Pegiat Literasi, Salah Satu Pahlawan Masa Kini

Rabu, 30 November 2022

   

pegiat literasi salah satu pahlawan masa kini

Sobat Dy, bulan November adalah bulan yang istimewa, lo, karena pada bulan tersebut ada beberapa hari nasional yang diperingati oleh masyarakat Indonesia. Diantaranya, tanggal 10 November yang diperingati sebagai Hari Pahlawan dan tanggal 25 November yang diperingati sebagai Hari Guru.

Ada dua kesamaan dalam dua hari nasional tersebut, yaitu pahlawan. Baik pahlawan maupun guru, keduanya adalah pahlawan. Bukankah guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa?

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani.

Jika dulu saat penjajahan, pahlawan adalah seseorang yang mengangkat senjata dan dengan gagah berani melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Sedangkan saat ini Indonesia telah merdeka, apakah pahlawan itu masih ada? Tentu saja pahlawan itu masih ada.


Pahlawan Masa Kini

Walaupun tidak lagi mengangkat senjata untuk merebut kemerdekaan seperti dulu, pahlawan masa kini tetaplah ada. Namun, dalam bentuk yang berbeda, karena masanya pun berbeda. Selain guru, masih ada beberapa pahlawan lain yang berjuang dengan cara dan tujuannya masing-masing. Pada dasarnya semua orang dapat menjadi pahlawan.

Zaman sekarang dengan semangat yang sama dengan pahlawan zaman dulu, semua orang dapat menjadi pahlawan dengan cara sederhana dan dapat dimulai kapan pun.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjadi pahlawan :

1. Peduli terhadap sesama anak bangsa

Saling menolong kepada sesama yang membutuhkan


2. Semangat berkarya membangun ekonomi

Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif, sehingga nantinya dapat membangun perekonomian negara.


3. Mengutamakan persatuan dan kesatuan tanah air

Tidak saling menghujat, tidak memfitnah dan tidak melakukan tindakan kekerasan bahkan melakukan aksi teror yang dapat berakibat memecah belah persatuan. 

langkah menjadi pahlawan


Pegiat Literasi, Salah Satu Sosok Pahlawan Masa Kini

Walaupun Indonesia telah merdeka selama 77 tahun. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. Salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang telah dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Rendahnya minat baca di Indonesia juga menjadi salah satu kendala untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mumpuni menyambut Indonesia Emas 2045. Berdasarkan data statistik UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sebesar 0,001 persen sehingga menempatkan Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara dengan literasi rendah.

Hal ini memacu beberapa pahlawan literasi yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Beberapa pahlawan literasi tersebut adalah 

1. Kuda Pustaka Gunung Slamet

Sosok Ridwan Sururi layak menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pria berusia 43 tahun tersebut menyusuri jalanan terjal di lereng Gunung Slamet bersama kudanya yang diberi nama Luna.

Di punggung Luna diletakkan sebuah kotak untuk meletakkan buku-buku untuk para pembacanya. Menurut Ridwan, dengan berkeliling desa akan memudahkan siapa saja untuk memperoleh bahan bacaan, sehingga dapat menambah wawasan.

Dilansir dari Kompas.com, data dari Kementerian Pendidikan menyatakan bahwa angka melek huruf meningkat 96 persen pada tahun 2013. Namun, provinsi Jawa Tengah berada di posisi tertinggal ketiga dari bawah. Sekitar satu juta jiwa masih buta huruf, terutama di daerah pedesaan.

Koleksi buku yang dibawa Ridwan berkeliling berdasarkan donasi dari donatur. Usaha Ridwan Sururi dan kuda Luna perlahan membuahkan hasil. Usaha yang telah dilakukannya dapat mengatasi rendahnya minat baca pada masyarakat lereng gunung Slamet.

Kisah ini sempat menjadi perhatian dunia, bahkan kantor berita Inggris BBC juga menuliskan kisah inspiratif Ridwan Sururi.

luna kuda pustaka


2. Becak istimewa Mbah Topo

Fransiskus Xaverius Sutopo yang akrab dipanggil Mbah Topo telah berusia lebih dari 70 tahun. Namun, beliau tampak bugar dengan semangatnya yang tinggi untuk menyebarkan kebaikan.

Cara unik yang dipilihnya adalah menyulap becaknya menjadi perpustakaan berjalan. Becak tersebut tidak hanya menjadi sarananya untuk menjemput rezeki, tetapi juga untuk mewujudkan visinya untuk mensukseskan program Gerakan Indonesia Gemar Membaca.

Penumpang becaknya seolah-olah dimanjakan dengan koleksi bacaan yang ada. Beliau juga meminjamkan koleksi bukunya kepada siapapun yang ingin meminjamnya. 

Koleksi buku miliknya berasal dari koleksi pribadi dan sumbangan dari beberapa donatur. Ragam buku yang disediakan mulai dari buku rohani, motivasi, biografi, novel hingga majalah.

Ide Mbah Topo untuk mendesain perpustakaan becak dimulai sejak 2012 silam walaupun beliau telah menarik becak setelah setahun pensiun dari Kodim 0374 Kota Yogyakarta tahun 2003.

Pada tahun 2017, becak Mbah Topo dinobatkan sebagai becak dnegan desain terbaik oleh Dinas Perhubungan Yogyakarta.

becak istimewa



3. Perpustakaan keranjang jamu

Muhamad Fauzi, pria asli Sidoarjo ini adalah penjual jamu keliling. Ide uniknya adalah keranjang jamunya tidak hanya digunakan untuk menampung botol ramuan tradisional, tetapi juga berisi buku.

Buku tersebut sengaja disewakannya kepada pembaca yang mayoritas merupakan buruh di daerah Sidoarjo. Beberapa jenis buku yang disewakan  mulai dari agama, kesehatan, politik, hingga komik.

Tak tanggung-tanggung koleksi bukunya mencapai sekitar 7.000 buku. Pembaca dapat meminjam bukunya untuk dibawa pulang secara gratis hingga dua pekan. Menurutnya tidak semua warga bisa ke perpustakaan, sehingga dialah yang harus menjemput bola.

Saat ini Fauzi juga memiliki sebuah yayasan pendidikan dengan nama Yayasan Bustanul Hikmah dan membuka PAUD, TK dan SD gratis untuk warga yang tidak mampu. Sedangkan bagi warga yang mampu, diajak untuk swadaya dengan nominal Rp. 5.000 hingga Rp. 20.000.

perpustakaan keranjang jamu


Penutup

Dari beberapa kisah pegiat literasi di atas mempunyai latar belakang yang sama, yaitu kepedulian mereka terhadap sesama anak bangsa, yaitu untuk mencerdaskan masyarakat. Pahlawan tidak hanya mengangkat senjata untuk mengusir penjajah, tetapi mereka berjuang dengan apa yang dimilkinya.

Masyarakat yang cinta literasi akan mewujudkan masyarakat yang informatif, menuju sumber daya mumpuni menyongsong Indonesia Emas 2045.

Yuk, menjadi pahlawan masa kini dengan cara yang kita bisa. Salah satu caranya dapat juga dengan menjadi pegiat literasi.


Referensi

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/11/10/sekelumit-kisah-para-pahlawan-literasi-dari-pelosok-negeri

www.wikipedia

www.indonesiabaik.id

https://dishub.jogjaprov.go.id/

https://www.kompasiana.com/

20 komentar

  1. Masya Allah. Sangat menginspirasi. Perjuangan para pahlawan literasi lewat langkah sederhana namun nyatanya tak banyak yang mampu istiqomah mengaplikasikannya. Sehat selalu para pejuang literasi, Indonesia membutuhkan sosok-sosok seperti beliau yang selalu menginspirasi meski keterbatasan melingkupi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membaca tulisan Mbak, jadi terharu gini jadinya, huhu. Latarbelakang apapun kalau ada niat pasti ada saja jalannya ya, Mbak. Kemana-mana buku dibawa hanya untuk agar orang juga gemar membaca. Semoga pahlawan literasi yang disebutkan Mbak di atas ataupun yang belum terpublikasikan selalu dalam lindungan Tuhan. Aamiin

      Hapus
  2. Hwaaa super inspiring, ya mbaaa

    Para pegiat literasi yg penuh semangat dan passion.

    Bs jadi role model nih yaaa

    BalasHapus
  3. Sumbangsih para pegiat literasi ini luar biasa. Mereka mengajak masyarakat untuk gemar membaca. Di tengah keterpurukan tingkat literasi bangsa, mereka ibarat obor yang menginspirasi kita agar jangan terlalu sering scroll medsos.

    BalasHapus
  4. Pahlawan literasi tak kalah keren perjuanganny karena ia punya misi berat bikin orang Indonesia suka baca

    BalasHapus
  5. Pahlawan literasi meski tak bersuara tapi tulisannya mampu menggetarkan jiwa. Hebat para pahlawan literasi

    BalasHapus
  6. Keren banget, sangat menginspirasi sekali para pahlawan literasi.
    Berawal dari rasa peduli terhadap sesama anak bangsa agar sama-sama tumbuh cerdas.
    Menjadi pegiat literasi bisa dilakukan sesuai kapasitas dan kreatifitas masing-masing, yang terpenting adalah gerakan kepeduliannya sangat nyata. Hebat! Selamat Hari Pahlawan para pegiat literasi, pahlawan literasi, pahlawan masa kini.

    BalasHapus
  7. Masyaa Allah. Segitu cintanya mereka sama buku. Mengajak orang lain, menginspirasi selalu.

    BalasHapus
  8. Keren banget! Salah satu impianku juga nih mbaa, pengen banget punya perpustakaan mini yang bisa didatangin anak2.. semoga bisa segera terwujud juga aamiin

    BalasHapus
  9. saya optimis kalo di tahun mendatang tingkat literasi kita akan semakin baik apalagi dengan adanya pahlwan literasi yg selalu menginspjrasi 😍

    BalasHapus
  10. Setuju mba kalau pegiat literasi adalah pahlawan masa kini. Soalnya kalau ngga salah tingkat melek literasi di Indonesia juga masih sangat rendah

    BalasHapus
  11. keren banget ya, kita bsa berkontribusi dalam banyak hal termasuk dunia membaca dengan berbagai cara, termasuk yang dilakukan oleh pahlawan literasi Kuda Pustaka Gunung Slamet, Becak istimewa Mbah Topo, Perpustakaan Keranjang Jamu. Beliau-beliau ini adalah real pahlawan tanpa jasa di masa sekarang yang wajib kita support dengan cara apapun sebisa kita. Semoga semakin banyak lagi real pahlawan seperti bapak-bapak hebat ini

    BalasHapus
  12. Ah keren banget ini ya mbak
    Bukti bahwa semua orang bisa jadi penggiat literasi
    Sangat inspiratif

    BalasHapus
  13. Dari simpati ke empati lalu jadi aksi. Keren mereka ya mbak.. Malu saya. Kok saya nggak melakukan apa-apa

    BalasHapus
  14. Ah keren banget sih kak, jadi terharu... Semoga Kita bisa ambil bagian Menjadi penggerak literasi juga ya

    BalasHapus
  15. Mashaallah~
    Kami pernah kepikiran ide untuk menaruh buku di halte atau tempat menunggu yang strategis di Bandung, kak Dy.. Tapi belum terealisasi, hiik~
    Yang baru terrealisasi adalah taman baca. Jadi di taman dekat rumah kami, dikasih lemari kaca yang mudah dibuka dan ditutup namun tetap aman kalau terkena hujan. Jadi anak-anak yang bermain, bisa sambil duduk-duduk dan baca buku.

    Senang, karena semua warga menjadikan ruang publik untuk tempat berkumpul seru sambil baca buku dan bisa menaruh bukunya untuk dibaca bersama.

    BalasHapus
  16. MasyaAllah keren banget, orang-orang seperti ininlayak disebut pahlawan

    BalasHapus
  17. Ya allah pegiat literasi bukan sembarang pegiat. Ternyata ada yang berkeliling pake becak, kuda, bahkan jamu. Ini mah pahlawan beneran deh . Anak2 dan sosok dewasa yang membaca buku2 tsb pasti suatu hari berterima kasih sekali

    BalasHapus
  18. Pegiat literasi masa kini keren ya..semangatnya luar biasa semua demi anak-anak salut banget

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih