Jumbo, Salah Satu Film Tentang Bangkit Dari Bullying

Jumat, 02 Mei 2025

Jumbo, Salah Satu Film Tentang Bangkit Dari Bullying


"Pak, jadi nonton film Jumbo, kan?" rengek kiddos hampir bersamaan. Sulungku sudah beberapa kali mengajak nonton Jumbo, apalagi bertepatan dengan libur lebaran dan ternyata ibunya minim libur. Alhasil kami sekeluarga hanya mudik sebentar dan tidak ada agenda kemana-mana. Semakin gondoklah mereka karena banyak di rumah.

Film Jumbo mulai ditayangkan tanggal 31 Maret 2025. Bertepatan dengan Idulfitri, pas dengan masa liburan kiddos, bukan? Namun, sayangnya kami baru bisa menontonnya tanggal 19 April 2025.

Walaupun selang waktu yang cukup lama dari tayang perdana, anak-anak tetap antusias kok. Salah satu penyebab mundur lama karena beberapa kali kehabisan tiket. Ternyata film Jumbo, salah satu film tentang bangkit dari bullying ini telah meraih 7 juta penonton dalam waktu kurang dari 30 hari masa tayang di bioskop.

Pantas saja beberapa kali kami kehabisan tiket. Akhirnya hari Sabtu, 19 April 2025, pak suami mencoba war tiket di pagi hari sebelum pukul tujuh. Alhamdulillah masih kebagian lima tiket dengan lokasi duduk yang nyaman untuk menonton.

Pak suami war tiket bioskop menggunakan aplikasi yang baru diunduhnya di playstore. Ternyata sekarang ada charge ya jika pesan lewat aplikasi, secara sudah lama tidak pesan tiket melalui aplikasi. 


Penasaran vs Ragu

Seperti biasa sebelum menonton film di bioskop, saya mencari informasi dulu tentang film tersebut. Hal yang sama juga saya lakukan sebelum menonton Jumbo. Beberapa teman yang telah menonton mengakui bahwa animasinya bagus sekali, tak kalah dengan Pixar. Informasi yang sama pun saya peroleh dari beberapa referensi lain.

Namun, sayangnya beberapa orang juga memberikan penilaian yang kurang baik tentang plot ceritanya. Selain itu ada beberapa plot hole. Hmm, jujurly beberapa saat sempat ragu lho mau lanjut menontonnya atau tidak. Di sisi lain juga kiddos sudah merajuk, tidak tega juga untuk menolaknya. Selain itu, dari setiap film yang kita tonton bersama selalu ada sesi diskusi tentang apa yang telah kita tonton bersama.

Antara rasa penasaran dan ragu itu akhirnya dimenangkan oleh rasa penasaran. Penasaran sebagus apa animasi yang ditawarkan Jumbo serta penasaran juga dengan ceritanya, karena ada yang sampai menangis juga saat menontonnya. Saya pun sempat membaca komentar sutradara dan penulis skenarionya di aplikasi X tentang ucapan terima kasih dan permohonan maafnya terhadap kritikan penonton. Salut, tidak banyak orang yang siap dengan kritikan.


Simak trailernya berikut ya :

Saya pun menyiapkan beberapa skenario jawaban yang mungkin akan ditanyakan anak-anak setelah melihat film Jumbo. Apakah jawaban tersebut akan digunakan? Yuk, simak lebih lanjut cerita saya!


Deskripsi Film Jumbo, Salah Satu Film Tentang Bangkit Dari Bullying

Tak kenal, maka kenalan, bukan? Setelah melihat trailer film Jumbo, sepertinya belum cukup untuk berkenalan ya. Berikut deskrips film Jumbo, salah satu film tentang bangkit dari bullying :

Judul Film : Jumbo

Sutradara : Ryan Andriandhy

Penulis skenario : Ryan Andriandhy dan Widya Arifianti

Produser : Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari

Produksi : Visinema Studios bersama Springboard dan Anami Films

Pengisi suara :

Prince Poetiray pengisi suara Don

Quinn Salman pengisi suara Meri

Yusuf Ozkan pengisi suara Nurman

Graciella Abigail pengisi suara Mae

Muhammad Adhiyat pengisi suara Atta

Bunga Citra Lestari pengisi suara Ibu Don

Ariel Noah pengisi suara Ayah Don

Ratna Riantiarno pengisi suara Oma Don

Angga Yunanda pengisi suara Acil

Kiki Narendra pengisi suara Kepala Desa (Pak Rusli)

Durasi film :  102 menit

FIlm animasi Jumbo melibatkan lebih dari 400 kreator anak negeri dan dikerjakan dalam durasi lebih dari lima tahun. Dan hasilnya sungguh karya yang menakjubkan. Animasinya tidak kalah dengan kualitas film animasi Hollywood.

Soundtrack filmnya pun tak kalah bagusnya yaitu Selalu Ada Di Nadimu yang dinyanyikan dalam dua versi yaitu versi Bunga Citra Lestari serta versi Prince Poetiray dan Quinn Salman. Ada juga lagu berjudul Kumpul Bocah dan Dengar Hatimu yang turut melengkapi film Jumbo.


Baca juga : Cinta Kasih Ibu Dalam Air Mata Di Ujung Sajadah


Sinopsis Film Jumbo

Don, seorang anak laki-laki yang berusia 10 tahun ini kerap dibully oleh teman-temannya karena ukuran tubuhnya yang besar sehingga mendapatkan julukan Jumbo yang diambil sebagai judul film. Selain itu, Don juga tidak diajak bermain bersama karena kerap menjadi sumber kekalahan timnya. Menurut teman-temannya Don lamban. 

Tidak hanya temannya yang mengoloknya dan tidak mau mengajaknya bermain, lawan bermainnya pun turut mengoloknya. Selain itu, teman-temannya pun bosan dengan cerita yang kerap diceritakan Don. 

Sebuah cerita yang diwariskan ayah dan ibunya dan dikemas dalam sebuah buku. Buku inilah yang kerap dibawa Don kemana pun dan diceritakan ke teman-temannya. Cerita dalam buku ini serta lagu yang berada di bagian belakang buku yang dibawakan Don dalam perlombaan yang diadakan di desa Seruni, desa dimana Don dan teman-temannya tinggal.

Apakah Don sedih dibully teman-temannya? Tentu saja dia bersedih karena tidak ada lagi yang mau bermain dan mendengarkan ceritanya. Namun, sahabat dekatnya Mae dan Nurman tetap mau bermain dengannya. 

Kedua sahabatnya inilah yang membantu Don untuk bangkit dari bullying yang dialaminya. Perlombaan yang diikutinya merupakan salah satu caranya untuk membuktikan bahwa dia bisa memenangkan lomba.

Kemudian muncullah Meri, seorang hantu yang menjadi perdebatan orang tua dan salah satu hal yang membuat saya ragu untuk melanjutkan rencana menonton film Jumbo. Setelah mempertimbangkan pemahaman anak-anak tentang hantu dan diskusi dengan suami, insyaAllah anak-anak sudah memahami hal ini.

Singkat cerita Don menjanjikan sesuatu pada Meri dan Meri menagih janji Don. Namun, sayangnya Don tidak menepati janjinya dan lebih mementingkan kepentingannya, padahal Meri telah membantunya.

Hal ini tentu saja membuat Nurman dan Mae pun marah terhadap sikap Don. Mereka pun berusaha membantu Meri Semaksimal yang mereka bisa. Apakah Don akan membantu Meri sesuai janjinya? Apakah Don akan menerima Atta sebagai temannya?

Simak saja filmnya ya. Sobat Dy akan mendapatkan banyak kejutan. Jujurly saya pun menikmati film ini karena memang animasinya bagus dan sempat meneteskan air mata pula. 

Insight Film Animasi Jumbo

Insight Film Jumbo

Walaupun film Jumbo menuai banyak kritik dari orang tua, tetapi banyak insight pula yang diperoleh. Sosok Don yang tidak memiliki orang tua di usia yang belia tetap dapat belajar memahami dirinya sendiri dan dunianya berkat bimbingan Omanya.

Selain itu, Don juga tetap merasa dekat dengan orang tuanya melalui buku karya orangtuanya dan menjadi kebanggaan Don. Kehadiran Oma pun memberi kehangatan tersendiri bagi Don, Oma membantu Don untuk merenung, belajar meminta maaf dan menepati janji karena telah mengingkari janjinya pada Meri, serta bertanggung jawab terhadap sikapnya. 

Suka deh dengan cara Oma saat berbicara dengan Don, bukan dengan cara memarahi atau menasehati layaknya orang tua pada umumnya. Namun, dengan cara berdiskusi, sehingga Don menyadari kesalahan yang dilakukannya.

Ada pula Acil, kakak Atta yang bijak dan siap mendengarkan keluhan adiknya. Dia menyemangati adiknya.

"Dek, kalo adek capek,adek kesel. Cerita aja sama abang. Cerita semuanya Abang pasti dengerin" - Acil

Saat Atta mengeluh kenapa kehidupan mereka seperti itu, Acil pun menjawab bahwa Tuhan menganggap mereka kuat melaluinya. Adem ya.


Penutup

Tidak ada gading yang tak retak. Begitu halnya dengan film Jumbo, dibalik pujian yang diperoleh juga ada kritikan dan hal tersebut pun diterima dengan besar hati oleh sutradara. Setidaknya ambil hal positifnya dan perbaiki kesalahannya di film berikutnya.

Dan dugaan awal saya bahwa anak-anak akan membahas tentang Meri, hantu yang menjadi teman Don ternyata meleset. Anak sulung justru menangis sesenggukan karena menurutnya ceritanya apik dan bertanya mengapa semuanya anak yatim piatu. Baik Don, Mae, Nurman, bahkan Atta.

Anak tengah 'B" aja dia langsung menjawab "Harus mau mendengarkan, tidak hanya mau didengarkan, iya kan" katanya begitu saya melihat ke arahnya. Say pun mengangguk menyetujui pendapatnya.

Sedangkan anak bungsu malah takut sama Atta yang menurutnya jahat sekali, merebut buku Don hingga sobek. Dan berlanjut diskusi tentang bullying agar tidak menjadi pelaku serta korban bullying.

Setidaknya kehadiran film Jumbo mengobati kerinduan terhadap film kartun asli Indonesia. Film Jumbo tidak hanya hadir di Indonesia, tetapi hadir di 17 negara lainnya, lho. Turut bangga karya anak bangsa Indonesia dapat menembus mancanegara.

Bagaimana pengalaman Sobat Dy yang telah menonton Jumbo? Cerita yuk di kolom komentar!


Baca juga : Peran Kakak Dalam Keluarga di Film 1 Kakak 7 Ponakan


Referensi

1. Jumbo (film 2025) - https://id.wikipedia.org/wiki/Jumbo_(film_2025).

2. Daftar Lengkap Pengisi Suara Jumbo - https://www.kompas.com/hype/read/2025/04/06/162659766/daftar-lengkap-pengisi-suara-jumbo.

11 komentar

  1. Setelah nonton film Jumbo, aku semakin ingin film ini tembus penonton diatas 10 juta, karena secara teknis filmnya layak banget diketahui banyak orang, pesan yang disampaikan dari cerita sangat baik, soal memaafkan dan hal-hal lain yang anak-anak perlu tahu.

    Soal kritikan, menurutku tidak ada karya yang sempurna dalam kehidupan ini dan team Jumbo dan para penggemar seperti aku ini perlu berbesar hati aja, setiap orang berhak untuk memiliki pemikiran dan tentu semuanya punya alasan.

    BalasHapus
  2. Patut bangga ya, peminat film ini luar biasa

    BalasHapus
  3. Indonesia sudah jarang sekali tontonan yang ramah anak. FIlm animasi Don ini semoga bisa mengundang banyak kreator lain yang memutuskan untuk membuat tontonan buat anak.

    Film ini juga bisa menjadi pembelajaran soal bullying yang semakin lama kok semakin ramai ya.

    BalasHapus
  4. Jumbo sekarang udah nembus 8 juta penonton, keren banget yaa. Tapi daku belum nonton nih. Thanks reviewnya Kak, nanti mau ajak bocil untuk ikut nonton. Apalagi temanya menarik (tentang bullying).

    BalasHapus
  5. Film Jumbo ini favorit banget selama momen libur lebaran hingga ketika film masih tayang di bioskop. Bioskop dekat rumah pun mengalami hal serupa, sering penuh dengan penonton.

    Dan memang betul, pesan dari film bagus, animasinya keren. Sebuah angin segar bagi film animasi dalam negeri, semoga kedepannya makin banyak film keren seperti Jumbo ya.

    BalasHapus
  6. Karena sempat ramai di medsos, aku jadi penasaran sama film ini. Cerita tentang Don yang berjuang melawan perundungan dengan keberanian dan dukungan keluarga benar-benar menyentuh hati. Dari artikel ini juga baru tahu bahwa film ini melibatkan lebih dari 400 kreator lokal dan dikerjakan selama lebih dari lima tahun, menghasilkan animasi yang setara dengan kualitas internasional.

    Saya setuju bahwa *Jumbo* bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana edukasi yang efektif untuk anak-anak dan orang tua dalam memahami dampak bullying dan pentingnya dukungan keluarga. Semoga semakin banyak film lokal yang mengangkat isu-isu sosial dengan cara yang kreatif dan menginspirasi seperti ini ya.

    BalasHapus
  7. Memang daripada penasaran, menduga-duga, lebuh baik nonton filmnya saja, Mbak. Soalnya ini penilaian relatif. Cocok sesuai atau tidak, bagus apa kurang bagus, tergantung dari yang nonton.
    Dan saya setuju, segala sesuatu tidak ada yang sempurna. termasuk Film Jumbo. Kalau saya pribadi, memang ada lobang logika, tapi tetap banyak kelebihannya juga, termasuk berbagai pesan moral. Tapi tetap anak harus didampingi anak saat menonton.

    BalasHapus
  8. Iyaa, aku pun nontonnya sambil senyum bangga lho mbak. Padahal gak ikutan produksi filmnya, tapi kayak film ini perjuangan 5 tahun, dan saat liat hasilnya kayak gini beneran bangga karena worth the wait lah gitu.

    Nah, anak-anak aku juga gak ada yang bahas bahas hantunya, apalagi mau temenan sama hantu, ahaha. Mereka malah fokus di sikap Don yang sempet nyebelin dan egois. Mereka malah kasihan sama Atta. Mungkin karena ngerti ya Atta ternyata jadi begitu di luar karena kondisi juga.

    Terus pada seneng juga karena endingnya kayak gitu. Nonton film ini seneng banget sih aku, terlihat perkembangan tokohnya gitu, perubahan dari sikapnya yang jahat jadi lebih baik. Don yang egois jadi bisa lebih mendengar, Atta yang iri sama Don jadi bisa bersahabat dan meminta maaf.

    Ah, sebetulnya kalau dilihat dari pelajarannya menurut aku banyak hal yang bisa diambil sih.

    BalasHapus
  9. aku belum sempet nonton, pastinya penasaran banget dengan film Jumbo ini.
    Hikmah dari film Jumbo ini dapet banget ya, apalagi tema ceritanya tentang bullying sampai soal sahabat yang mendukungnya

    BalasHapus
  10. Salah satu animasi lokal karya anak bangsa yang wajib diapresiasi. Akhirnya kita sudah tahap dimana animasi kita secara visualnya udah setara pixar. Meski banyak perdebatan, tapi pesan soal bullying, keberanian, dan pentingnya mendengarkan orang lain adalah hal terbaik yang bisa diterima secara universal.
    Soundtracknya emang easy to listen ya. Anakku juga umur 2 tahunan udah hapal banget

    BalasHapus
  11. Salah satu film Indonesia terbaik yang wajib ditonton. Gak hanya anak-anak tapi juga orang-orang dewasa. Ringan, sarat dengan nilai-nilai kebaikan.Dan iya, menyemangati kita semua untuk bisa bangkit dari hal menyedihkan, seperti bullying. Kemon kita jadikan film ini film terlaris di Indonesia saat ini.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih