Sebuah Fase Perjalanan Hidup Manusia Dalam Rantau 1 Muara

Minggu, 08 Oktober 2023

Fase perjalanan hidup manusia


Pilihan buku yang akan saya baca kali ini jatuh pada Rantau 1 Muara. Sebuah buku karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel terakhir dari rangkaian trilogi best seller karyanya, yaitu Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, dan Rantau 1 Muara.

Novel yang menarik dengan latar belakang masa reformasi, krisis moneter di Indonesia dan tragedi pesawat yang menabrak menara kembar di WTC, New York, Amerika. Walaupun saya belum membaca kedua seri sebelumnya, saya dapat mengikutinya, karena sebagian cerita dua novel sebelumnya juga diceritakan kembali.

Selain itu, novel yang menggunakan latar belakang peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia juga banyak berisi kalimat menginspirasi. Nasihat yang disampaikan, dikemas apik tanpa terkesan menggurui pembaca. Saya menyukai pemilihan diksinya.


Spesifikasi Buku

Judul: Rantau 1 Muara

Penulis: Ahmad Fuadi

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 978-979-22-9473-6

Tahun terbit: Cetakan pertama Mei 2013


Ahmad Fuadi

Sebelum membahas bukunya, yuk berkenalan dengan Ahmad Fuadi, penulis novel.  ini. Ahmad Fuadi sebelumnya pernah menempuh pendidikan agama di Pesantren Gontor. Jika membaca biografi Ahmad Fuadi seperti melihat sosok Alif Fikri, tokoh dalam novel ini di kehidupan nyata.

Kesamaan lainnya adalah keduanya merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran, Bandung. Keduanya pernah mengikuti program pertukaran pelajar di Quebec, Kanada dan di Singapura. Profesi keduanya pun sama yaitu:wartawan sebuah harian yang sempat dibredel pemerintah saat orde baru. Hanya beda nama saja sih. 


Fase Perjalanan Hidup Manusia

Setiap manusia mempunyai fase perjalanan hidup masing-masing. Tak terkecuali Alif yang menjadi tokoh utama dalam novel ini. Alif Fikri seorang mahasiswa yang cerdas dan berhasil meraih nilai terbaik. Selain itu, dia juga telah mengikuti pertukaran pelajar di Quebec, Kanada dan di Singapura.

Namun, prestasinya tersebut tidak menjamin dia mendapatkan pekerjaan yang bergengsi, karena dia lulus saat terjadi krisis moneter di Indonesia. Banyak perusahaan yang gulung tikar dan melakukan efisiensi secara besar-besaran saat itu, sehingga tidak dapat menerimanya untuk bekerja. Pucuk dicinta ulam tiba. Alif mendapatkan panggilan untuk bekerja di sebuah harian nasional Derap, karena pemerintahan telah berganti, harian Derap yang tadinya dibredel mulai terbit lagi.

Alif sosok yang sederhana, dia tidak berfoya-foya. Sebagian uang yang diperolehnya digunakan untuk biaya hidup, dikirim ke  ibunya dan untuk biaya sekolah kedua adik perempuannya. Hingga suatu saat dia berada dalam persimpangan tentang tujuan hidupnya, untuk apa dia hidup? 

Di satu sisi gaji yang diperolehnya sebagai wartawan tidak cukup untuk membiayai ibu dan adik-adiknya, apalagi untuk menikah. Namun, di sisi lain Alif suka menulis dan profesinya sebagai wartawan. Akankah dia terus menjadi wartawan?

Perenungannya pun mendapat jawaban, bahwa yang dia kejar dalam hidup ini adalah ilmu, sehingga dia membulatkan tekad untuk melanjutkan program magisternya. Negara yang ditujunya adalah salah satu negara di Amerika. 

Dia berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan beasiswa fullbright. Konon untuk mendapatkan beasiswa yang satu ini tidak mudah. Tiap hari dia berlatih TOEFL.

BEasiswa yang diimpikan pun dapat diraihnya dan dia juga telah mendapatkan perguruan tinggi yang menerimanya untuk melanjutkan program magisternya.

Setelah selesai pendidikannya, dia tetap tinggal dan bekerja di Amerika. Pujaan hatinya yang akhirnya dinikahinya, DInara juga memperoleh pekerjaan di Amerika, tentu saja keduanya tetap berprofesi sebagai wartawan.

Penghasilan yang diperolehnya cukup besar sehingga dia dapat membiayai adik-adiknya sekolah. Namun, kenyamanan itu terusik saat terjadinya sebuah peristiwa pesawat menabrak gedung WTC di New York.

Hidup adalah sebuah perjalanan. Baik suka maupun duka, tawa maupun tangis, menederita maupun bahagia, berhasil maupun terpuruk. Semuanya adalah fase perjalanan hidup manusia. Ahmad Fuadi menuturkannya dengan apik dan tentu semua ceritanya menginspirasi saya sekaligus menghibur saya. 


Tentang Novel Rantau 1 Muara

Jujurly saya suka sekali dengan novel ini. Duh, nyesel banget kenapa tidak dari dulu saya membacanya. Banyak sekali quote-quote yang menarik, dikemas dengan cerita yang menarik tanpa membuat pembaca merasa digurui.

Selain itu, teknik show and tell nya bagus, saya seolah ikut merasakan apa yang dilakukan  Alif dan teman-temannya. Judul setiap babnya pun menarik. 

Salah satu hal yang menyenangkan adalah novel ini tidak hanya hadir dalam bentuk fisik ,  tetapi juga dalam bentuk digital. Sangat membantu, lo. Kali ini saya memanfaatkan bentuk digital, tetapi saya juga ingin memeluk bentuk fisiknya untuk diwariskan ke anak-anak. Jujurly membaca buku dalam bentuk digital itu sedikit menyiksa mata.


Penutup

Novel yang menarik. Walaupun menggunakan latar belakang reformasi, tetapi penulis dapat  membalutnya dengan cerita yang manis sehingga pembaca tetap dapat menikmati cerita dan tanpa terasa juga belajar sejarah.

Pesan-pesan bijak dalam cerita menginspirasi saya dan menjadi reminder bagi saya. Buku ini rekomended banget dan membuat saya semakin penasaran dengan dua buku sebelumnya. Di Ipunas juga sudah tersedia novelnya, cuzz pinjam ah.

Bagaimana dengan Sobat Dy? Adakah novel yang juga menginspirasi? Apakah mempunyai pengalmaan yang sama dengan saya, sama-sama terinspirasi dengan novel ini? Yuk, cerita di kolom komentar

10 komentar

  1. Salah satu contoh kegigihan . Bahwa tidak ada penghalang untuk terus belajar demi meraih cita-cita tertinggi. fase perjalanan manusia yang terangkum dalam Novel Rantau 1 Muara ini memberikan gambaran nyata ya mbak. Mau keluar negeri, mau belajar toefl juga demi mndptkan beasiswa. keluhuran hatinya juga patut dicontoh, mau menyekolahkan adik-adiknya.

    BalasHapus
  2. Baca novelnya A. Fuadi memang asik, ceritanya selalu mengalir dan pesan-pesan didalamnya selalu tersampaikan dengan baik

    BalasHapus
  3. Wah ini novel pasti relate bgt sih sama pembaca, karena mengangkat tentang persimpangan kehidupan antara passion, karir, kebutuhan, ada cinta juga, tinggal merantau di LN juga. Kayanya menggambarkan ups and downnya kehidupan :') jadi pingin baca.

    BalasHapus
  4. Cerita novel yang menginspirasi, pasti klo membaca full dari novel ini membuat kita semakin bersemangat. Banyak sisi positif yang bisa di ambil dari sosok Alı Fikri dalam cerita ini.

    BalasHapus
  5. A. Fuadi ini salah satu penulis favorit saya. Saya sudah membaca Negeri 5 Menara dan Anak Rantau. Sayangnya, untuk yang ini saya belum menjajalnya. Jadi penasaran ingin melanjutkan lagi berpetualang bersama Alif.

    BalasHapus
  6. saya suka novel-novelnya a.fuadi, humanis dan terasa real, emang dari kehidupan nyata kan ya? hehe..dari dulu naksir rantau 1 muara tapi belum kesampaian baca huhu

    BalasHapus
  7. Kalau baca dna lihat nama Ahmad Fuadi langsung terbesit novel-novelnya yang hidup, nyata dan menarik untuk dibaca sampai akhir. Penasaran oengn baca yang ini juga

    BalasHapus
  8. jadi pengen baca juga, belajar abroad adalah cita-cita saya yang belum kesampean sampai kayaknya udah berubah sekarang cita-citanya wkwkwk, minimal jurusan yang mau diambil

    BalasHapus
  9. Aku belum pernah membaca ke tiga²nya tapi nonton filmnya yang negeri 5 menara sudah. Jujurly baca ulasan dari mbak pengen baca deh. Apalagi hadir di ipusnas. Aku juga sering baca buku disana hehe

    BalasHapus
  10. Bagus, nih, settingnya sesuatu yang unik, yaitu reformasi. Sebagai produk reformasi perlu juga tahu sejarahnya melalui penceritaan novel seperti ini. Jujur saja saya dan suami salah satu mahasiswa yang ikut berjuang meski hanya berbentuk support eh maksud saya nambahin jumlah pendemo. Tapi memang perubahan2 sangat cepat saat itu dan sering jadi cerita kenangan kami.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih