Kesabaran Dalam Sepotong Kenangan dan Senja yang Memakannya

Kamis, 13 Januari 2022

 

sepotong kenangan dan senja yang memakannya

Sepotong Kenangan dan Senja yang Memakannya. Buku dengan sampul warna jingga yang menggambarkan senja di sebuah pantai menggambarkan seolah-olah ingin beristirahat seperti mentari yang beristirahat menyinari bumi bergantian dengan rembulan yang menyinari gelapnya malam. Ataukah sebuah kenangan yang ingin dipendam dan biarlah kenangan itu menjadi milik pemiliknya dan Tuhan.

Kebetulan saya mengenal penulis kumpulan cerpen ini, yaitu Mega Anindyawati. Beliau adalah salah satu mentor saya saat seleksi masuk Lingkar Pena Sidoarjo dan teman salah satu komunitas perempuan, Ibu Profesional regional Sidoarjo Mojokerto

Sisi lain yang menarik dari buku ini adalah dilengkapi dengan tips menulis cerpen ala cerpenis nasional. Karya beliau telah dimuat di beberapa platform media baik elektronik maupun non elektronik. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, membaca buku dan mendapatkan insight sekaligus belajar menjadi cerpenis.


Spesifikasi Buku

Judul buku : Sepotong Kenangan dan Senja yang Memakannya

Penulis : Mega Anindyawati

Penerbit : CV. Jejak

Cetakan  : Pertama, September 2021

Tebal buku : 196 halaman

ISBN : 978-623-338-314-1

ISBN : 978-623-338-315-8 (PDF); Edisi digital, 2021


Sepotong Luka Bersampul Cinta untuk Kekasih

sepotong kenangan dan senja yang memakannya


Buku ini berisi 18 cerita pendek, yang dibuka dengan cerita "Sepotong Luka Bersampul Cinta untuk Kekasih". Menarik judul cerpen ini dan membuat saya bertanya-tanya mengapa penulis memberinya judul seperti itu. Dalam cerita ini, penulis menceritakan tentang keras kepalanya seorang calon ayah yang ingin mengadakan perayaan tujuh bulanan yang dalam bahasa jawa disebut mitoni. Dalih lelaki tersebut yang akrab dipanggil Widodo, seorang kepala desa adalah desa yang dipimpinnya bebas dari virus Corona. Virus yang muncul sejak akhir 2019 perlu diwaspadai, karena dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan fatal.

Saudara Widodo, Laras, seorang perawat berusaha mengingatkannya bahwa dalam kondisi pandemi dilarang mengumpulkan massa. Namun, Laras dituduh iri terhadap Wening, istrinya, karena Laras telah kehilangan rahimnya. Rahim Laras telah diangkat karena mioma yang dideritanya. Mengapa sebuah kesombongan ingin menunjukkan pada dunia bahwa seorang lelaki akan menjadi ayah mematikan logika, mengabaikan perasaan orang di sekitarnya.

Luka itu hadir karena Wening terinfeksi corona karena salah satu orang yang membantu pelaksanaan acara mitoni positif terinfeksi virus corona. Penyesalan selalu hadir terlambat. Istri yang sedang hamil tentu saja sangat membutuhkan perhatian dan dukungan suami. Namun, istrinya harus dirawat di sebuah kamar kecil di Rumah Sakit. Seandainya Widodo mendengarkan saran Laras, mungkin hal ini tidak terjadi.


Amukan Pasukan Bening

Cerita menarik lainnya yang saya suka adalah cerita dengan judul "Amukan Pasukan Bening". Pertama kali membaca cerita ini, saya sedikit bingung karena saya bingung dengan POV yang digunakan penulis. Ternyata penulis menggunakan air sebagai pemeran utamanya. 

"Kawan kami yang masuk ke dalam rumah membuat ulah. Mereka membuat kolam setinggi lutut orang dewasa. Batu bata penyangga jembatan yang sudah rapuh pun jebol. Aku dan istriku meluber keluar." Sepenggal kalimat yang ditulis penulis. Menurut saya menarik menggunakan sudut pandang air yang meluap akibat ulah manusia.

Air sungai yang tidak dapat mengalir karena sungai dipenuhi sampah akibat ulah manusia yang membuang sampah ke sungai. Himbauan untuk tidak membuang sampah di sungai hanya berhasil mengubah perilaku masyarakat sesaat agar tidak membuang sampah di sungai. Tidak adanya kesadaran dari pribadi masing-masing untuk memelihara lingkungan merupakan penyebabnya

Cerita ini menggambarkan air sungai dan istrinya air hujan yang bersabar atas ulah manusia pada dirinya. Manusia yang membuat dirinya berbau busuk karena sampah yang dibuangnya, tetapi manusia tidak mempedulikannya. Namun, sabar itu pun habis karena tidak adanya kepedulian. Dia pun marah dan akhirnya meluap saat hujan deras, menghanyutkan apa saja yang ada di depannya.


Balas Dendam Kurcaci Bermata Alien

Satu lagi cerita yang sangat menarik bagi saya, yaitu cerita tentang seorang anak, Khalid yang menderita kelainan genetik achondroplasia, yaitu gangguan pertumbuhan tulang yang menyebabkan kerdil (dwarfisme). Dwarfisme yang diderita Khalid adalah jenis yang tidak proporsional. tulang belakang bagian bawahnya melengkung dengan kaki rata dan pendek.

Kondisi fisik Khalid yang seperti itu membuatnya kerap menjadi bahan perundungan. Akan tetapi dengan kepercayaan diri dan prestasinya, dia berhasil mengatasinya. Namun tidak di sekolahnya yang baru, perundungan yang dilakukan teman-temannya membuatnya terpuruk.

Nasehat ibunya yang menguatkannya hingga dia lebih percaya diri. "Percaya dirilah, Sayang. Manusia itu khalifah di bumi. Saat amanah ini dibebankan kepada gunung saja, gunung tak sanggup menahannya. Allah tahu kapasitas kita sebagai manusia. Kita smeua sama di hadapan-Nya. Yang membedakan hanya takwa kita. Optimalkan itu, Sayang. Kamu hebat. Kamu juara. Yakin, kamu bisa berprestasi. Allah yang akan mampukan kalau kita sungguh-sungguh. terus berdoa mohon pertolongan Allah." 

Saat membaca cerita ini saya pun merasa tergetar dan terharu, dukungan dan kata-kata seorang ibu bisa menguatkan anaknya hingga dia berhasil di masa depannya.


sepotong kenangan dan senja yang memakannya


Penutup

Buku ini selain menghibur juga memberikan inspirasi bagi saya. Buku yang tidak terlalu tebal, bagi yang menyukai membaca, mungkin sekali duduk, buku ini akan selesai dibaca. Namun bagi yang kurang suka membaca, buku ini juga tidak tebal sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Itulah mengapa saya ingin membuat resensinya. Bahasa yang digunakan pun lugas. 

Buku ini layak dibaca sebagai hiburan dan kisah inspiratif. Dan bagi teman-teman yang ingin menjadi cerpenis, buku ini juga dilengkapi dengan tips menulis cerpen ala cerpenis nasional. Selamat membaca. Salam literasi.


75 komentar

  1. Mbak aku terharu banget dengan kalimat ini dirilah, Sayang. Manusia itu khalifah di bumi. Saat amanah ini dibebankan kepada gunung saja, gunung tak sanggup menahannya." Recomended banget nih bukunya. Bakal Cari ah bacaan bagus banget nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, menginspirasi ya, monggo kalau mau kontak penulisnya https://www.instagram.com/mega.anindyawati/

      Hapus
  2. Unik juga ya, mengambil poin of view dari air. Soalnya, agak jarang penulis yang angkat cerita dari sudut pandang benda atau makhluk non manusia . Apalagi bisa lancar plotnya dan bikin jadi misteri juga ya, menebak-nebak pov siapa yang dipakai

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, pas di tengah cerita sy baru nyadar hehehe

      Hapus
  3. Banyak pesan moral yang terkandung di dalam novel ini ya mbak. Salah satunya mengenai kesombongan manusia. Seperti pak widodo yang menerjang risiko demi ego menjadi seorang ayah

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak, dan kesabaran istrinya menghadapi suaminya, walaupun akhirnya dia yang menderita

      Hapus
  4. Makasih banyak kak, aq akhir2 ini lagi nyari bacaan yang ringan buat me time tapi masih belum ada ide mau beli buku apa

    BalasHapus
    Balasan
    1. sami-sami kak, bacaan ringan yang menghibur ya, coba cari di ipunas kak, ada banyak koleksnya

      Hapus
  5. Wah ceritakan pasukan bening menarik banget. Karena biasanya sudut pandang cerita itu dari orang pertama atau orang ketiga. Ini sudah pandang nya dari suatu benda. Selalu selalu membayangkan bahwa benda benda sekitar kita pun memiliki jiwa dan bisa bicara.😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak, jarang kan ya menggunakan sudut pandang benda

      Hapus
  6. Ini buku yang harus dimiliki mereka yang sedang belajar menulis ccerpen. Eksplorasinya luas. Saya ingat pernah dapat tugas membuat cerpen dengan subyek benda dan itu sangat menantang sekali. Saya ambil celana safari sebagai tokoh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak, menarik sudut pandang yang digunakan

      Hapus
  7. Itu beli dimana mbak bagus kayaknya itu buku pengen miliki itu aku bukunya, berapa harga nya mbak kalau boleh tau juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. beli di penulisnya langsung aja mas, 59 rb kalau ga salah waktu itu sy beli, masih masa PO, IGnya https://www.instagram.com/mega.anindyawati/

      Hapus
  8. Sinopsis buku baru saja saya membaca, 196 halaman cukup enak dibaca

    BalasHapus
  9. Kayaknya ceritanya bagus ya Mba.. beberapa sinopsisnya bikin saya tertarik untuk membacanya, apalagi bening, unik banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut sy cukup menghibur sih mbak, nambah referensi juga

      Hapus
  10. Wih masyaa Allah, dulu sering ikut buat antologi cerpen tp sekarang lebih asik jd content writer sih hehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. keduanya mempunyai daya tarik masing-masing ya mbak

      Hapus
  11. 3 cerita yg diangkat dlm resensi mba ini sdh membuat kalbuku tersentuh. Banyak pelajaran yg bisa diambil tentunya ...thankyou for sharing Mba Dyah.

    BalasHapus
  12. Keren sekali ulasannya, Mbak.
    Membuat POV dari benda mati memang menarik, ya.. Berani beda dan harus bisa menggambarkannya dengan penuh imajinasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak Octa, baru kali ini saya membaca cerita yang menggunakan benda mati

      Hapus
  13. Ini menarik sekali. Bahkan ketiga cerpen yang diceritakan saja memuat pembelajaran-pembelajaran yang dekat dengan kehidupan kita. Nggak kebayang bagaimana secara keseluruhan? Keren... Keren...

    BalasHapus
    Balasan
    1. menarik sih mbak, penulis juga merupakan kontributor beberapa media elektronik

      Hapus
  14. Pesan seorang ibu mengandung magis bagiku, sebab jika kita melanggar atau tidak patuh mungkin saja sesuatu bisa terjadi. Buku ini mengingatkanku pada ibuku yang telah lama kembali ke pangkuanNya, kaerena beliau lah aku menjadi lebih kuat dan tegar menjadi seorang penulis. Terima kasih ulasannya ya mbak.

    BalasHapus
  15. Baru baca resensi buku dari postingan Mbak aja udah keren banget, apalagi baca langsung ceritanya yaaa..

    BalasHapus
  16. Terimakasih kak, sepertinya buku ini menarik, saya suka ini tulisan kaka....

    BalasHapus
  17. Tertarik baca buku yang Mba review. Btw, di iPusnas udah ada belum ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya di ipunas belum ada mbak, coba DM beliau mbak

      Hapus
  18. mungkin cocok dibaca sama orang-orang yang ngga sabaran alias grasa grusu ya mba... supaya bisa lebih memaknai kesabaran dari kisah-kisah di buku ini. terima kasih untuk reviewnya mba , nice post

    BalasHapus
  19. enaknya buku seperti ini bisa dibaca kapan aja ya mba bisa dibawa-bawa juga pas di perjalanan atau lagi nunggu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, bukunya tipis kok, handy juga pas jadi teman saat menunggu sesuatu

      Hapus
  20. Masyaa Allah. Seorang Ibu yang bisa menyelangati anaknya, beruntungnya Khalid

    BalasHapus
    Balasan
    1. kisah yang paling sy suka ya Khalid ini mbak

      Hapus
  21. Udah lama banget nggak baca buku terus ngulas bukunya kayak gini. Padahal, apalagi lewat kumcer, banyak hikmah yang bisa kita ambil, ya, Mba 😃

    BalasHapus
  22. Saya suka buku, film, series yang mengambil banyak unsur senja. Hehehe. Soalnya saya suka senja dan suasananya.

    Wah bukunya anyar banget ya mba, mengambil latar pas pandemi 2019. Relate banget sama kondisi kita sampai hari ini.

    BalasHapus
  23. Aku suka yang pakai sudut pandang air.baru ini nemuin cerpen seperti ini.mungkin memang seorang penulis harus melakukan inovasi terus menerus supaya tulisannya menarik pembaca.

    BalasHapus
  24. Amukan Pasukan Bening. Menarik banget. Jadi dapat ilmu baru tentang membuat sebuah cerpen. Ternyata sudut pandang unik seperti ini meninggalkan kesan tersendiri ya. Makasih reviewnya, Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama mbak, terima kasih sudha berkunjung

      Hapus
  25. Owe baru ngehh, pas ditengah2 cerita owe baru tau ilmu baru

    BalasHapus
  26. Baru lihat ulasannya aja keren banget, apalagi pake pov air, saya pernah baca beberapa povnya benda mati/hewan, baru tahu air juga bisa dijadikan pov oleh penulis
    Mau intip-intip IG penulisnya ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan mbak, terima kasih sudah berkunjung

      Hapus
  27. dari beberapa judul di cerpen itu mengundang penasaran besar ya mbak. kisah2nha mengulik hati..termasuk edisi baru ya ini,.disipkan kata Corona di buku itu...ada beberapa kosakata yg baru juga buatku

    BalasHapus
  28. Cerita-cerita yang diangkat penuh akan nilai-nilai moral yang sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Kisah ramai-ramai saat pandemi, kisah air hujan dan sungai juga sarat akan pesan bagi kita agar bisa menjaga lingkungan, peduli lingkungan sehingga bisa ikut menjaga.

    BalasHapus
  29. Wah, jadi pengen baca. Apalagi setelah baca tulisan ini.

    BalasHapus
  30. penasaran dengan isi buku ini sepenuhnya, karna dari review Mba Dyah menarik bangettt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan kak, terima kasih sudah membaca resensi saya

      Hapus
  31. aku suka pemilihan diksi di cerita Amukan Pasukan Bening, akujadi penasaran sama bukunya kak. pengen punya juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan kak, kalau mau sy beri kontak beliau

      Hapus
  32. Dari blurb-nya, cerita Widodo ini tampaknya yang bikin penasaran. Karakternya relate banget sama beberapa orang di lingkungan sekitar saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. banyak tipe seperti widood di sekitar kita kak

      Hapus
  33. 18 Cerpen yang sepertinya menarik untuk dinikmati sambil ngeteh sore-sore. Apalagi ada bonus tips menulis cerpen ala cerpenis nasional juga

    BalasHapus
  34. Hmm..yang diceritakan cukup relate sama kehidupan kita ya mbak. Banyak yg mulai abai soal menjaga pasukan bening ini. Penulis apik mengambil sudut pandang dari segi air ketimbang manusianya

    BalasHapus
  35. Aku suka ttg cerita Khalid, ah semuanya ding aku suka, pengen tak Baca sampai tuntas kak,mau donk cerpennya. Cerpen meski ditulis singlet tapi pasti ada pesan yg ingin disampaikan

    BalasHapus
  36. Masuk kategori buku yang cocok utk menghabiskan waktu luang...sekali duduk... baca dan selesai.. jadi penasaran...

    BalasHapus
  37. aku selalu kagum dg penulis yang bisa menemukan kata yang cakep buat karyanya. Banyak tokoh dan cerita yang bisa menjadi panutan.

    BalasHapus
  38. Dari judulnya aja udah bikin terpikat nih mbak. Setelah baca reviewnya makin bikin saya penasaran. Rasa2nya udah lama nggak baca buku dengan bahasa lugas begini.

    BalasHapus
  39. yuk mbak baca buku ini, tipis kok, sekali duduk selesai la

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih