Mengenal Emosi Dalam Buku Tuntas Emosi

Senin, 22 Mei 2023

 

tuntas emosi

Hai Sobat Dy, saya kembali lagi untuk mereview buku edisi terbaru seri tuntas. Saya mempunyai beberapa koleksi buku yang ditulis Bu sejak masih bergabung di Griya Parenting. Ada juga buku yang ditulis bersama Ustad Miftahul Jinan.

Buku Tuntas Emosi, Pendidikan Keluarga untuk Mengembangkan Kecerdasan Emosi merupakan serangkaian buku 'tuntas' yang ditulis Bu Ani sejak 2018. Saya sudah mereview buku Tuntas Seksualitas, buku Tuntas Kemandirian, sedangkan untuk Buku Tuntas Toilet Training sengaja saya tidak mengoleksinya karena anak-anak saya sudah melalui tahapan toilet training.


Spesifikasi Buku

Sebelum lebih jauh membahas tentang buku Tuntas Seksualitas, berikut spesifikasi bukunya :

Judul Buku : Tuntas Emosi, Pendidikan Keluarga untuk Mengembangkan Kecerdasan Emosi

Penulis : Ani Christina dan Diah Mahmudah

Penerbit : Filla Press

Cetakan : 1, Januari 2023

ISBN : 978-623-96369-8-2

Tebal buku : xviii + 186


Latar Belakang

Umumnya emosi diidentikkan dengan marah, sedangkan marah adalah salah satu jenis emosi. Dalam bukunya Emotional Intelligence, Daniel Goleman menyampaikan bahwa ada delapan jenis emosi, yaitu marah, cinta, kenikmatan, takut, sedih, malu, terkejut, dan jijik.

Menurut Goleman, mengenal emosi adalah tahapan untuk meraih kecerdasan emosi. Bagaimana kita sebagai orang tua dapat mengajarkan kecerdasan emosi pada anak, jika kita sendiri belum mengenal ragam emosi.

Sayangnya edukasi tentang kecerdasan emosi ini kurang diminati oleh keluarga Indonesia dibandingkan kecerdasan intelektual. Sedangkan berdasarkan riset kecerdasan emosi  mempunyai pengaruh lebih besar terhadap kesuksesan seseorang jika dibandingkan dengan kecerdasan intelektual.

Berdasarkan hal tersebut dua praktisi dua praktisi yang bergerak di bidang pendidikan dan psikologi yaitu Ani Christina dan Diah Mahmudah. Beliau berdua membagikan pengalamannya baik personal maupun profesional dalam mendampingi tumbuh kembang anak.

ani christina dan diah mahmudah


Pernahkah sobat Dy mendengar istilah "raise your child, raise your self"? Saya pertama kali mendengarnya saat tergabung dalam komunitas Ibu Profesional. Di kesempatan lain saya akan cerita tentang ini ya. Saat kita sedang menumbuhkan beragam potensi anak, sejatinya kita pun sedang menumbuhkan potensi diri kita sendiri. Ini benar adanya, lo. Saya sudah praktikan hal ini dan akhirnya saya menikmati proses itu dan saat ini masih berproses.


Sinopsis Buku

"Emosi anak merupakan wilayah emosi ibunya. Kehidupan emosi ibu yang sehat adalah prasyarat utama untuk kehidupan emosi anak yang sehat" - Tuntas Emosi, halaman 5.

Seorang ibu yang tidak tulus mencintai anaknya karena terluka dan sakit hati, emosi ibu yang belum tuntas, akan berpengaruh pada emosi anak. Anak akan mudah marah dan bersikap tantrum terus menerus karena kurangnya sentuhan ibu.

Seorang ibu yang keras, terlalu disiplin, kurang lemah lembut dalam mendidik anak akan mengakibatkan saat anak dewasa mudah marah tanpa memikirkan perasaan orang lain. Sentuhan lembut seorang ibu sangat berpengaruh pada perkembangan emosi anak, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah marah, kurang berempati, dan sulit memahami orang lain.

"Peran ayah di masa kanak-kanak adalah mencontohkan sikap tegas agar anak-anak bisa mengendalikan emosinya" - Tuntas Emosi, halaman 9.

Anak membutuhkan figur ayah, agar anak tidak memiliki konsep diri yang rendah, tegas dengan prinsip hidup, dan percaya diri.  

Di dalam buku ini juga membahas bagaimana ponsel, media sosial sudah merenggut kelekatan emosi yang seharusnya terjadi. Jiwa yang hampa karena kosongnya tangki cinta dari ayah dan ibu, diisi oleh telepon pintar dalam genggaman sejak bangun tidur hingga tidur lagi. Bagaimana anak akan belajar tentang emosi bahkan empati jika kesehariannya hanya dipenuhi layar datar, miris.

Di dalam Buku Tuntas Eoosi ini juga dijelaskan bagaimana pendidikan tuntas emosi saat anak usia dini, usia prabaligh, dan usia baligh. Penanganan yang diperlukan setiap tingkatan usia tentunya juga berbeda bukan, tidak bisa disamakan. 

Saat kita sudah tuntas emosi dengan diri sendiri, maka kita dapat menjalani kehidupan dengan jiwa yang tenang. Saat dimana kita dapat mengikhlaskan setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini, baik yang lalu, saat ini dan yang akan datang.

Ujian hidup akan sellau ada. Ujian yang merupakan bentuk kasih sayang Allah agar kita dapat menjalani kehidupan denga ketakwaan hingga nanti saatnya kita kembali untuk menghadapNya.

blurb buku tuntas emosi


Penutup

Buku Tuntas Emosi ini menarik karena menjelaskan secara lengkap hal yang terkait emosi. Mulai dari fenomena tidak tuntas emosi hingga pendidikan tuntas emosi sejak usia dini, usia pra baligh, dan usia baligh.

Buku ini sesuai dengan harapan saya saat membaca blurb yang terletak di bagian belakang buku. Buku yang tidak hanya mengenalkan emosi, tetapi juga kecerdasan emosi. Selain itu tidak hanya untuk pendidikan anak, tetapi sekaligus juga untuk perkembangan emosi orang tua. Tak salah jika judulnya Tuntas Emosi, Pendidikan Keluarga untuk Mengembangkan KEcerdasan Emosi.

35 komentar

  1. Bagus banget bukunya untuk bahan parenting dan buku penunjang ilmu psikologi. Dulu pun aku sempat berpikir kalau emosi itu identik dengan rasa marah.

    BalasHapus
  2. Sejak membaca buku Emotional Intelligence-nya Daniel Goleman, saya menyadari betapa kita orang Indonesia ini kurang mengenali emosi diri. Saya sejak saat itu mulai mengenal emosi sendiri, mengidentifikasi perasaan, dan menamainya. Setelah itu menentukan apa reaksi yang harus saya keluarkan.

    Dalam buku Tuntas Emosi:
    "Emosi anak merupakan wilayah emosi ibunya. Kehidupan emosi ibu yang sehat adalah prasyarat utama untuk kehidupan emosi anak yang sehat"

    --- nah, ini saya merasakan banget dan belajar keras untuk memiliki emosi yang sehat dan ternyata tidak mudah :( ... tentunya bukan berarti tidak mungkin. :)

    Terima kasih sudah berbagi, Mbak Dyah . ^__^

    BalasHapus
  3. wah ... soal segala sesuatu tentang emosi mengingatkan saya akan film inside out. Memang bagus banget kalau kita dan generasi setelah kita makin paham dengan aneka emosi manusia ya. Makin mampu mengenali emosi, makin mampu kita mengendalikannya.

    BalasHapus
  4. Ini semacam buku panduan untuk mengetahui berbagai macam emosi pada berbagai umur ya mba? Memang tak mudah mengatasi emosi yang beragam ya, kita harus belajar untuk mengetahui cara menghadapinya dan solusi dari emosi tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, diberikan contoh juga respon anak dan cara untuk mengendalikan emosinya

      Hapus
  5. Duh, ternyata peran ayah ini ikut menentukan ketegasan anak kelak dalam mengatur emosi ya ...
    Sementara kondisi terbalik justru terjadi di keluarga saya. Hem... Harus bisa segera dihentikan nih
    Semoga belum terlambat

    BalasHapus
  6. Buku Tuntas Emosi bener-bener membantu orangtua dalam mengurai apa itu emosi sendiri dan semoga dengan ibunya membaca juga bisa diterapkan saat mengasuh ananda. Penting sekali utnuk cerdas kelola emosi, agar tidak berlebihan ketika ada masalah yang dihadapi.

    BalasHapus
  7. aku dulu pernah jadi emak sumbu pendek😂 susaahhh bgt kelola emosi dgn sehat
    kyknya perlu baca buku ini yha

    BalasHapus
  8. Ya Allah tersentil banget baca tulisan ini.. kayaknya mesti baca bukunya ini...

    BalasHapus
  9. langsung cari bukunya di ipusnas nih mbak, tentang kebutuhan regulasi emosi yang sering terabaikan, jangan sampai nak anak ngalamin kayak emaknya ini, baru belajar validasi emosi pas udah gede

    BalasHapus
  10. Menarik bukunya, saya setuju banget bahwa emosi orang tua berpengaruh terhadap jiwa anak.

    BalasHapus
  11. Aku harus baca buku ini. Beli dimana ini mbak? Menarik banget.

    BalasHapus
  12. Buku tuntas emosi ini menarik juga buat dibaca. Penting banget memang kalau bisa kelola emosi biar kehidupan lebih tentram. Pe we buat saya terutama kalau berhadapan dengan anak.

    BalasHapus
  13. Kecerdasan emosi itu ternyata penting juga selian kecerdasan intelegensi ya. Jadi ingat dulu pas ikut ESQ

    BalasHapus
  14. Wah mbak Dy aku juga ikut webinar launching dan buku tuntas emosi. Tapi, belum punya bukunya hihi.

    BalasHapus
  15. Baguss nih mengelola emosi penting duh aku masih PR lhoo soal emosi ini apalagi PMS (gusti yeni)

    BalasHapus
  16. buku yang bagus untuk membantu orangtua memahami emosi pada anak dan juga melatih orang tua untuk menahan emosi.

    BalasHapus
  17. Saya rasa buku benar-benar cocok untuk orang tua baru yang berencana punya anak dan ingin lepas dari masa lalu yang menyakitkan.
    Susah rasanya kalau gegabah pengen punya anak langsung tapi ilmu untuk kontrol emosi sendiri masih bermasalah

    BalasHapus
  18. Sebelum mengelola emosi anak, emang harus bisa menyelesaikan emosi diri sendiri dlu dan juga dgn pasangan ya Mba. Masuk wishlist dlu deh buku ini, smoga bsa segera menyelesaikan buku yg sdg kubaca

    BalasHapus
  19. Saya setuju kalau emosi ibu yang baik, akan menularkan emosi kebaikan juga buat anak. Pun sebaliknya.
    Hanya saya emang tidak bisa menahan amarah. Sering lepas kontrol dan baru setelah itu menyesal. Padahal anak sudah merasakan imbas amarah dari saya itu. Sedih jadinya

    BalasHapus
  20. kayanya aku butuh banget buku ini. Sebab, masih sering keceplosan emosi terumbar tanpa kontrol.

    BalasHapus
  21. Saya pernah ketemu orang yang kalau marah ngomongnya sesuka hati. Dia nggak peduli perkataannya akan menyinggung orang lain. Selidik punya selidik, ternyata keluarganya berwatak keras dan nada bicaranya pun kencang. Memang hasil didikan sejak kecil akan kelihatan setelah dewasa, jika yang bersangkutan enggan instropeksi diri.

    BalasHapus
  22. Tepat sekali isi dengan judul buku ya, Tuntas Emosi, yang tidak hanya mengenalkan emosi, tetapi juga kecerdasan emosi yang tak hanya penting untuk pendidikan anak, tetapi juga untuk perkembangan emosi orang tua. Bagus sekaliiii!

    BalasHapus
  23. Buku yang menarik Mbak. Memang mengelola emosi kita dan anak itu tidak mudah ya? perlu kontrol yang tinggi juga.

    BalasHapus
  24. Penulis buku Tuntas Emosi, Pendidikan Keluarga untuk Mengembangkan Kecerdasan Emosi ini pakar banget. Dan berharap, sembari membaca bukunya langsung praktek untuk memahami jenis emosi dan mengendalikannya dengan cara yang bijak.

    BalasHapus
  25. Jadi pengen baca versi lengkapnya.. Kalo udah urusan bahas emosi suka tertarik banget deh aku, biar ngeuh sama emosi sendiri dan selesai dengan diri sendiri biar nggak meneruskan emosi tak baik ke anak suatu hari nanti

    BalasHapus
  26. Bukunya bu Ani ya mbak? Bagus ya.
    Memang perly banget mengenal beragam emosi, apalagi saat menjalani pengasuhan ya mbak

    BalasHapus
  27. Ternyata ada pengaruhnya ya, emosi ortu ke anak-anaknya. Banyak orang yang pinter akademis, tetapi menghadapi orang lain engga tahu harus bersikap kayak apa...

    BalasHapus
  28. Sepertinya menarik buku ini Mba, apalagi bahasannya terasa to the point, tentang emosi.

    BalasHapus
  29. masyaAllaah kayaknya lengkap banget nih mbaa.. pengen ikutan jugaaa baca.
    berarti ni indiee yang nerbitkaan

    BalasHapus
  30. Kemana saja ya saya selama ini. Kalau saja dulu teredukasi dengan baik tentang emosi .. setidaknya bisa mengelola emosi dengan baik dan benar. Mau baca ah bukunya

    BalasHapus
  31. Bagus ya Mbak bukunya. Tuntas emosi jadi salah satu tantangan orangtua dalam memperhatikan tumbuh kembang anak. Peran ayah dan ibu harus seimbang agar anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang tenang, tegas, dan bisa memposisikan diri dengan baik di masyarakat.

    BalasHapus
  32. Menarik ya mba bukunya. Bisa paham banget masalah macam-macam emosi lewat buku ini. Bisa jadi pegangan juga untuk orang tua yang ingin memperkenalkan emosi kepada anak

    BalasHapus
  33. Buku bagus banget ini untuk parenting mbak. Bisa aku beli buat proses parenting sama anak-anak. Karena urusan emosi ini harus pelan2 diajarkan pada anak. Makasih rekomendasinya ya.

    BalasHapus
  34. wah bukunya ini perlu banget nih dibaca sama orang tua kayak saya biar bisa memahami emosi anak. bicara tentang jenis emosi jadi ingat sama film inside out yang juga membahas tentang emosi dalam diri kita

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih