Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id
Ceker Lapindo, salah satu kuliner viral di Sidoarjo. Rasa pedasnya yang luar biasa, bisa membuat keringat bercucuran saat menikmatinya. Tahukah Sobat Dy bahwa sebelum diolah menjadi masakan yang nikmat, ceker perlu dipisahkan dulu dari kulitnya?
Umumnya kulit ceker ayam akan dibuang begitu saja. Jika semakin banyak ceker yang diolah, maka semakin banyak pula limbah kulit ceker ayam. Namun, siapa sangka limbah kulit ceker ayam tersebut dapat disulap menjadi produk fesyen yang bernilai tinggi oleh Nurman.
Suatu hal yang tidak terpikirkan oleh orang lain, karena orang beranggapan tidak ada yang bisa diharapkan dari limbah. Hal ini tidak berlaku bagi Nurman. Justru dia menangkap peluang emas untuk menggunakan kulit ceker ayam sebagai bahan baku sepatu layaknya kulit ular atau kulit buaya.
Bukan hal yang mudah untuk melakukannya. Banyak pula kegagalan yang diraihnya. Apakah Nurman menyerah begitu saja? Nurman tetap bangkit dan berusaha untuk menyelesaikan kendala yang dihadapinya.
Dengan kerja keras dan kesabarannya dalam berproses, Nurman berhasil menyulap limbah menjadi produk fesyen bernilai tinggi. Tidak hanya menambah nilai barang, tetapi juga membuka jalan bagi pemberdayaan masyarakat sekitar.
Siapa Nurman Farieka Ramdhany?
Nurman, nama panggilannya, merupakan seorang yang pernah menempuh pendidikan di Politeknik Akademi Teknik Kulit Yogyakarta. Perkenalannya dengan kulit ceker ayam bermula dari penelitian yang dilakukan ayahnya beberapa dekade sebelumnya tentang proses penyamakan kulit ceker ayam.
Rasa penasaran mengantarkan Nurman untuk melanjutkan penelitian tersebut. Diperlukan waktu yang tidak sebentar hingga akhirnya Nurman menemukan cara untuk menyamak kulit ceker ayam dan menjahitnya menjadi sebuah sepatu.
Berbekal penelitian penyamakan kulit ceker ayam dan pengalamannya membuat sepatu dan Nurman mendirikan Hirka Shoes. Saat ini produk Hirka Shoes telah dikenal dunia internasional.
Baca juga : Achmad Irfandi Memberikan Solusi Mengatasi Anak Kecanduan Gadget
Menyulap Limbah Kulit Ceker Ayam Menjadi Sepatu
Penyamakan kulit ayam merupakan proses memisahkan kulit dari ceker ayam dengan teknik tertentu. Selanjutnya kulit ceker ayam yang memiliki tebal 1-2 milimeter diproses agar tidak mudah busuk dengan mengubah struktur kolagennya.
Nurman melanjutkan penelitian ayahnya untuk menyamak kulit yang tipis dan kecil tersebut agar tidak mudah sobek, memberi volume sehingga dapat diwarnai dan dijahit menjadi sebuah sepatu.
Dilansir dari halaman Tempo.com, berdasarkan pengalaman Nurman sebuah sepatu membutuhkan kulit dari 22 ceker ayam. Sehingga untuk membuat sepasang sepatu dibutuhkan kulit ceker ayam sebanyak dua kali lipatnya.
Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id
Proses penyamakan hingga menjahit sepatu dilakukan secara manual. Sehingga membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk menyelesaikan sepasang sepatu.
Perjalanan Sepatu Kulit Ceker Ayam
Sebuah riset pasar yang dilakukan Nurman dan timnya menemukan bahwa umumnya kaum hawa menganggap bahwa kulit ceker ayam akan berbau amis saat digunakan sebagai bahan sepatu. Namun, hal ini tidak berlaku sama pada kaum adam, mereka menyambut baik kreasi unik Nurman.
Hal ini yang membuat Nurman tidak memproduksi sepatu wanita, tetapi hanya memproduksi sepatu pria. Kulit ceker ayam yang kecil berpengaruh juga pada motif sepatu. Sehingga motif sepatu tidak sama pada sepasang sepatu. Hal ini justru menjadi keunikan yang ditonjolkan Nurman.
Walaupun kulit ceker ayam tipis, Nurman berhasil meyakinkan masyarakat bahwa sepatunya tidak mudah sobek. Selain itu, struktur kulit ceker ayam mirip dengan kulit ular atau buaya sehingga dapat menggantikan kulit reptil tersebut menjadi bahan membuat sepatu yang eksklusif.
Dampak berikutnya dapat mengurangi perburuan reptil untuk digunakan sebagai sepatu pun dapat dikurangi. Sehingga secara tidak langsung berperan pada konservasi satwa dan mendukung fesyen berkelanjutan. Sebuah langkah nyata untuk pelestarian alam tidak hanya sekedar jargon.
Menembus Pasar Global
Tak cukup puas dengan pasar Indonesia, Nurman membawa produk Hirka mengikuti Indonesia Craft Exhibition atau yang lebih dikenal dengan INACRAFT. Sebuah pameran besar di Asia Tenggara.
Keikutsertaannya dalam pameran ini membuat lonjakan pesanan sepatu menjadi dua kali lipat dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa sepatu hasil karyanya dapat diterima masyarakat global. Sepatu kulit ceker ayam itu pun telah menembus pasar Malaysia, Brasil, Prancis dan Singapura.
SATU Indonesia Awards
Inovasi yang telah dilakukan Nurman mengantarkannya mendapat apresiasi dari SATU Indonesia Awards. Sebuah program apresiasi tahunan yang diselenggarakan PT Astra Tbk.
Program yang diberikan kepada anak muda inspiratif dalam bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan serta teknologi. Nurman termasuk dalam penerima penghargaan dalam bidang kewirausahaan.
Langkah nyata yang dilakukannya merupakan inovasi yang unik. Menyulap limbah kulit ceker ayam menjadi produk fesyen eksklusif merupakan langkah nyata yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Nurman memanfaatkan penghargaan SATU Indonesia Awards yang diperolehnya untuk meluaskan produksi Hirka Shoes. Saat ini Hirka Shoes telah memiliki 500 cabang yang tersebar di berbagai wilayah baik lokal maupun internasional, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Riau, Pekanbaru, Hongkong, Perancis, Turki.
Tidak hanya itu, Nurman juga tetap aktif mengkampanyekan kulit ceker ayam sebagai alternatif bahan kulit yang ramah lingkungan. Serta mengikuti berbagai pameran dagang untuk meluaskan jangkauan pasar.
Baca juga : ALARM TOSS, Dukungan Pada Penderita Tuberkulosis dan Skizofrenia Untuk Sembuh
Penutup
Nurman yakin bahwa untuk menghasilkan sesuatu diperlukan proses dan kesabaran. Kerja keras dan kesabaran Nurman dalam berproses membangun dan mengembangkan usahanya semoga menjadi teladan bagi generasi muda untuk tidak mudah berputus asa dan terus berinovasi dan sabar berproses.
Man jadda wajada serta serta man shabara zhafira merupakan perumpamaan yang tepat menggambarkannya. Bersungguh-sungguh dalam berproses serta bersabar dalam menjalankan akan mengantarkan seseorang menuju sukses.
Selain itu Nurman juga mengambil langkah nyata untuk mendukung festen yang berkesinambungan dengan mengganti kulit reptil sebagai bahan baku sepatu dengan kulit ceker ayam.
Nurman pun tak berpuas diri. Dia tetap berinovasi memproduksi produk lain selain sepatu, yaitu dompet, ikat pinggang. Sehingga nantinya produk Hirka dapat bersaing dengan Louis Vuitton atau Gucci.
#APAxKBN2025
Referensi
1. https://www.tempo.co/ekonomi/pemuda-bandung-bikin-sepatu-kulit-dari-ceker-ayam-1020931
2. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/10/02/kulit-ceker-ayam-pembawa-apresiasi-satu-indonesia-awards.
3. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/10/03/nurman-fareika-ramadhani-mendirikan-hirka-brand