Rumah Impian Sederhana Tapi Elegan Dalam Cerita Home Sweet Loan

Selasa, 19 Agustus 2025

Rumah Impian Sederhana Tapi Elegan Dalam Cerita Home Sweet Loan


Cung siapa yang tidak ingin mempunyai rumah yang nyaman untuk tinggal? Sepertinya tidak ada salah satu dari kita tidak ingin mempunyai rumah, bukan? Walaupun rumah impian sederhana tapi elegan dan bukan rumah mewah.

Rumah merupakan tempat untuk pulang, melepas lelah, menghimpun energi untuk kembali berjuang menyambut hari di keesokan harinya serta bercengkrama dengan anggota keluarga lainnya.

Banyak pilihan rumah yang ditawarkan, tergantung berapa budget dan harapan setiap orang untuk memiliki rumah. Rumah tapak, apartemen, Rusunawa atau Rumah Susun Sewa, Rusunami atau Rumah Susun Sederhana Milik merupakan beberapa pilihan rumah yang ditawarkan saat ini. Ada juga yang memilih beli tanah kemudian membangun rumahnya bertahap, sehingga memilih konsep rumah tumbuh.

Novel Home Sweet Loan merupakan sebuah novel karya Almira Bastari yang diterbitkan tahun 2022. Kemudian ditayangkan di bioskop pada September 2024 yang disutradarai oleh . Almira Bastari. Secara garis besar Home Sweet Loan bercerita tentang empat sahabat yang berteman sejak SMA. Keempatnya mempunyai keinginan untuk memiliki rumah impian masing-masing.

Wajar rumah impian mereka berbeda karena mereka pun juga memiliki impian masing-masing serta alasan yang berbeda untuk memiliki rumah. Tidak hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga sebagai media aktualisasi diri. Simak hingga akhir artikel ini ya!


Baca juga : Resign, Topik Percakapan Di Kantor Yang Selalu Menarik


Spesifikasi Buku

Judul buku : Home Sweet Loan

Penulis: Almira Bastari

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman: 312 halaman

Cetakan kesembilan, Mei 2025

ISBN : 978-602-06-5804-9

Saya tidak hanya membaca novelnya saja, tetapi juga menonton filmnya. Justru saya menonton filmnya terlebih dulu di Netflix dibandingkan membaca bukunya. Dan saya baru membaca bukunya secara online di official store Gramedia. Walaupun ada yang menawarkan harga lebih murah, tapi saya tidak mengindahkannya, khawatir bajakan. 

Kan kasihan Almira kalau pembaca novelnya memilih yang bajakan. Jika Sobat Dy ingin emmbaca novelnya secara freen ada versi digitalnya lho di Ipunas, tapi sabar ya, karena  antriannya panjang.

Saya membaca Ganjil Genap, Resign, dan Melbourne Wedding Marathon pun di aplikasi Ipunas. Benang merah keempat novel ini tokoh utamanya mencari jodoh dan usianya sekitar 30an, walaupun ending ceritanya beda-beda.


Mengelola Keuangan Demi Rumah Impian Sederhana Tapi Elegan 

'Hal pertama yang dilakukan untuk membenahi keuangan bukan merencanakannya, tapi memperbaiki tabiat belanja'

-Home Sweet Loan halaman 67-


Sebagus apapun perencanaan keuangan, tetapi jika tidak memperbaiki tabiat belanja, rencana hanyalah tinggal kenangan tanpa pernah dapat diwujudkan. Apalagi jika sampai besar pasak daripada tiang dengan kata lain, lebih besar pengeluaran daripada pendapatan.

Atau sembunyi dengan dalih 'kebutuhan' karena beberapa hal beda tipis antara kebutuhan dan keinginan. Oleh karena itu, dengan memperbaiki tabiat belanja akan berdampak signifikan pada perencanaan keuangan.

Punya Rumah Yuk merupakan grup yang dibuat oleh Kaluna dan teman-temannya. Bagaimana kisah mereka dalam usahanya mempunyai rumah? 

Kaluna

Kaluna yang memiliki penghasilan tidak sampai dua digit membagi tiga keranjang pengeluarannya, yaitu primer, sekunder, tersier. 25 persen gajinya untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti biaya hidup, pulsa, bensin hingga kontribusi untuk kedua orang tuanya. 8 persen untuk kebutuhan sekunder. 

Sebagian untuk kebutuhan tersier, yang jika tidak digunakan dapat ditabung. Namun, sayangnya justru semakin besar karena buah tangan untuk keluarga kekasihnya semakin besar. Selebihnya ditabung. Semua perencanaan keuangan dan rekaman pengeluaran tersimpan rapi dalam file excel.

Sejak dia menjalin hubungan dengan Hansa, kebutuhan tersier meningkat, sedangkan porsi menabung semakin menurun. Gaya hidup keluarga Hansa berbeda jauh dengan gaya hidup Kaluna yang sederhana. Setiap akhir pekan selalu saja ada saja acara di keluarga mereka. Apakah membina hubungan termasuk dalam investasi beresiko tinggi? hehehe. 

Kaluna merasa perjuangannya selama dua tahun menjalin hubungan dengan Hansa sia-sia. Keluarga Hansa belum bisa menerima Kaluna. Dia pun akhirnya memutuskan Hansa.


Tanish

Tanish tinggal di apartment yang hanya memiliki dua kamar. Tanish, suami dan anaknya tidur  dalam satu kamar. Sedangkan kamar lainnya ditempati oleh mertua Tanish dan baby sitternya.

Tanish dan Darpa, suami Tanish ingin memiliki rumah tapak. Darpa menanggung biaya hidup ibunya sejak ayahnya meninggal. Namun, mereka telah memperhitungkan jika keduanya menggabungkan pendapatan maka mereka dapat memiliki rumah ditambah dengan tabungan mereka berdua tentunya.


Miya

Miya merupakan singlelilah dengan gaya hidup yang cukup tinggi. Dia pun mengklaim dirinya  Influencer. Miya belum memiliki rumah dan sementara tinggal sebuah rumah kost dengan tarif sekitar lima juta per bulan.

Kamar kosnya direnov sedemikian rupa mirip dengan kamar selebgram. Dia pun tak ragu merogoh kocek untuk membeli sofa one seater dengan harga belasan juta hanya agar mirip dengan salah satu selebgram. "Agar bagus saat membuat insta story," dalihnya.

Cara Miya untuk memiliki rumah dengan menghemat belanja, menjual koleksi tas mahalnya, serta bergabung dengan agensi yang memberikan job sebagai influencer.


Danan

Satu-satunya pria dalam kelompok mereka. Selain itu, Danan merupakan anak tunggal dan keluarganya pun mapan, sehingga cita-cita memiliki rumah hampir tidak ada, karena dia bisa tinggal di rumah orang tuanya.

Namun, hal tersebut berubah setelah Kaluna mengingatkan bagaimana saat dia pensiun nanti. Singkat cerita Danan mengadop file excel Kaluna dan mulai merencanakan keuangannya. Danan pun meminta Kaluna memeriksanya dan meminta sarannya hingga meminta Kaluna untuk mengelola keuangan Danan.


Kaluna dan Impiannya Memiliki Rumah

Impian Kaluna memiliki rumah kandas. Kakak sulungnya terlibat pinjaman online dan menjaminkan sertifikat rumah yang ditinggali keluarga mereka. Kaluna pun akhirnya memberikan tabungannya sebesar 300 jutaan yang telah dikumpulkannya selama sembilan tahun bekerja untuk menebus sertifikat rumah yang dijaminkan.

Kaluna yang marah memulih untuk pergi dari rumah dan menumpang di apartemen Danan. Mereka berdua kumpul kebo kah? Tentu tidak, selama Kaluna tinggal di aparement, Danan tinggal di rumah keluarganya.

Selama ini Kaluna mengalah kamarnya digusur demi kepentingan dua kakaknya yang telah berkeluarga. Hingga akhirnya dia menempati kamar pembantu yang berada di bagian belakang rumah.

Kaluna ingin setelah menikah tinggal di rumah sendiri dan keluar dari rumah orang tuanya yang ditempati juga oleh kedua kakaknya dan tentunya dengan keluarganya. Sehingga dia berusaha semaksimal mungkin untuk memiliki rumah dan dapat keluar dari rumahnya.


Epilog

Pepatah Jawa "Trisno Jalaran Soko Kulino" kurang lebih artinya "Cinta akan timbul karena terbiasa. Hubungan Kaluna dan Danan pun akhirnya meningkat dari sekedar berteman menjadi lebih dari teman.

Namun, Kaluna menganggapnya keduanya biasa saja. Danan pun akhirnya terbuka pemikirannya dan memilih untuk menata hidupnya setelah mengobrol dengan Kaluna. Diam-diam Danan pun menaruh hati pada Kaluna. Tak dapat dimungkiri Kaluna pun juga mulai memperhatikan Danan, secara Danan juga cakep. 

Hingga akhirnya Danan melamar Kaluna saat hari lahir Kaluna ke 32 tahun. Apakah Kaluna menerimanya? Kaluna membutuhkan waktu untuk menerima lamaran Danan. Cincin yang diberikan Danan baru dipakainya beberapa bulan kemudian. 

Danan pun girang mengetahui cincin pemberiannya dipakai Kaluna, yang artinya lamarannya diterima. Tak menunggu lama dia pun mengajak Kaluna menikah, karena mereka telah lama mengenal sejak SMA dan telah mengetahui baik buruknya masing-masing. Sehingga buat apalagi berpacaran toh sudah saling mengenal satu sama lain. 

Pesta pernikahan sederhana tetapi tetap sesuai impian kedua orangtuanya menikahkan anaknya pun dilangsungkan. Lebih baik dananya dialokasikan untuk kebutuhan setelah menikah yang membutuhkan dana lebih besar daripada pesta pernikahan mewah yang hanya berlangsung satu hari.

Setelah menikah Danan dan Kaluna tinggal di apartemen studio milik Danan dan mereka berdua masih berusaha untuk mewujudkan rumah impian sederhana tapi elegan versi mereka.


Baca juga : Pacar Kontrak Dalam Melbourne Wedding Marathon


Penutup

Seberapapun besarnya penghasilan tidak akan mampu membiayai gaya hidup, tetapi cukup untuk membiayai kebutuhan hidup, kecuali konglomerat yang hartanya tidak habis tujuh turunan.

Novel yang hangat ini banyak meninggalkan pesan moral. Salah satu yang mengena bagi saya adalah pesan moral untuk mengajarkan anak bertanggung jawab terhadap pilihannya. Sehingga lebih bijak dalam bersikap dan bertindak.

Apakah Sobat Dy telah membaca novel Home Sweet Loan atau mungkin sudah melihat filmnya? Cerita yuk di kolom komentar kesannya setelah membaca atau menonton filmnya.

28 komentar

  1. Aku tuh masih ragu mba mau nonton. Soalnya liat trailernya aja emosi jiwa hahahahahahaha. Kalo dapat Abang model parasit penggeretan begini, sori sori aku bantu lah. Memang ga tahu diri. Jenis orang yg ga perlu disupport, Krn bakal ngulangin kesalahan sama.

    Makanya aku blm mau nonton, takut endingnya ga enak 🤣🤣.

    Padahal selalunya buku2 Almira aku banyak baca, trutama yg di Ipusnas ya. So, ini kaluna bakal happy ending, trus si Abang ga tau malu piye mbaaa 😄. Kayaknya lebih penting utk tahu nasib akhir dia sih hahahaha

    BalasHapus
  2. Home Sweet Loan ini salah satu novel yang mengangkat isu finansial yang rasanya jadi ironi di masa modern. Penghasilan tidak besar, jenis pekerjaan cukup bervariasi tapi tantangan konsumtif masih membayangi. Saat ini anak-anak generasi muda, dihadapkan pada tantangan tak cuma pekerjaan tapi bagaimana mengelola finansial yang baik untuk masa tua mereka.

    Dan cuplikan kata-kata di novel itu lagi-lagi bener, bahwa ya membenahi finansial bukan cuma masalah merencanakan aja tapi gimana kita mengeksekusi dan tetap konsisten pada rencana. Gimana-gimana merencanakan dan memulai lebih mudah daripada proses membangun sampai ketujuan. Ahhh, buku ini belum kubaca padahal udah kebeli lho... :(

    BalasHapus
  3. Cerita para tokohnya terasa dekat sekali dengan realita karena banyak orang yang juga berjuang menyesuaikan gaya hidup demi bisa punya rumah. Bagian Kaluna yang harus merelakan tabungan demi keluarga cukup menguras emosi dan menunjukkan beratnya perjuangan menuju rumah impian.

    BalasHapus
  4. Iyaaa bangett...kalau mau memperbaiki kondisi financial bukan hanya dari perencanaannya saja, tapi memperbaiki tabiat belanja. Ah aku jadi tertarik banget baca novel ini, banyak pesan yang pasti dapat menyadarkan pembaca dalam mengatur keuangan.

    BalasHapus
  5. aduh saya malah baru tahu novel dan film home sweet loan ya dari artikel ini. plus penasaran juga jadinya saya sama novel lainnya itu yang bacanya di ipusnas,
    seperti Ganjil Genap, Resign, dan Melbourne Wedding Marathon.
    apalagi katanya ada benang merah dari keempat novel itu.

    BalasHapus
  6. Saya suka kisah penutupnya dari cerita Home Sweet Loan ini akhirnya kaluna jadian sama Danan hehehe

    BalasHapus
  7. Pastinya setiap orang mempunyai rumah impian ya, Mbak. termasuk saya. Dan setiap orang rumah impiannya berbeda. Kalau saya yang penting nyaman, semua kebutuhan dalam rumah terpenuhi. Dan memang sejatinya, untuk mewujudkan rumah impian, perlu perjuangan juga, termasuk ketat dalam mengelolah keuangan.

    BalasHapus
  8. Aku sudah nonton filmnya kebetulan dapat undangan gala premiere di Jakarta. Ternyata secara garis besar antara film dan buku mirip ya.

    Bagus nih memang buku karya Almira Bastari. Beneran relevan & related sama situasi anak muda masa kini. Aku sebagai anak 30 an awal pun merasa perjuangan buat punya rumah itu sesuatu banget.

    Paling bener emang memperbaiki tabiat belanja dan melakukan pengeluaran uang. Seperti yang mba Dy sounding di akhir artikel juga.

    Home Sweet Loan versi buku bikin aku tertarik buat baca deh. Pernah baca emang cuma baru sekitar 30 halaman saja di gramed. Next mesti lanjut sampe ending nih.

    BalasHapus
  9. Aku dari lama mau baca bukunya tapi keburu ada filmnya, jadi skrg mau agak lama dulu ga mau baca bukunya takut masih terditraksi sama tokoh filmnya

    BalasHapus
  10. Related ya dengan kehidupan kita, dan jadi pengingat banget², ya kalau memang ingin punya rumah impian maka kudu mengetatkan segala hal yang akan memaksa keluar duit. Irit² dulu aja deh

    BalasHapus
  11. Salah satu buku yang pengin kubaca tapi belum terbeli. Kayanya isunya relate sama kehidupan saat ini. Bingung rumah tinggal hahahaha...

    Ganjil Genap sama Resign juga lumayan bagus.

    BalasHapus
  12. kisah kaluna ini benar-benar menguras energi saat saya lihat penggalan di tiktok dulu. saking nyebelinnya keluarga dia saya troma terkhusus dengar endingnya yang gk sesuai ekspetasi. jujur film sekarang memang konsepnya lebih realistis di kisah nyata dan justru karena ini saya sangat menghindari karena di dunia asli sudah setres malah nonton film makin setres wkwk

    BalasHapus
  13. Filmnya baguuss sih, aku suka

    Membekas bangett gitu.
    kalo novelnya, aku blum baca mba
    tapiii, dgn baca ulasan ini, kayaknya terwajib yhaa buat baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku suka banget dengan tekad para tokoh dalam mencapai impian memiliki rumah. Ini patut dicontoh bagi kita yang ingin punya rumah impian. Salah satu yang aku inget seperti quote di atas 'perbaiki tabiat belanja'.

      Hapus
  14. Yang membuat semua gak cukup adalah gaya hidup
    Kalau gaya hidup ga dibatasi maka seberapa banyak pun ga akan cukup
    Paling sebel sama orang yang kerjanya gak seberapa tapi mintanya ini itu
    Makanya gaji habis cuma buat perut doang

    BalasHapus
  15. Dari Kaluna yang penuh perhitungan tabungan, Tanish yang hidup menyatu dengan mertua, Miya si influencer, sampai Danan yang baru mulai merencanakan, gambarnya terasa relate banget sama kehidupan kita sehari-hari.. Terutama buat daku yang masih nomaden dan sering bulak balik dari rumah mertua ke rumah mama

    Jadi penasaran sama buku ini, pernah juga direkomendasiin sama salah satu besti daku yang suka banget baca novel kekinian >.<

    BalasHapus
  16. Kaa Dy... nuhun resensinya.
    Aku suka bangeett karena semuanya terasa mengalir dan akhirnya aku punya gambaran besar buku hits "Home Sweet Loan".

    Aku belum nonton filmnya dan baca bukunya.
    Almira memang pinter banget mengolah hal-hal yang relate dengan keseharian kita dan pastinya.. masalah keuangan ini masalah yang krusial sekaligus sensitif untuk dibicarakan.

    Namun melalui film, jadi penonton pun bisa ikutan belajar bahwa "Seberapapun besarnya penghasilan tidak akan mampu membiayai gaya hidup, tetapi cukup untuk membiayai kebutuhan hidup".

    Cakeepp pissan, ka Dy..
    Laafff iitt~

    BalasHapus
  17. Aku sudah baca novel dan liat filmnya mbaa...malah aku lebih dulu baca novel nya udah lama banget dan sudah lupa dengan ceritanya trus baru deh nongol filmnya jadi semacam diingatkan lagi garis besarnya...
    Liat film nya bikin emosi sie mba dengan kelakuan kakak2 kaluna tapi karena happy ending jadi sedikit terobati esmosi jiwa ku hehe

    BalasHapus
  18. Aku belum baca novel maupun nonton filmnya. Tapi dari review bukunya di sini jadi tertarik..Kisah yang sangat relate dan relevan dengan realitas generasi sandwich di perkotaan, terutama mengenai perjuangan mewujudkan mimpi memiliki rumah di tengah tekanan finansial keluarga. Juga, pesan moralnya kuat tentang keluarga, kesabaran, dan kerja keras.

    BalasHapus
  19. Aku ngga tau kalau sudah ada di Netflix. Penasaran siapa aktor-aktornya.. kayanya aku kelewat trailernya. Menarik sih kalau garis besar filmnya adalah tentang punya rumah, tapi manis juga ada cerita teman tapi menikah nya

    BalasHapus
  20. Saya baru nonton filmya aja sudah jatuh cinta banget dengan ceritanya, perjuangan Kaluna untuk bisa membeli rumah tuh luar biasa penuh drama banget. Pasti novelnya lebih seru ya mba

    BalasHapus
  21. kalau aku baca novelnya dulu baru nonton filmnya, mbak. dan baik film maupun novel sama bagus dan bikin kesalnya sih menurutku. almira bastari ini juga sekarang jadi salah satu penulis favoritku soalnya dia bisa mengangkat isu-isu yang relate dengan kehidupan millenial ataupun gen z terutama para wanita

    BalasHapus
  22. Aku uda baca buku ini mbak
    Bukunya bagus dan inspiratif
    Tapi aku belum nonton filmnya sih

    BalasHapus
  23. Berat juga yaa beban hidup yang harus ditanggung Kaluna. Sebelum menikah, dia harus pontang-panting gitu untuk cari uang. Udah punya tabungan, eeh malah kepake untuk bayar utang gara2 kakaknya, huhuuu nyeseeekk..

    BalasHapus
  24. Oh ini sudah difilmkan ya mba. Rumah memang jadi impian ketika kita masih tinggal di tempat orang senyaman apapun kita membuatnya ya. Tapi kepemilikan yang bikin kita merasa tenang

    BalasHapus
  25. mbak dy, judul buku yang difilmkan ini apa hanya bisa ditonton di netflik ya ? aku tertarik pengen lihat filmnya. Mbak dy keren ih, gimana caranya bisa rutin baca buku dan bisa nonton film favoritnya. Next, bagi tipsnya dong mbak ! inspiring

    BalasHapus
  26. Buku-buku Almira Bestari termasuk dalam reading list. Mau dibaca tapi ntah kapan. Membaca review di sini keknya bukan cuma readable, ya. Tapi juga collectable untuk dibaca berulang kali.

    BalasHapus
  27. Aku belum baca novel ini, tetapi baru baca ulasannya saja sudah tertarik. Tidak menyangka ternyata di akhir ada part sahabat jadi cinta. Btw, setelah diingat-ingat rasanya, aku pernah liat trailer filmnya

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih