiannya.

Setelah itu bisa memulai satu per satu dipilih, mau menyelesaikan perasaan yang mana. Kemudian tulis di jurnal sampah.

Jurnal hikmah

Biasanya didapatkan setelah perasaan lega, bisa dengan membaca ulang jurnal sampah. Kemudian menemukan hikmah dari setiap kejadian dan menuliskannya ke dalam sebuah karya. Berbeda dengan jurnal sampah yang sebaiknya tidak diterbitkan, justru jurnal hikmah dapat diterbitkan. Mungkin pengalaman yang diperoleh dapt menginspirasi orang lain.


Penutup

Emosi adalah fitrah yang tidak dapat dihilangkan karena dia bersifat kekal. Hal yang mungkin dapat dilakukan adalah menerima emosi tersebut kemudian menyalurkannya. Salah satunya adalah dengan menulis. Maka benar adanya manfaat menulis menurut para ahli untuk menyalurkan emosi. Bagaimana menurut Sobat Dy? Apa yang dilakukan jika sedang emosi? Tulis di kolom komentar ya.












29 komentar

  1. Saya memilih untuk berusaha melupakan emosi negatif ketimbang menuliskannya. Karena tidak ditulis pun, emosi negatif bisa melekat seumur hidup, apalagi ditulis. Sedangkan kita butuh mengumpulkan energi positif untuk menjalani hidup yang optimis dan berdaya guna.
    ada banyak tugas kehidupan dan deadline yang menunggu diselesaikan, tidak banyak waktu untuk penyelesaikan tugas dan kewajiban, sedangkan menuliskan perasaan negatif akan menyita waktu.
    Mungkin itu akan berguna bagi orang-orang yang masih labil dan sedang memetakan jati diri, tapi saya kira akan membuang-buang waktu untuk mereka yang sudah mature dan punya tujuan hidup yang jelas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pak, setiap orang mempunyai caranya masing-masing untuk release emosi

      Hapus
  2. ketika emosi dituliskan bagikuakan terasa lega karena bagiku lebih sulit hanya dengan melupakan begitu saja tanpa ungkapkan. nice tip untuk dibuat dalam jurnal sampah.

    BalasHapus
  3. Saya sudah menerapkan menulis jurnal hikmah. Saya tidak menerapkan menulis jurnal sampah atau yg biasa disebut katarsis. Teknik menulis jurnal memang ampuh untuk hidup lebih baik dan emosi memang harus dilampiaskan ke suatu hal yg positif. Kalau emosi dipendam, numpuk, bakal meledak suatu saat nanti.

    BalasHapus
  4. Menulis emang salah satu cara kita mengeluarkan emosi yang ada didalam diri kita. Aku sering banget ngelakuin hal ini. Dengan menulis jurnal sampah, aku bisa tau apa yang sebenarnya aku khawatirkan, dan perlahan akan menjadi lega

    BalasHapus
  5. Menulis untuk dikonsumsi publik perlu banyak reverensi. Biar bisa memberikan pemahaman dan juga nilai kepada pembacanya.
    Terima kasih kak dyah, dengan tulisan ini bisa memberi wawasan kepada saya manfaat menulis, walaupun terkesan terlambat. Setidaknya bisa memberikan saya semangat untuk mencari lebih banyak reverensi sebelum mengekspresikan diri melalui tulisan.

    BalasHapus
  6. Iya, itu juga alasan kenapa saya blogging. Somehow ketika blogging, saya kyk reveal semua unek-unek saya. Apalagi kalo udah ada yang komentar, rasanya kyk di dengerin banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya, sama saya juga gitu, kalau ada yang komentar apalagi komentar yang membangun, bukan pujian lo maksudnya, akan menjadi penyemangat saya untuk menulis lagi

      Hapus
  7. Menulis bisa jadi terapi bagi sebagian orang. Saya sendiri biasanya juga nulis di diary sejak SD dan itu cukup membantu mengenali perkembangan emosi diri sendiri. 😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. mengalirkan rasa, istilah kerennya, bagi sebagian orang memang berhasil

      Hapus
  8. menulis memang salah satu bentuk katarsis yang sangat efektif meredam emosi. makanya, ada metode writing for healing. meski cuma sekedar menulis tak beraturan, yang penting emosinya tersalurkan heheh

    BalasHapus
  9. Menulis memang memiliki banyak efek positif. Namun. Bangsa kita adalah bangsa yang suka bertutur "lisan". Jadi budaya menulis masih jarang ditemukan sebagai terapi ntuk mengendalian emosi.

    BalasHapus
  10. Writing for healing itu penting. Cuma jangan ngarep bisa jadi tenar/cuan gede dulu. Niatnya harus beneran healing. Nggak gitu bisa stres karena kecewa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau writing for healing ga akan mendapatkan cuan kak, karena tulisannya kan tidak dipublish, jadi orang lain tidak akan tahu

      Hapus
  11. Salah satu metode katarsis untuk menyalurkan emosi negatif itu ternyata menulis, ya. Menulis mmg banyak sekali manfaatnya, bahkan bisa jdi obat. MasyaAllahu

    BalasHapus
  12. aku belajar banyak hal juga dari menulis, karena sebelum menulis pasti biasanya membaca dlu mengenai apa yang mau ditulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. membaca akan menambah diksi dan informasi yang akan ditulis

      Hapus
  13. Setuju banget. Aku merasakan sekali efek dari menulis. Setelah menulis akan merasa fresh kembali.

    BalasHapus
  14. Emosi kadang susah untuk diluapkan apalagi kalau sedari kecil kurang diajarkan meluapkan emosi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. emosi yang dipendam lama kelaman akan meledak juga kak, dan akibatnya bisa lebih fatal

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih