Rumus Mengatur Keuangan Ala Keluarga Super Irit

Jumat, 22 Agustus 2025

Hai Sobat Dy, apakah sudah pernah membaca komik populer asal Korea Selatan karya Yim Cang Ho yang berjudul Saving Family? Saya mengetahui komik ini dari teman di komunitas menulis Ibu Profesional. Namun,  sayangnya saya belum sempat untuk membaca komiknya. Hanya membaca reviewnya saja. 

Hingga akhirnya beberapa bulan lalu pak Suami ajak kami untuk menonton Keluarga Super Irit yang waktu itu baru launching. Sepertinya si bapak ingin memberi wawasan baru nih ke anak-anak cara pengelolaan uang dari sudut pandang yang berbeda.

Film dengan genre komedi keluarga ini memang enak untuk ditonton dan dekat dengan keseharian kita. Rencananya waktu itu setelah menonton langsung membuat reviewnya, tapi ternyata baru ditulis sekarang. 

Tak mengapa ya walaupun terlambat menuliskan reviewnya semoga masih bisa dipetik hikmahnya. Ada beberapa insight yang dapat dipetik menurut saya, termasuk rumus mengatur keuangan ala keluarga Sukaharta. Uniknya film ini diperankan oleh satu keluarga full tim, jarang terjadi bukan?


Deskripsi Film Keluarga Super Irit

Judul Film : Keluarga Super Irit 

Sutradara : Danial Rifky

Pemain : 

- Dwi Sasono sebagai Toni, 

- Widi Mulia sebagai Linda, 

- Widuri Puteri sebagai Sally,

- Dru Prawiro sebagai Billy, 

- Den Bagus Satrio sebagai Kenny, 

- Indro Warkop sebagai Kakek Hans, Ayah Toni 


Durasi film : 1 jam 56 menit

Rumah produksi : Falcon Pictures

Tayang di bioskop : 12 Juni 2025

Sobat Dy simak Official Trailer Film Keluarga Sper Irit dulu ya sebelum baca review saya


Film Keluarga Super Irit diperankan oleh keluarga Dwi Sasono. Jarang ada sebuah film diperankan oleh sebuah keluarga dengan formasi yang sama dengan kehidupan aktualnya. Dwi Sasono berperan sebagai Toni Sukaharta, yang merupakan kepala keluarga. Widi Mulia berperan sebagai Linda, istri Toni. 

Widuri berperan sebagai Sally, anak sulung. Dru berperan sebagai Billy, anak tengah, sedangkan Den Bagus berperan sebagai Kenny, anak bungsu.


Baca juga : Jumbo, Salah Satu Film Tentang Bangkit Dari Bullying


Rumus Mengatur Keuangan Ala Keluarga Super Irit

Film ini cukup unik karena dari awal hingga akhir film penonton akan diberi suguhan berbagai macam jenis penghematan yang dilakukan oleh keluarga Sukaharta. Pelaku utamanya adalah Linda, sang ibu. Dia merupakan aktor utama perilaku hemat di keluarga.

Salah satu contohnya adalah saat ada promo limun. Dia berbelanja botol dan membaginya untuk beberapa kali penyajian. Saat penyajian, limun ditambahkan air sehingga menjadi lebih encer, tetapi tetap ada rasa limun. Kemudian membaginya menjadi lima gelas sesuai jumlah anggota keluarga.

Contoh lain, jika Toni bekerja menggunakan motor maka akan ada biaya perawatan motor dan bahan bakar. Namun, jika berangkat kerja menggunakan sepeda kayuh, maka biaya yang dikeluarkan cukup balsam untuk pijat. Selain itu badan lebih sehat. 

Beberapa rumus mengatur keuangan yang di lakukan keluarga Sukaharta, yaitu:

1. Menyisihkan uang untuk bayar kontrak rumah per tahun

2. Anak-anak ke sekolah jalan kaki, karena sekolah dekat

3. Ayah ke kantor menggunakan sepeda kayuh

4. Belanja sesuai kebutuhan

5. Menggunakan peralatan elektronik secukupnya, misalnya menyalakan kipas angin dengan kecepatan rendah agar listrik hemat

6. Membawa bekal ke kantor dan ke sekolah sehingga tidak perlu membeli makan di luar

7. Memasak sesuai porsi sehingga tidak membuang makanan

8. Menyisihkan dana untuk biaya pendidikan anak


Akhir-akhir ini terjadi banyak PHK dengan dalih efisiensi. Hal ini pun juga dialami Toni. Perusahaan tempatnya bekerja melakukan PHK besar-besaran dan karyawan yang tetap bergabung hanya mendapatkan gaji sebesar 50 persen.

Toni pun memilih untuk tetap bergabung di perusahaan tersebut walaupun gajinya hilang 50 persen. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh pada keluarga kecil mereka. Apalagi anak bungsu, Kenny sudah persiapan masuk sekolah dasar. Dana yang dibutuhkan pun cukup besar.

Setelah dihitung-hitung oleh Linda, mereka harus lebih hemat lagi dibandingkan biasanya. Selain itu, ada berita yang tak kalah mengejutkan lagi bahwa pemilik rumah yang selama ini mereka tinggali menaikkan biaya sewa rumah dan tidak mau dicicil dengan dalih membutuhkan dana untuk meinkahkan anaknya.

Mau tidak mau mereka harus pindah yang telah lama mereka tinggali itu ke rumah lain yang sesuai dengan budget mereka. Singkat cerita rumah yang sesuai dengan budget mereka merupakan sebuah rumah di atas ruko yang sebelumnya digunakan sebagai kandang burung.

Mereka pun melakukan renovasi agar rumah layak ditinggali. Bye-bye kamar nyaman. Rumahnya jauh lebih kecil diabndingkan rumah sebelumnya. Sally dan Billy harus berbagi kamar yang hanya disekat dengan kain. Kenny tidur di lemari kesayangannya. Kamar Linda dan Toni juga hanya cukup untuk kasur.

Bagaimana dengan barang-barang mereka? Garage sale, yup mereka menjual barang-barang mereka yang layak jual sehinga tidak perlu repot menyewa kendaraan untuk memindahkan barang dari rumah lama ke rumah barunya. Hanya beberapa barang yang dibawa ke rumah baru dan mereka memindahkannya menggunakan gerobak dorong. Hemat bukan? Dapat uang pula.

Demi mencukupkan pendapatan dan pengeluaran, langkah ekstrim pun ditemukan oleh Linda yaitu menghemat air untuk cebok. Kebayang kan bagaimana kacaunya. Tapi ternyata bisa lho, malah Sally juga memberikan jatahnya untuk Billy. Lucu deh pas adegan ini.

Apakah ada kisah sedih lain setelah pemotongan gaji Toni? Hiks, sayangnya ada lagi kisah sedihnya yaitu Sally ditipu. Sally ini anak yang ulet dan kreatif. Dia ditipu tukang sablon yang mencetak kaos yang merupakan pesanan dari teman sekolahnya. Nominalnya cukup besar sehingga menguras tabungan Sally.

Untungnya teman yang memesan tersebut tidak meminta kembali uang mukanya dan memaklumi kondisi Sally. Alih-alih mendapat keuntungan dari menjual merchandise kaos. Uang tabungannya dibawa kabur tukang sablon dan ternyata tidak hanya Sally yang tertipu. 

Di sisi lain, uang tabungan yang sengaja disiapkan untuk biaya sekolah Sally pun lenyap hanya tersisa puluhan juta saja karena tergiur investasi kripto dimana Toni dan Linda tidak mengetahui bagaimana kerja sistem investasi kripto.

Sehingga anak-anak, Sally dan Billy merasa semakin terpuruk. Penghematan yang mereka lakukan selama ini sia-sia, bukannya tambah kaya tapi tambah buntung.


Baca juga : Si Juki The Movie, Film Kartun Asli Indonesia


Insight Film Keluarga Super Irit

Walaupun film Keluarga Super Irit merupakan film genre komedi, tetapi tetap ada hikmah yang dapat saya petik, di antaranya

1. Tidak asal investasi mengikuti trend, bukannya untung malah buntung. Uang untuk persiapan kuliah anak-anak hilang karena asal ikut investasi kripto tanpa tahu bagaimana sistem kerjanya.

2. Tidak mengabaikan menabung untuk memiliki rumah, walaupun hanya rumah gubuk tetapi jika milik sendiri tentunya akan lebih tenang. Linda mengakui dia luput akan hal ini dan lebih memilih membayar sewa rumah dibandingkan menyisihkan uang untuk membeli rumah.


Penutup

Danial Rifky mengemas isu sosial yang terjadi di Indonesia disesuaikan dengan komiknya sehingga penyuka komiknya tetap dapat mengikuti ceritanya dengan asyik.

Walaupun film ini memberikan berbagai contoh penghematan, tetapi tetap dikemas dengan apik sehingga tidak terkesan menggurui atau mencemooh. Apakah Sobat Dy akan mengikuti rumus mengatur keuangan ala Keluarga Super Irit? Cerita aja yuk di kolom komentar bagaimana Sobat Dy mengatur keuangannya selama ini.

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih