Kumpulan Cerita Perjalanan Hidup Yang Menyatu Dalam Rectoverso

Minggu, 26 November 2023

Rectoverso


Rectoverso karya Dewi Lestari atau Dee ini sebetulnya bukan termasuk dalam daftar buku favorit saya. Namun, saya tertarik membacanya karena resensi seorang teman di sebuah komunitas menulis.

Jujurly saya penasaran karena teman saya itu menuliskan perbandingan antara film dan bukunya. Dan saya itu tipikal yang selalu penasaran jika sebuah buku difilmkan. 

Mengapa? Biasanya feel yang diperoleh beda lo antara membaca cerita sebuah novel dan melihat film. Imajinasi yang terbentuk saat membaca buku adalah murni imajinasi pembaca yang terbentuk karena membaca narasi penulis dan ini biasanya luas sekali tergantung cara pandang dan pola pikir pembaca. Sedangkan film, sebagian besar dipengaruhi imajinasi sutradara dan penulis skenario.

Latar belakang lainnya memilih Rectoverso karena saya ikut tantangan yang membaca yang diadakan oleh komunitas ODOP. Saya pernah menceritakan sebelumnya bahwa di ODOP ada banyak program. Namun, untuk tantangan membaca ini baru kali ini saya ikuti.

Rasa penasaran juga yang membuat saya mendaftar tantangan yang diadakan ODOP. Wkwkwk, saya makhluk yang gampang penasaran ya. 

Reading Challenge ODOP atau RCO, nama tantangan tersebut. Tantangan ini berlangsung selama empat pekan dan setiap minggunya ada tantangan yang berbeda. 

Setiap peserta RCO wajib mengikuti semua tantangan jika ingin mendapatkan sertifikat. Dan saya hanya sanggup mengerjakan tantangan hingga Minggu ketiga saja, hiks. Tak mengapa tahun depan mau ikut lagi.

Membaca itu merupakan syarat wajib bagi penulis, entah penulis novel, bloger, atau penulis lainnya. Mengapa? Membaca itu menambah diksi, menambah wawasan dan masih banyak lagi.

Yuk, lanjut cerita tentang Rectoverso, baca sampai akhir artikel ini ya.


Spesifikasi Buku

Judul buku : Rectoverso 

Penulis: Dee atau Dewi Lestari

Penerbit: Bentang Pustaka

Jumlah Halaman: 184 halaman

Cetakan pertama: Januari 2013

ISBN : 978-602-7888-03-6

Format : soft cover

Namun, Rectoverso juga dapat dibaca dalam bentuk soft file di Ipunas, lo. Ada beberapa salinan di Ipunas yang dapat dipinjam. 

Saya pun pinjam di Ipunas kok, karena saya tidak punya buku fisiknya dan saya juga tidak terpikir untuk membeli buku fisiknya saat itu.


Rectoverso Buku, Film, Lagu



Cerita Perjalanan Hidup Dalam Rectoverso

Ada sebelas cerita dalam Rectoverso, baik di bukunya maupun lagunya. Cerita pendek yang ditulis Dee merupakan cerminan dari lagi yang sebelumnya diciptakan Dee.

Sebelum dikenal sebagai penulis, Dee lebih dikenal sebagai penyanyi. Beberapa lagu telah diciptakannya, baik itu dinyanyikannya sendiri untuk grupnya maupun untuk penyanyi lain.

Benang merah dari sebelas cerita tersebut adalah tentang cinta. Kisah cinta tak akan pernah habis bahan untuk diceritakan. 

Oleh karena itu ada gambar hati yang menggambarkan cinta pada sampul buku. Aneka gambar yang mengisi gambar hati merupakan gambaran cerita perjalanan cinta kesebelas cerita pendeknya.

Sedangkan tulisan rectosrev yang dibaca Rectoverso dengan "o" yang merupakan lambang cermin merupakan gambaran bahwa kesebelas ceritanya merupakan cerminan dari sebelas lagu cinta.

Cinta bertepuk sebelah tangan, mencintai orang yang salah, cinta tak bersyarat, cinta yang hanya dipendam sendiri tanpa ada yang tahu tentang cintanya, cinta yang tak akan tersampaikan. Kurang lebih gambaran cerita yang anda dalam Rectoverso.

Cerita yang sangat berkesan dan related dengan kehidupan saya adalah cerita dengan judul Malaikat Juga Tahu, Isyarat dan Curhat Buat Sahabat.

Malaikat juga tahu merupakan cerita tentang seorang ibu yang memiliki dua anak laki-laki dan keduanya mencintai wanita yang sama. Anak sulungnya merupakan seorang penderita autis dan anak bungsunya tumbuh sebagai pria yang tampan dan sukses.

Cerita tentang anak autis selalu membuat saya terenyuh karena salah satu murid les saya dulu adalah penderita autis dan saya sering kontak dengannya.

Isyarat merupakan cerita tentang seorang wanita yang hanya dapat mengagumi seorang pria tanpa bisa menyampaikan perasaannya, karena tujuan hidup mereka berbeda. Baginya mengetahui warna bola mata pria tersebut sudah cukup, dia tidak meminta lebih.

Cerita ini seperti cerita sahabat saya, dia hanya bisa mencintai tanpa bisa memiliki. Dan dia memutuskan untuk menyimpan cinta tersebut hanya untuk dirinya.

Curhat buat sahabat merupakan sebuah cerita tentang persahabatan pria dan wanita. Pria tersebut tidak pernah menyampaikan rasa cintanya dan dia bersedia berkorban apa saja untuk sang wanita. Sedangkan wanita tersebut berganti-ganti pasangan hanya demi mencari cinta tanpa menyadari bahwa ada pria yang siap mencintainya apa adanya.

Banyak kan cerita seperti ini di sekitar kita. Termasuk cerita saya. Menurut saya tidak ada persahabatan yang murni sahabat antara pria dan wanita tanpa ada bumbu cinta atau harapan untuk memiliki. Dan saya memilih untuk menarik diri dan memilih untuk tidak berharap.


Rectoverso (Film)


 

Berbeda dengan buku dan lagu yang mengangkat sebelas cerita. Dalam film ini hanya mengangkat lima cerita. 

Awalnya saya menganggap ceritanya saling berhubungan, ternyata ceritanya berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibuat seolah-olah terkait satu sama lain.

Bagi yang belum pernah membaca kumpulan ceritanya akan menganggap bahwa ceritanya akan terhubung satu sama lain dan akhirnya akan tersadar bahwa ceritanya berdiri sendiri-sendiri saat akhir film.

Skenario film ditulis oleh orang yang berbeda-beda. Walaupun begitu filmnya apik, lo. Saya menyukai filmnya.


Penutup

Kumpulan cerita perjalanan hidup anak manusia akan tak akan ada habisnya untuk diceritakan. Ada yang mengharukan, ada pula yang menyenangkan. Semuanya mempunyai kesannya masing-masing.

Kelebihan buku ini tersedia dalam dua versi yaitu fisik dan digital, sehingga dapat memenuhi selera pembaca. Ada yang suka mencium harum kertas buku. Ada pula yang senang membacanya dalam bentuk digital, karena lebih fleksibel.

Jika Sobat Dy ingin membaca buku fisiknya dapat membelinya di marketplace atau toko buku. Jika ingin membaca versi digitalnya juga bisa meminjam di Ipunas Sedangkan filmnya dapat dilihat di YouTube.

Yuk, ceritakan serunya membaca buku sambil mendengarkan lagunya dan filmnya di kolom komentar. 

21 komentar

  1. Hahaha pantes kayak pernah denger kata Rectoverso. Ternyata buku Dee Lestari. Aku belum pernah membaca karya²nya sih. Tapi sepertinya menarik. Temenku nih ada pecinta karya Dee Lestari. Hampir semua bukunya dia punya.

    BalasHapus
  2. Wah aku paling hapal dengan cerita Malaikat Juga Tahu. Per ah nonton filmnya juga. Bikin aku termehek2 pd situasi yg terjadi. Dilema ibu. Kasihan sama semuanya. Wah seru deh ceritanya. Lagunya juga asyik

    BalasHapus
  3. PR besar bagi saya saat ini, Mba Dy. Memang perlu banyak baca lagi. Dulu pas buku termasuk sulit, semangat baca menggebu. Eh, sekarang saat buku termasuk mudah ditemukan dalam berbagai versi kok ya melempem semangatnya. Hehehe. Btw, buku ini bikin penasaran deh, Mba.

    BalasHapus
  4. Kalau novel yang difilm kan emang sengaja dibuat berbeda mba Dy. Banyak pertimbangannya, dll.

    Dee Lestari termasuk penulis favoritku. Tulisan yang ada di novelnya maknanya selalu deep. Tapi aku belum baca kumpulan cerita ini. Banyak ceritanya yaa bikin penasaran. Cuss ah aku mau pinjam juga di ipunas, wkwkwk.

    BalasHapus
  5. kalau gak salah sih dulu pernah baca ini, udah 10 tahun yang lalu ya jadi lupa.
    dulu bareng teman kami suka excited gitu berburu karya terbaru Mbak Dee, pokoknya kalau ada langsung ikutan PO hihihh.
    karya-karyanya emang sebagus itu sih, lagu maupun bukunya keren-keren :)

    BalasHapus
  6. aku udah lama enggak baca bukunya Dee. Yang ku ingat Filosofi Kopi sampai sukaaa banget filmnya. Rectoverso malah belum nonton dan baca. Malaikat Juga Tahu itu yang ada lagunya kan... liriknya terngiang di kepalaku.

    BalasHapus
  7. Saat ini pilihan untuk membaca buku kian beragam, bisa dengan membeli buku fisik ataupun bentuk digital.Btw ulasan tentang Rectoversonya keren

    BalasHapus
  8. Dari seorang penyanyi menjadi penulis terkemuka, karya Dee Lestari memang keren keren, Dapetin bukunya bisa digital dan buku fisik, makasih untuk ulasan yang ciamik

    BalasHapus
  9. Berisikan cerita hidup manusia yang tak akan ada habisnya dan tentunya penuh banyak pembelajaran.

    Pernah atau tidak mengalami hal yang serupa, tentu cerita ini banyak mengingatkan pembaca akan perjalanan hidup yang playful.

    BalasHapus
  10. Waktu itu saya beli rectoverso karena mau banyakin referensi buat nulis cerpen, nyatanya memang banyak banget yang saya dapat dari buku ini. Memang Dee penulis brilian yang bisa bikin tulisan dari sudut pandang unik yang asyik

    BalasHapus
  11. Serius Mbak filmnya bisa ditonton di Youtube? Aku belum pernah si baca bukunya maupun nonton filmnya. Sebenarnya dari dulu juga penasaran sama bukunya Rectoverso, tapi kayaknya belum berminat juga buat beli buku fisiknya. Pengen pinjam ah di Ipusnas ntar

    BalasHapus
  12. Kalau membaca bukunya akan dapat nuansa berbeda sih. Apalagi karyanya Dee yang suka ada kejutan

    BalasHapus
  13. Belum pernah baca bukunya dan belum sempat nonton filmnya, baca ulasan ini jadi penasaran pengen baca bukunya dulu

    BalasHapus
  14. Novelnya Dee ini MMG syarat makna yaa, aplgi yg Rectoverso ini punya bnyk cerita. Jadi pingin nonton filmnya. Cuss ayah...

    BalasHapus
  15. wah aku belum pernah baca ini mbak. Karya dee lestari nggak pernah ada yang jelek ya, kan? nanti cari lah, jadi pengin baca ini.

    BalasHapus
  16. Dee selalu bisa mengambil hati pembacanya, kayaknya lebih seru baca bukunya ya mba daripada nonton filmnya, berasa kurang gitu hehe

    BalasHapus
  17. Pernah baca sekilas tentang Rectoverso dan katanya bagus. Kalau sudah dibuat versi film gini jadi tambah semangat ingin tonton dan baca. Pinjam ke Ipusnas, aaah

    BalasHapus
  18. Kalau membandingkan film dan buku, selama ini selalu lebih menarik bukunya. DI film ada saja part yang di dalam buku ada, di film ke skip. Mungkin karena disesuaikan dengan alur dan durasi nya ya, kak

    BalasHapus
  19. Pernah baca sih bukunya dan memang menarik untuk di rekomendasikan

    BalasHapus
  20. tim yang suka baca buku dan cium bau dari kertas sih aku, soalnya kek bikin candu heheh. eh seriusan ya udah bisa di tonton di youtbe untuk rectoversonya

    BalasHapus
  21. Aku sudah pernah nonton filmnya dan suka dengan fragmen Malaikat Juga Tahu. Kalau novelnya belum baca sih, tapi penasaran juga dengan cerita-cerita yang belum diangkat ke dalam visual audio atau format film.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih