Tradisi Megengan Di Jawa Timur

Kamis, 23 Maret 2023

tradisi megengan

Hari ini adalah tanggal 1 Ramadan 1444 Hijriah, merupakan bulan dimana umat muslim menunaikan rukun Islam yang keempat yaitu puasa. Bulan Ramadan merupakan bulan yang istimewa bagi umat muslim. Oleh karena itu serangkaian kegiatan diadakan untuk menyambutnya.

Ada banyak cerita untuk menyambut Ramadan. Begitu pula di Indonesia yang terdiri dari beragam budaya dan adat istiadat, sehingga memiliki berbagai macam tradisi untuk menyambut bulan mulia ini. Diantaranya adalah tradisi megengan yang ada di Jawa Timur. Di daerah lain juga mungkin ada serangkaian kegiatan yang hampir mirip atau mungkin berbeda dengan tradisi di Jawa Timur.


Keistimewaan Ramadan

Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa karena pada bulan Ramadan, Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk umat muslim. Al-Qur'an diturunkan pada 17 Ramadan 610 M yang selanjutnya diperingati sebagai malam Nuzulul Qur'an.

Selain itu pada bulan Ramadan juga terdapat malam seribu bulan yaitu malam Lailatul Qadar. Salah satu malam yang terletak di antara sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan ini diyakini bahwa ibadah yang dilakukan pada malam tersebut akan mendapatkan pahala sebesar pahala yang dilakukan selama seribu bulan.

Oleh karena itu serangkaian aktivitas dilakukan oleh umat muslim dimanapun berada, sehingga ada beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di sejumlah daerah untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.


Tradisi Megengan

Tradisi megengan merupakan salah  satu kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Tradisi tersebut dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur untuk menyambut datanganya buka Ramadan.

Megengan merupakan kata yang berasal dari kata megeng (bahasa Jawa) yang berarti menahan. Saat bulan Ramadan, seluruh umat Islam diwajibkan untuk berpuasa, yaitu menahan semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Selain itu, megengan juga mempunyai makna permohonan maaf bagi sesama. 

Jika ditilik dari sejarah, megengan merupakan akulturasi budaya Jawa dan budaya Islam yang dilakukan oleh Walisongo saat menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar Islam dapat diterima oleh masyarakat.

Megengan dilaksanakan pada akhir bulan Sya'ban, bulan sebelum bulan Ramadan. Megengan merupakan wujud rasa syukur karena dapat bertemu dengan bulan salah satu bulan mulia. Wujud rasa syukur tersebut berupa membagikan makanan pada warga sekitar.

Umumnya sebelum melakukan tradisi megengan, masyarakat melakukan nyekar, yaitu berkunjung ke makam untuk berdoa dan menabur bunga.


Khas Tradisi Megengan

Dalam tradisi megengan, sebagian warga ada yang membagikan makanan berupa nasi lengkap dengan sayur dan lauknya. Namun, ada juga yang membagikan kue. Ada ciri khas pada makana yang dibagikan yaitu adanya apem dan pisang di dalamnya.


filosofi apem dan pisang


Adanya apem dan pisang dalam tradisi megengan bukan tanpa alasan. Namun, ada filosofi yang menjadi latar belakang mengapa selalu ada apem dan pisang pada tradisi megengan.

Bentuk apem yang bulat dan bentuk pisang yang memanjang jika digabungkan maka bentuknya menyerupai sebuah payung. Makna keduanya adalah sebagai bentuk perlindungan diri dari hambatan ketika sedang menjalankan ibadah puasa.

Selain itu, kue tradisional dengan bahan dasar tepung ini merupakan simbol pengampunan dari Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan pisang mempunyai makna sebagai pengingat agar selalu berbuat baik. Tahukah Sobat Dy bahwa pisang hanya berbuah sekali dan kemudian mati? Oleh karena itu diharapkan seseorang senantiasa berbuat baik, memberikan manfaat, terlebih sebelum dirinya meninggal.


Penutup

Itulah mengapa apem dan pisang senantiasa ada dalam tradisi megengan, karena sebagai bentuk rasa syukur bertemu dengan bulan Ramadan juga sebagai pengingat dan sebagai simbol pengampunan.

Bagaimana tradisi menyambut Ramadan di daerah Sobat Dy tinggal? Cerita yuk di kolom komentar.


Referensi

1.https://mediaindonesia.com/ramadan/567535/mengenal-megengan-tradisi-menyambut-ramadan-masyarakat-jawa

2. https://regional.kompas.com/read/2023/03/06/143401278/mengenal-megengan-tradisi-menyambut-ramadhan-di-jawa

3. https://beritajatim.com/ragam/filosofi-apem-dan-pisang-dalam-tradisi-megengan-di-jawa-timur-menyambut-ramadhan/


#BPNRamadan2023

29 komentar

  1. aku baru tahu, kalau di tiap megengan itu wajib ada apem dan buah pisang , baru nyadar. Dan ada filosofinya yang terkandung di dua jenis makanan itu ya

    BalasHapus
  2. luar biasa budaya Indonesia, tiap daerah punya kearifan lokal masing-masing dan punya filosofi yang mulia dalam versinya masing-masing, ini sih patut dilestarikan

    BalasHapus
  3. Wah, aku baru tahu tentang makna apem dan pisang ini. Kalau dipikir-pikir, iya ya bentuknya kayak payung. Maklum, selama ini tahunya makan aja.

    BalasHapus
  4. Wah, ternyata tradisional Megengan punya filosofi yang dalam. Bahkan detail dalam makna dari apem, pisang, dan tepung itu sendiri. Membuat tradisi ini terasa makin hidup dan krusial karena filosofi yang deep.

    BalasHapus
  5. Sebagai orang Jawa Timur baru tahu kalau pake apem dan pisang. Kalau di tempat saya Megengan, paketnya lengkap nasi, lauk, sama kue gitu.

    BalasHapus
  6. Unik sekali tradisinya, Kak. Baru denger ada tradisi begitu. Menyenangkan sekali jika suatu daerah masih melestarikannya

    BalasHapus
  7. Masha Allah, padahal bapak saya orang Blitar tapi saya baru tau dari blog Mbak ini tentang tradisi megengan ini. Hihi. Menarik sekali, semoga tradisi ini bisa teruuusss ada di Indonesia dan jadi kearifan lokal khas Jawa Timur selalu.

    BalasHapus
  8. Sebagai sesama warga Jawa timur, di daerahku juga ada tradisi megengan tapi ada juga yg menamakan "Mapak Dino"

    BalasHapus
  9. Filosofi dari apem dan pisangnya bagus banget Mbak. Keren ya di Jawa Timur masih memegang teguh tradisi seperti ini. Btw, apem di sana itu bentuknya kaya serabi Bandung ya Mbak? Soalnya setahuku kue apem itu bentuknya kaya bolu kukus yang berbentuk bunga hehehe.

    BalasHapus
  10. Ibukku nih yang rajin megengan kalau mau puasaan. Bapakku yang nyekar kalau mau puasaan juga. Aku mah tinggal nunggu kiriman aja, soalnya kan dapetnya banyak banget malah ngga kemankan jadi sampe dibagi2in lagi hehehe. Tapi seru deh. Aku juga baru tahu kalau apem sama pisang melambangkan payung.

    BalasHapus
  11. Salut banget dengan tradisi dan filosofi yang dimiliki orang Jawa Timur.
    Karena memang filosofi ini membawa dampak kebaikan dan perasaan optimistis untuk menjalani hidup sebagai ladang pahala untuk senantiasa berbuat kebaikan.

    Selamat menjalankan ibada shaum Ramadan, kak Dy...

    BalasHapus
  12. Awalnya percaya kalau tradisi ini membuat kita terhalang dari berbagai hambatan. Kalau sekarang lebih kepada mengumpulkan orang agar bertemu lagi dalam suasana yang sama dan saling memaafkan sebelum Ramadan datang.

    BalasHapus
  13. Di Semarang juga ada tradisi nyekar sebelum masuk Ramadan, tapi tidak ada rangkaian megengan. Yang khas di sini adalah Dugderan, prosesi arak-arakan Warak Ngendog, fauna imajiner yang hanya bisa ditemukan di Semarang. Ramai sekali prosesinya, Warak akan diarak dari Masjid Agung Kauman (simbol masjid agungnya Kota Semarang) menuju Masjid Agung Jawa Tengah.

    BalasHapus
  14. Jujur saya baru dengar tradisi Megengan ini Mbak. Jadi tambah pengetahuan saya. Pisang memang buah yang unik ya, pohonnya hanya bisa berbuah 1 kali lalu mati. Pas untuk referensi hidup manusia, harus bisa bermanfaat semakimal mungkin sebelum lalu pulang ke Rahmatullah.

    BalasHapus
  15. Baru tau kalau itu istilahnya megengan. Aku dari Malang mbak. Kalau mau Ramadhan memang biasanya ada yang suka kasih hantaran gitu. Tapi, aku baru tau kalau itu namanya megengan.

    BalasHapus
  16. Marhaban Ramadhan! Tradisi Megengan kalau dipikir-pikir jadi pemanasan buat kita buat lebih berbagi lagi di Bulan Ramadhan ya.

    BalasHapus
  17. Saya baru tahu tentang tradisi Magenang ini Mba. Jadi warga dibagi makanan seperti waktu pulang hajatan mungkin ya. Dikasih paket makanan. Dengan adanya tradisi ini pasti banyak yang terbantu ya, terutama yang kurang mampu.

    BalasHapus
  18. wah ternyata ada tradisi khusus ya, mbak di Jawa Timur dalam menyambut Ramadhan. Kalau di daerahku kayaknya nggak ada tradisi khususnya paling adanya makan-makan dan kumpul-kumpul sebelum ramadhan. hehe

    BalasHapus
  19. Yap di kampungku juga masih ada tradisi megengan, dengan ciri khas harus ada kue apem tentunya

    BalasHapus
  20. Baru tahu mengenai tradisi megengan ini, ternyata ada filosofinya ya buah pisang dan kue apem dalam tradisi ini

    BalasHapus
  21. Budaya Jawa kaya akan filosofi yah. Banyak sekali kejadian yg selalu ada kisah di baliknya.
    Triknya Wali Songo joz banget menggabungkan Islam dan budaya setempat.

    BalasHapus
  22. tradisi ini ternyata punya makna yang dalam ya, bangga banget sih aku jadi warga Indonesia, tiap daerah punya budaya berbeda yang filosofinya sungguh kaya

    BalasHapus
  23. Unik ya tradisinya, aalagi dengan filosofi yang sarat makna, jd penasaran dengan kebudayaan menyambut ramadhan di daerah lain

    BalasHapus
  24. Di tempatku juga megengan mba. seneng ya, sama vibes seperti ini. Semoga bisa terus lestari.

    BalasHapus
  25. megengan ini dari daerah mana mbak?
    soalnya aku dari Jawa Timur dan gak ada tradisi megengan hehe

    BalasHapus
  26. Wah aq baru tahu ada tradisi megengan dan ada makna di baliknya. Beneran menyambut bulan puasa ramadan ya

    BalasHapus
  27. Dulu aku selalu menanti-nanti megengan mbak. Seru Aja rasanya menyiapkan aneka menu makanan trus sepulangnya bapak membawa nasi megengan dari yang lainnya dari masjid lalu makan bareng-bareng

    BalasHapus
  28. Jadi kangen mudik Mbak, hehe. Saya juga asli Jawa Timur, tapi jarang mudik, jadi udah lama gak ketemu tradisi megengan ini.

    BalasHapus
  29. Tradisi yang harus selalu dilestarikan ya, biasanya hanya nyekar sama maaf2 an, kalau kirim2 makanan di daerahku nggak ada, makasih infonya kak

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih