Hai Sobat Dy, sebelumnya saya bercerita tentang sulung saya dalam Cara Mendidik Anak Perempuan Usia 13 Tahun. Kali ini saya ingin bercerita tentang anak tengah, satu-satunya cowok yang berusia 10 tahun. Bagaimana cara mendidik anak laki-laki usia 10 tahun? Tentu saja rasanya tak kalah nano-nano dibandingkan mendidik kakaknya yang berusia 13 tahun.
Ada masanya ketika anak laki-laki kita masih menatap dengan mata polos dan memegang tangan kita saat menyeberang jalan. Namun, memasuki usia 10 tahun, semuanya terasa berubah perlahan. Tiba-tiba ia menentukan pilihan baju sendiri, memilih gaya rambut yang ia mau, bahkan bernegosiasi supaya jam bermainnya sedikit lebih lama.
Namun, di balik semua perubahan itu, ada momen tertentu ketika ia tetap kembali mencari dekapan hangat atau diam-diam duduk di samping saya sambil menceritakan kegiatannya di sekolah. Dari situlah saya mengetahui bahwa anak laki-lakiku memang tumbuh, tapi belum benar-benar pergi.
Usia 10 tahun merupakan usia transisi. Bukan lagi anak kecil, tetapi juga belum remaja. Banyak ahli perkembangan menyebutkan bahwa usia 7–12 sebagai masa tamyiz, masa ketika anak mulai mampu membedakan benar dan salah. Namun, tetap membutuhkan arahan, kehadiran, dan teladan dari kita, orangtuanya.
Dan di sinilah perjalanan baru dimulai, menemukan cara mendidik anak laki-laki usia 10 tahun yang lebih matang, empatik, tetapi tetap penuh kasih. Simak hingga akhir artikel ya!
Memahami Dunia Anak Laki-Laki Usia 10 Tahun
Anak laki-laki usia 10 tahun berada di fase ketika:
- Ingin terlihat mandiri,
- Emosinya berkembang tapi belum stabil,
- Circle pertemanannya mulai berpengaruh,
- Logikanya berkembang,
- Rasa ingin tahunya sangat besar terhadap hal-hal baru.
Menurut sumber pendidikan anak usia 7–12 tahun, ini adalah masa ketika anak mulai membangun identitas dirinya. Ia ingin tahu apa yang ia sukai, apa yang ia tidak suka, dan bagaimana caranya berperan di lingkungan sosialnya.
Meski terlihat berani, sebenarnya banyak anak laki-laki di usia ini masih mudah terluka perasaannya, hanya saja mereka jarang menunjukkannya secara jelas. Mereka lebih sering mengekspresikannya lewat diam, cemberut, atau tiba-tiba menjauh.
Oleh karena itu, memahami karakter mereka menjadi fondasi penting sebelum menentukan pendekatan mendidik yang tepat.
Cara Mendidik Anak Laki-Laki Usia 10 Tahun dengan Pendekatan Hangat dan Efektif
Berikut beberapa panduan cara mendidik anak laki-laki usia 10 tahun yang dirangkum dari berbagai sumber, di antaranya :
Menunjukkan teladan tata krama sehari-Hari
Dilansir dari Orami, anak usia 10 tahun sudah seharusnya memahami sopan santun dasar seperti:
- Mengetuk pintu sebelum masuk,
- Meminta izin,
- Mengucapkan “maaf”,
- Menghargai orang yang lebih tua,
- Serta memahami batas privasi.
Namun, kemampuan tata krama tidak terbentuk dalam sehari. Anak laki-laki belajar paling cepat bukan dari ceramah, tetapi dari apa yang ia lihat setiap hari. Anak-anak merupakan peniru ulun, lho. Sehingga lebih mudah untuk melakukannya terlebih dahulu, seperti:
- Menunjukkan cara meminta tolong yang sopan.
- Beri contoh bagaimana mendengarkan tanpa memotong.
- Perlihatkan bagaimana menghargai pendapat orang lain.
Anak-anak laki-laki yang melihat contoh nyata tersebut akan menirunya. Jika diibaratkan anak-anak. Anak yang melihat contoh nyata tersebut akan menirunya..
Bantu anak mengenali dan mengungkapkan emosi
Anak laki-laki sering mengalami kesulitan mengekspresikan perasaannya yang kompleks.Saat ia marah atau kesal, Tidak ada salahnya membuka percakapan seperti: “Ibu lihat kamu murung. Mau cerita atau mau waktu sebentar dulu?”
Pertanyaan sederhana seperti ini mengajarkan bahwa emosi itu wajar, boleh dirasakan, dan ada cara sehat untuk mengekspresikannya. Dilansir dari majalah HaiBunda, anak yang terbiasa berbicara tentang perasaan akan lebih mudah mengelola konflik ketika besar nanti.
Berikan Tanggung Jawab
Menurut sumber pendidikan usia 7–12 tahun, memberi tanggung jaw ab kecil merupakan bagian dari pendidikan karakter. Contohnya sebagai berikut:
- Merapikan tempat tidur,
- Menyusun tas sekolah,
- Menjaga barang pribadinya,
- Membantu pekerjaan rumah yang ringan,
- Mengelola jadwal belajar.
Saat ia diberi tugas kecil, ia belajar dua hal penting: percaya diri dan rasa tanggung jawab.
Bangun komunikasi dua arah
Usia 10 tahun adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan diskusi. Anak mulai ingin tahu alasan di balik sebuah aturan. Hal ini merupakan kesempatan emas untuk membangun hubungan saling percaya.
Cobalah untuk:
- Menanyakan pendapatnya,Menurut beberapa sumber parenting, komunikasi positif dapat menurunkan perilaku memberontak di masa remaja.
Tetapkan batasan yang jelas dan konsisten
Gadget, waktu bermain, tidur malam, serta tugas sekolah, semua membutuhkan batasan.
Batasan yang baik merupakan batasan yang jelas, masuk akisepakati bersama, dan diterapkan konsisten.
Misalnya: Setelah semua tugas selesai, kamu boleh main gadget 1 jam. Tidak perlu ancaman atau teriakan. Konsistensi jauh lebih efektif.
Dukung minat dan eksplorasinya
Anak laki-laki usia ini biasanya aktif dan ingin mencoba banyak hal. Menurut IDAI, stimulasi minat di usia sekolah berpengaruh pada perkembangan kognitif dan kreativitas mereka. Cara mendukungnya tidak harus besar. Cukup hadir mendukung minatnya, menyediakan buku cerita yang ia suka atau sekedar mendegarkan ceritanya tentang game favoritnya. Itu sudah membuatnya merasa dihargai.Beri ruang untuk melakukan kesalahan
Kesalahan adalah bagian dari tumbuh. Anak laki-laki butuh ruang untuk mencoba, gagal, dan mencoba lagi. Tugas orang tua adalah mendampinginya, memberikan arahan, bukan menyelesaikan semua masalahnya.
Ketika ia belajar bangkit dari kegagalan kecil, ia sedang membangun karakter kuat yang akan ia bawa hingga dewasa.
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi (Tanpa Kita Sadari)
Beberapa hal yang kerap dolakukan orang tua tanpa disadari, di antaranya :
- Terlalu cepat memarahi,
- Menganggap anak laki-laki harus kuat dan tidak boleh menangis,
- Meremehkan perasaannya,
- Tidak memberi pilihan,
- Meminta anak sempurna setiap waktu,
- Tidak konsisten dengan aturan.
Satu hal yang penting untuk diingat adalah anak usia 10 tahun belajar paling kuat dari contoh, bukan tekanan.
Mereka Tidak Menjauh, Mereka Hanya Sedang Tumbuh
Mendidik anak laki-laki usia 10 tahun adalah perjalanan indah yang penuh naik turun. Ada hari ketika mereka terlihat mandiri dan kuat, ada hari ketika mereka sangat butuh dipeluk tanpa berkata apa-apa. Di antara semua perubahan itu, satu hal tetap sama yaitu mereka membutuhkan kita sebagai tempat kembali.
Dengan keteladanan yang baik, komunikasi hangat, batasan yang jelas, dan cinta yang konsisten, kita sedang membentuk pondasi karakter seorang laki-laki masa depan yang tidak hanya kuat, tetapi juga lembut, bertanggung jawab, dan penuh hormat. Karena pada akhirnya, meskipun mereka tumbuh lebih tinggi dan lebih berani, mereka tetaplah anak kecil kita yang hanya ingin dipahami dan dicintai tanpa syarat.


Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.
Terima kasih