Ingin Tahu Pola Asuh Yang Tepat Untuk Balita? Ikuti Tips Berikut!

Jumat, 07 Juni 2024

 Pola Asuh Yang Tepat Untuk Balita

Halo Sobat Dy. Anak merupakan anugerah Tuhan yang dinanti-nanti oleh pasangan yang sudah menikah, bukan? Bagi saya dan suami yang cukup lama menanti buah hati, kehadirannya di keluarga kecil kami sangat membahagiakan.

Namun, dibalik kebahagiaan itu juga terselip rasa bingung tentang pola asuh pada anak. Bagaimana ya pola asuh yang tepat. Selain itu, informasi tentang pengasuhan pun banyak beredar. sehingga rasanya seperti tsunami info dan kebingungan sendiri. Duh seandaianya ada sekolah menjadi orang tua mungkin lebih baik ya.

Sebagaimana kita ketahui pola asuh antara anak dan orang tua proses interaksi antara anak dan orang tua dengan strategi tertentu. Sobat Dy, juga dapat menyimak tentang pola asuh yang baik untuk anak di artikel sebelumnya. Di artikel tersebut membahas tipe-tipe pola asuh yang dapat diterapkan untuk anak secara umum.

Namun, bagaimana pola asuh yang tepat untuk balita? Simak artikel ini hingga akhir ya. Kiat akan membahas satu per satu pola asuh yang dapat mendukung perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritualnya sejak dalam kandungan hingga dewasa. 


Pentingnya Pendidikan Saat Balita

Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan. Sebuah bangsa akan berkembang dan maju apabila penduduknya memiliki pendidikan yang baik, karena hal ini merupakan hal essensial untuk membangun negeri.

Oleh karena itu, sebaiknya pendidikan pun diberikan sedini mungkin. Para ahli pun menyampaikan jika pola asuh yang dilakukan salah atau tidak tepat pada usia dini, akan memicu terbentuknya pribadi yang bermasalah di masa depannya kelak.

Usia balita merupakan masa emas bagi setiap anak, karena pada usia ini anak dapat menyerap informasi hingga 80%. Pola asuh yang tepat dapat menumbuhkan fitrah belajar anak dengan optimal, karena sejatinya anak adalah pembelajar sejati. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan memiliki budi pekerti yang baik. 


parenting muslim


Pola Asuh Yang Tepat Untuk Balita

Pilihan pola asuh yang akan dilakukan dalam keluarga bukanlah keinginan salah satu pihak saja. Sebaiknya hal ini dibicarakan antara ayah dan ibu, karena pengasuhan anak merupakan tugas dan tanggung jawab kedua orangtuanya, bukan salah satu saja.

Berikut pola asuh yang tepat untuk balita:

Ayah dan ibu kompak

Sobat Dy dapat berdiskusi dengan pasangan terkait nilai moral yang akan diwariskan pada anak, kebutuhan tumbuh kembang anak. Jika ayah dan ibu kompak dalam pola pengasuhan, anak tidak akan bingung. 

Kekompakan orang tua dalam pengasuhan juga memberikan contoh pada anak untuk bekerja sama dengan orang lain. 


Memberikan contoh

Anak merupakan peniru ulung, sehingga ia akan menyerap informasi apapun dari lingkungan sekitarnya. Jika contoh yang diberikan baik, dia pun akan meniru baik begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya memberikan contoh yang baik agar anak pun meniru contoh yang diberikan tersebut.

Misalnya untuk membentuk pola makan sehat, orang tua dapat memberikan contoh bahwa makan dilakukan dnegan kondisi duduk, menikmati makan sayur dengan nikmat. Contoh tersebut akan ditiru anak.

Berikan pujian jika anak melakukan tindakan yang baik dan diskusikan dengannya jika anak berperilaku tidak baik. 


Komunikasi produktif

KISS atau keep information short and simple. Pola komunikasi yang mudah dipahami anak adalah kalimat yang sederhana, singkat dan bermakna. Sehingga anak mudah memahaminya. Anak belum dapat memahami perintah menggunakan kalimat panjang, apalagi kalimat majemuk.

Komunikasi yang dilakukan secara intensif dan efektif akan mendukung anak dalam kehidupan sosialnya kelak. Orang tua yang sering berkomunikasi dengan anak akan mempengaruhi kecerdasan anak, lebih percaya diri, dan lebih ceria.


Disiplin

Disiplin dapat dilakukan dari hal yang sederhana lo dan dapat dilakukan sejak usia dini. Misalnya ajak anak untuk merapikan mainannya setelah bermain, makan utama yang teratur dengan jam yang sama setiap harinya. 

Polanya dapat disesuaikan dengan tahapan usia anak. Hal ini akan emmbentuk anak menjadi pribadi yang mandiri saat dia dewasa kelak. Tips mendidik anak disiplin sejak dini dapat disimak di artikel sebelumnya.


Konsisten

Kedua orang tua harus konsisten terhadap aturan atau nilai yang ditanamkan pada anak-anak. Berikan penjelasan yang akurat menggunakan bahasa sederhana yang dapat dimengertinya mengapa suatu hal boleh ataupun tidak boleh.

Jika hal ini dilakukan berulang, anak akan mengerti dan dapat membedakan man hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan atau mana hal yang benar dan mana hal yang salah.


Tunjukkan cinta

Seorang anak berhak mendapatkan cinta dari kedua orang tuanya bukan? Bukan hal yang tabu untuk untuk menunjukkan bahwa orang tua mencintai anaknya. Justru hal ini diperlukan anak untuk meningkatkan rasa percaya diri anak dan menyadari bahwa dia berharga.

Sehingga saat orang tua menegur  atau ketika dia menerima hukuman karena kesalahannya, anak menyadari bahwa itu demi kebaikannya, bukan karena orang tua tidak mencintainya. Orang tua dapat menunjukkan rasa cintanya dengan cara memeluk, memuji secukupnya, memberi perhatian atau disesuaikan dengan bahasa cinta anak.


Bimbing anak mengatur emosinya

Apakah Sobat Dy kerap mendapati seorang anak usia 1 hingga 4 tahun tanrum? Kadang orang tua bingung kenapa tiba-tiba anaknya menangis meraung-raung atau marah yang ekstrim.

Hal ini dikarenakan anak belum dapat mengutarakan keinginannya atau bisa juga anak belum dapat merespon hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Hal ini wajar karena anak pun masih dalam proses mengenali emosinya.

Orang tua dapat mengurangi frekuensi tanrum, durasi tanrum dan tingkat kemarahannya saat tanrum dengan cara membimbing anak untuk mengenali emosinya. Berikut tipsnya:

-Tidak bereaksi berlebihan saat anak menolak keinginan orang tua. Sobat Dy dapat mengalihkannya sementara kemudian mengulang kembali perintah sebelumnya.

-Tawarkan pilihan, misal berikan pilahn baju yang akan dikenakannya setelah selesai mandi.

-Ajak anak untuk mengkomunikasikan perasaannya setelah melakukan sesuatu atau mendapatkan perilaku tertentu. Misalkan anak kecewa karena mainannya dirusakkan teman, dampingi dan validasi perasaannya.


Penutup

Pola asuh yang tepat sejak dini dapat mendukung tumbuh kembangnya dengan baik. Wajar jika orang tua berusaha memberikan pola asuh yang tepat untuk putra putrinya. Bagaimana dengan Sobat Dy? Tentunya juga akan melakukan hal yang sama bukan?

Sobat dapat bercerita tentang pola asuh yang tepat untuk balita berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan selama ini di kolom komentar. Simak juga artikel berikutnya tentang mengasah keterampilan problem solving.


Referensi

1. https://edukasi.kompas.com/read/2021/11/21/172941871/9-pola-asuh-orangtua-yang-baik-pada-anak.


18 komentar

  1. Menjadi orang tua adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan suka dan duka. Salah satu tantangan terbesar dalam mengasuh anak adalah menentukan pola asuh yang tepat. Tips-tipsnya sangat bermanfaat dan mudah diterapkan. Saya yakin banyak orang tua yang akan terbantu dengan informasi ini.

    BalasHapus
  2. Kalau orangtua gak kompak, anak tidak hanya bingung. Biasanya juga jadi cenderung menuruti salah satu orangtua. Akhirnya orangtua yang gak diturutin jadi baper. Kemudian timbul perdebatan. Memang kekompakan antara ayah dan ibu sangat penting.

    BalasHapus
  3. Kompak untuk urusan parenting anak ya koleb antara ayah dan bunda, semoga dengan pola asuh yang benar, tumbuh kembang anak semakin sempurna, thanks untuk tulisan yang keren ini

    BalasHapus
  4. Banyak informasi parenting malah jadi bingung ya mbak Dy. Kalau kata dr. Aisyah Dahlan, kenali love language anak dulu, baru kita bisa melakukan pola asuh. Udah fokus itu aja sama anak kita.

    Bener banget anak peniru ulung, Aqlan aja selalu ngikutin apa yang aku bilang dan lakukan. Makanya aku jadi hati2 banget sekarang, takut dicontoh sama anak pas lagi khilaf, hehe.

    BalasHapus
  5. Pola asuh yang tepat untuk balita sangatlah membantu ayah bunda menanamkan karakter untuk masa depannya. Peran orang tua dalam bekerja sama mengasuh, mengasah, dan mengasih menjadi sangat penting pada masa keemasan anak.

    BalasHapus
  6. Pelatihan bagi balita memberikan fondasi yang kuat untuk perkembangan mereka di berbagai aspek kehidupan. Dengan merangsang kemampuan kognitif, sosial, emosional, dan motorik, serta meningkatkan kepercayaan diri dan kesiapan sekolah, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan perhatian dan dukungan yang tepat dalam fase perkembangan ini.

    BalasHapus
  7. Menjadi orang tua memang harus selalu belajar ya, Mbak. Pola asuh yang baik dan tepat memang penting banget diberikan sejak dini. Lebih mudah menulis di atas batu, ketimbang di atas air.

    BalasHapus
  8. Bagian "blita belum banyak mengerti tentang kesalahan dan kebenaran" ini sering emang terlupa. Kalau kata Ustadz yang pernah saya dengar, masa kita yang sudah dihisab, marah sama yang belum dihisab? Hubu

    BalasHapus
  9. Dari semenjak balita sudah mulai berarti ya adanya didikan dan konsekuensi buat jadi pembelajaran dan adaptasi si kecil. Noted nih kak

    BalasHapus
  10. Masa Balita sering disebut-sebut sebagai masa emas dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga asupan yang diberikan harusnya yang baik-baik sehingga kelak membentuk kepribadiannya menjadi generasi yang baik, bijak dan bersemangat menatap masa depan

    BalasHapus
  11. Tercerahkan lagi nih untuk pola asuh yang tepat. Walau sudah punya anak 1 yang mau masuk SD dan satu masih bayi tetap banyak cari informasi perihal pola asuh. Apalagi karena setiap anak berbeda. Paling utama si ayah dan ibu harus kompak.

    BalasHapus
  12. Komunikasi antar pasangan untuk memutuskan pola parenting untuk anak memang sangat penting, ya, biar disepakati bersama, bukan keputusan sebelah pihak saja

    BalasHapus
  13. Sebagai orang tua memang kudu jeli dengan tumbuh kembang anak dan pola perkembangannya. Perbanyak komunikasi dengan pasangan pula untuk membicarakan perkembangan anak. (Supadilah/Padil)

    BalasHapus
  14. Sepakat sekali bahwa penerapan pola asuh harus atas kesepakatan kedua orang tua. Jadi harus kompak, harus sekata. Agar anak juga tidak mengalami kebingungan dan proses penanaman nilai dan pembiasaan yang dilakukan ortu lebih maksimal.

    BalasHapus
  15. kalau aku melihat orang tua yang memberikan penjelasan ke anak dari A - Z, jadi heran liatnya, bener juga mbak, anak umur kurang lebih 3 tahun - 4 tahun masih kurang begitu paham mengenai bahasa-bahasa yang kadang dipake orang tua
    memang tiap orang tua punya pola asuh sendiri, dan pastinya mereka semua ingin anaknya bisa mendapat "asupan didikan" yang baik

    BalasHapus
  16. Bener banget lho mbak Anak itu peniru ulung, mudah banget menyerap informasi apapun dari lingkungan sekitarnya. Jika contoh yang diberikan baik, dia pun akan meniru baik begitu pula sebaliknya

    BalasHapus
  17. Setuju nih dengan pola asuh yang tepat memang harus dibiasakan atau diterapkan sejak dini, sayangnya terkadang masih ada juga keluarga atau orang terdekat malah kurang mendukung atau tidak ingin mengikuti apa yang kita terapkan pada anak.

    BalasHapus
  18. aku sempet stress mba karena tsunami info tentang parenting, waktu itu masih punya anak satu sih, lalu anak kedua dan ketiga aku lebih tenang ga makan mentah-mentah informasi biar ga stress hihi

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih