3 Tahapan Mendidik Anak Menurut Ali bin Abi Thalib

Jumat, 03 Mei 2024

3 Tahapan Mendidik Anak Menurut Ali Bin Abi Thalib


Mungkin sebagian dari Sobat Dy akrab dengan quote "Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya karena dia hidup di zamannya, bukan di zamanmu". Quote tersebut merupakan pesan dari Ali bin Abi Thalib untuk orang tua. Oleh karena itu banyak juga orang tua yang penasaran terkait metode mendidik anak menurut Ali Bin Abi Thalib.

Saya jadi teringat penjelasan Bu Aisyah Dahlan menganalogikan quote tersebut. Otak anak  ibarat sebuah komputer, yang teknologinya berkembang terus menerus dan inovasinya mengikuti zamannya.

Jika dulu pada zamannya processor komputer pentium 3 sudah bagus. Saat ini hal tersebut sudah tidak berlaku karena sudah ada intel core i atau AMD ryzen. Sehingga piranti komputer zaman dulu dipakai saat ini tentu saja tidak bisa walaupun saat itu pentium 3 merupakan processor tercanggih.

Hal yang sama juga berlaku untuk mendidik anak. Jika saat ini mendidik anak menggunakan metode silam dimana kita didik orang tua kita, tentu saja tidak berlaku hal yang sama saat kita mendidik anak kita, karena processornya pun sudah beda. Kurang lebih analoginya seperti itu.

Lalu bagaimana tahapan medidik anak menurut Ali Bin Abi Thalib? Ada tiga tahapan yang akan kita diskusikan di artikel ini. Simak hingga akhir ya. Disclaimer saya bukan pakar pendidikan, hanya tertarik belajar tentang pendidikan anak. Semuanya saya lakukan demi pendidikan anak-anak kami.


Mengenal Sosok Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah anak Abu Thalib yang merupakan paman Rasulullah SAW. Selain itu, beliau juga merupakan orang kedua yang menerima dakwah Islam dari Rasulullah. 

Ali bin Abi Thalib merupakan sosok yang istimewa, beliau adalah khalifah keempat yang berkuasa sekitar empat hingga lima tahun (599-661M). Beliau juga menantu Rasulullah yang menikahi putrinya Fatimah Az-Zahra

Ali bin Abi Thalib merupakan sosok yang cerdas dan bijaksana, sehingga kerap dimintai nasihat oleh sahabat maupun orang yang berada di sekitarnya ketika mereka mengalami kendala dalam mengambil keputusan.

Nasihat-nasihat beliau pun kerap digunakan hingga saat ini, salah satunya seperti yang saya sampaikan di awal artikel. 


Quote Mendidik Anak


3 Tahapan Mendidik Anak Menurut Ali bin Abi Thalib

Dalam mendidik anak, Ali bin Abi Thalib membaginya menjadi 3 tahapan yang terbagi berdasarkan range usia anak. Tahapan ini juga dikenal dengan rumus 7x3, yaitu usia 0-7 tahun, 7-14 tahun dan 14-21 tahun.

Berikut penjelasan terkait tahapan mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib:

Tahap pertama usia 0-7 tahun

Pada tahap ini perlakukan anak seperti raja. Mengapa disebut seperti itu karena layaknya seorang raja yang dilayani, pun anak pada usia terebut dilayani dengan sepenuh hati dan tulus.

Namun, bukan berarti hal ini sama dengan memanjakan anak. Orang tua tidak memanjakan anak dan tegas pada hal tertentu yang sudah menjadi kebijakan setiap keluarga.

Menurut Ali bin Abi Thalib, cara terbaik mendidik anak adalah dengan lemah lembut, tulus, sepenuh hati, dan memberikan contoh yang baik. Pada rentang usia terebut anak dalam tahap belajar dan orang dewasa terdekat dengan mereka adalah orang tua.

Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka akan menyerap informasi apapun yang terlihat dan dirasakan oleh inderanya, seperti tingkah laku lembut, perbuatan santun, kata-kata yang sopan, sikap saling menghargai dan masih banyak lainnya. Baik informasi positif maupun negatif akan direkam oleh anak-anak.

Hal tersebut nantinya akan berdampak pada tumbuh kembang anak dan tentunya juga akan berpengaruh di masa depannya kelak.


Tahap kedua usia 8-14 tahun

Pada tahap kedua ini, sebaiknya orang tua memperlakukan anak sebagai tawanan. Hal ini hanya kiasan, bukan hal sebenarnya. Pada rentang usia 8-14 tahun anak sudah dapat memahami hak dan kewajibannya atau suatu hal yang diperbolehkan maupun dilarang.

Orang tua diharapkan dapat menakar hak dan kewajiban anak dengan seimbang sesuai usianya, misalnya salat 5 waktu, adab bergaul dengan teman, belajar atau mengerjakan tugas sekolah. Pada tahap ini aturan tentang disiplin sudah dapat diterapkan dan dilakukan berulang kali hingga melekat dan menjadi kebiasaan.

Anak pun sudah dapat memahami tentang tanggung jawab dan risiko atau konsekuensi yang akan diterimanya jika mereka melakukan pun melanggar aturan. 


Tahap ketiga usia 15-21 tahun

Pada tahap ketiga, renatng usia anak sudah memasuki akil baligh dimana anak sudah bukan anak-anak lagi, sehingga memposisikan diri sebagai sahabat sekaligus teladan bagi mereka merupakan cara metode yang tepat.

Pada usia akil baligh ada beberapa perubahan fisik dan psikologis pada anak-anak, di antaranya anak perempuan yang mengalami menstruasi, naka laki-laki mengalami mimpi basah, dan lainnya. Sehingga diharapkan orang tua dapat membangun kesadaran anak terkait hal ini.

Layaknya seorang sahabat yang berdiskusi, mendukung dan mengarahkan potensinya sehingga dapat berkembang optimal sekaligus mengajarkan anak untuk bertanggung jawab. Tingkatan tanggung jawabnya pun berbeda dengan tahap pada rentang usia sebelumnya.

Mengapa orang tua memposisikan sebagai sahabat? Agar anak mau bersikap terbuka mengenai keadaan yang mereka hadapi untuk mencari solusi akan kendala yang mungkin dihadapi. Selain itu, agar anak tidak merasa terkekang.

Hal-hal penting ini perlu dilakukan agar anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab, berkarakter, mandiri, cekatan, dan dapat diandalkan saat dewasa kelak. 

Tahapan Mendidik Anak Menurut Ali bin Abi Thalib

Penutup

Ada 3 tahapan mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib yang dapat Sobat Dy terapkan pada anak-anak. Tentunya hal ini didiskusikan terlebih dulu dengan pasangan ya. Artikel tentang mendidik anak agar disiplin dan tanggung jawab sejak dini juga dapat menjadi tambahan referensi.

Semoga artikel ini bermanfaat ya. Sobat Dy juga dapat berbagi cerita tentang pola asuh yang diterapkan di keluarga Sobat Dy.


Referensi

1. Tahap Mendidik Anak Menurut Islam Ala Ali Bin Abi Thalib - https://kanalsembilan.net/detailpost/tahap-mendidik-anak-menurut-islam-ala-ali-bin-abi-thalib

10 komentar

  1. Anakku masih masuk di tahap pertama, si peniru ulung. Karena hampir 24 jam sama aku, kata bapaknya dia adalah versi mini ku ehehhe. Cara ngomong ditiru, cara marah ditiru. Hadeh

    BalasHapus
  2. Anakku usia 6 tahun ini sudah aku ajari soal sholat, trus cerita tentang agama dan makanan yang boleh dimakan dan tidak. Tantangan terbesar disini kita sebagai orang tua harus memberikan pengetahuan soal agama yang baik, karena disini tidak sedetail di Indo Cara belajarnya

    BalasHapus
  3. Aku sedang pada fase mendidikan ke 3 anak ku pada tahap pertama usia 0-7 tahun. Anak pertamaku usia 7 tahun, anak ke 2 usia 3 tahun dan anak ke 3 usia 3 bulan. Banyak tantangannya. Selalu berusaha belajar menjadi lemah lembut, tapi susahhh bangetttttt.... hehe... apalagi kalau kena anak-anak tantrum.. Ambyar deh..

    BalasHapus
  4. Ya benar sekali
    Tahapan ini sangat penting jadi acuan.dalam mendidik anak

    BalasHapus
  5. Masyaallah, selain parenting sunnah ada juga parenting menurut Ali bin Abi Thalib ya Mba. Siap mempraktekkan

    BalasHapus
  6. Wah ini sama banget seperti yang suamiku bilang kalau di usia 0-7 tahun kita ikutin maunya anak tapi ya bukan berarti manjain anak. Baca artikel mbak Dy bikin aku inget nasehat suami. Masya Allah ternyata dia merujuk pada parenting Ali Bin Abi Thalib.

    BalasHapus
  7. Masya Allah, sahabat Ali bin Abi Thalib sangat patut untuk diteladani kebijakannya. Bahkan sampai hari ini pun gaya parentingnya masih bisa diterapkan sesuai zaman kita sekarang.

    BalasHapus
  8. Tertampar banget nih, aku masih dalam tahap 1 tapi masih banyak banget PR nya aku perlu save artikel ini deh hehehe

    BalasHapus
  9. Masya Allah ternyata tahapan mendidik anak itu udah ada dari zaman Ali Bin Abi Thalib ya Kak. Terus dibedakan berdasarkan tahapan usianya. Iya sih orang tua itu emang harus bersikap sebagai sahabat supaya anak mau terbuka menceritakan segalanya

    BalasHapus
  10. Masya Allah, zaman segitu, belum banyak praktisi parenting, Islam sudah memiliki ilmu itu berdasar penerapan dari para sahabat, dan juga tentunya teladan dari Rasulullah.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih