Cerita Inspiratif Untuk Anak SD, Semangat Rara

Selasa, 27 September 2022

cerita inspiratif untuk anak SD


Hai Sobat Dy, kali ini saya mengikuti sebuah kelas menulis cerita anak yang diselenggarakan oleh Sekolah Menulis Indonesia. Kelas berlangsung secara daring menggunakan media WAG atau WhatssApp Grup.

Ada dua pemateri yaitu mas Mahes (founder Sekolah Menulis Indonesia) dan mbak Ipop (penulis cerita anak). Kedua pemateri ini cukup andal dalam menyampaikan materi yang diberikan.

Pada akhir pembelajaran peserta diberikan kesempatan untuk membuat cerita inspiratif untuk anak SD. Tidak semua naskah lolos, hanya naskah yang telah direvisi sesuai koreksi yang akan dicetak.

Jumlah peserta yang lolos cukup banyak hingga akhirnya dibuatlah dua jilid. Judul bukunya adalah Aku Anak Hebat. Jumlah penulis yang terlibat dalam setiap jilidnya sekitar 30 orang. Karya saya terletak di buku jilid 1.


Di Balik Layar

Cerita yang saya susun berjudul Semangat Rara. Cerita ini terinspirasi dari cerita anak karya salah satu mentor menulis saya yaitu Lina Herlina. Salah satu bukunya yang berjudul Cerita Anak Muslim Berkarakter Hebat ini juga favorit anak-anak saya. Lain kali akan saya buat resensinya.

Salah satu ceritanya berjudul "Semangat, Adit!". Cerita tentang Adit, seorang anak SD yang harus berjalan kaki selama dua jam untuk menuju sekolahnya. Dia melakukannya setiap hari, karena di kampungnya yang terletak di tepi hutan belum tersedia sekolah dasar.

Jarak sekolah yang jauh tidak menyurutkan semangat Adit. Pesan guru Adit, bahwa jika ingin sukses harus bekerja keras, tertanam kuat di benaknya. Walaupun harus berjalan kaki menyusuri persawahan, kebun-kebun dan tepi hutan setiap hari. Adit.

Kebiasaan Adit yang rajin menulis di buku harian merupakan hiburan satu-satunya selama perjalanan pergi pulang sekolah telah membuat guru-gurunya terharu. Sehingga mau membimbingnya untuk menulis cerpen dan puisi. 

Hingga pada akhirnya Adit menjuarai lomba menulis cerpen tingkat nasional. Hadiah lomba tersebut adalah beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke SMP. 

Setiap kali membaca cerita ini, sayapun terharu. Sehingga akhirnya saya juga ingin membuat cerita dengan latar belakang yang hampir mirip. Tidak semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan.

Kadang seorang anak harus menepuh perjalanan jauh agar dapat bersekolah. Tak jarang pula anak yang putus sekolah karena kemiskinan.


Cerita Inspiratif Untuk Anak SD

Berikut adalah cerita yang saya ikut sertakan dalam antologi Aku Anak Hebat, dengan judul "Semangat Rara"

ronde dan angsle


Rara menyusuri jalan sepulang sekolah dengan menaiki sepeda mini miliknya. Di sebuah pertigaan menuju rumahnya, dia menghentikan laju sepedanya. Kemudian meletakkan sepedanya di depan toko plastik milik Bu Minah.

"Bu, beli plastik ukuran satu kilo dan tas kresek putih," ujar Rara pada Bu Minah yang baru memasuki toko. Bu Minah pun mengambilkan pesanan Rara.

Toko plastik Bu Minah adalah toko langganan Rara untuk membeli plastik yang digunakan jika ada pembeli yang ingin menikmati angsle atau wedang ronde. Maklumlah ayah Rara tidak memiliki kios untuk berjualan. Beliau berjualan menggunakan gerobak dorong dan hanya menyediakan beberapa kursi yang diletakkan di depan gerobak. 

Ayah Rara seorang penjual angsle dan wedang ronde. Beliau berjualan di depan toko dekat alun-alun kota Batu.

"Minum dulu, pasti Rara haus kan?" lanjut Bu Minah sambil memberikan kantong plastik berisi pesanan Rara dan minuman dalam kemasan ke Rara.

"Terima kasih, Bu," ujar Rara berbinar menyambut pemberian Bu Minah.

"Istirahat dulu sebentar di sini, nanti jika capeknya berkurang, Rara pulang," lanjut Bu Minah.

"Enggak apa-apa, Bu Minah. Ayah dan Ibu nanti khawatir kalau saya terlambat pulang. Saya juga membantu Ibu menyiapkan dagangan nanti malam," jawab Rara.

“Rara enggak capek setiap hari membantu Ayah dan Ibu setiap pulang sekolah?” tanya Bu Minah.

“Lumayan capek, Bu, tetapi Rara senang kok membantu Ayah dan Ibu,” jawab Rara tersenyum manis sehingga tampak lesung pipinya.

"Rara pulang dulu ya, Bu. Nanti Ayah dan Ibu khawatir," pamit Rara.

"Hati-hati di jalan ya Ra, salam untuk Ayah dan Ibu," jawab Bu Minah.

Bu Minah mengantarkan Rara menuju sepeda mininya dan mengamatinya hingga Rara menghilang di tikungan. Rara tidak pernah sekalipun mengeluh, dia anak yang baik, rajin dan tekun. 

Sepeda mininya selalu menemaninya pergi ke sekolah. Jarak yang cukup jauh dari rumah membuatnya memilih untuk naik sepeda, karena jika menggunakan angkutan umum membutuhkan biaya lagi.

Sepulang sekolah dia membantu orangtuanya membuat bahan pelengkap angsle dan ronde. Biasanya dia memotong roti tawar menjadi potongan-potongan kecil dan memotong kacang yang digunakan untuk isian ronde. 

Ibu membersihkan beras ketan dan memasaknya. Bergantian dengan memasak kacang hijau dan membuat kuah santan angsle dan kuah ronde. Sedangkan ayahnya, jika siang hari bekerja di bengkel sepeda motor dekat rumah dan jika petang hingga malam berjualan ronde dan angsle.

“Assalamualaikum,” ucap Rara saat memasuki rumah.

“Waalaikumussalam,” jawab Ibu yang sedang berada di dapur.

“Sholat dan makan siang dulu, Ra” lanjut Ibu.

“Iya, Bu,” jawab Rara.

Setelah membersihkan diri, sholat dzuhur dan makan siang Rara membantu ibunya di dapur. Siang itu Rara makan siang dengan lauk telur dadar dan tumis kangkung, makanan favoritnya. Lauk telur merupakan lauk yang jarang ditemuinya, biasanya hanya tempe atau tahu saja. Tampak lahap sekali dia menyantap makan siangnya.

“Bu, bulan depan ada study tour ke kebun raya Purwodadi. Rara ingin sekali ikut. Apakah boleh Rara minta uang untuk biaya kunjungan?” tanya Rara perlahan.

“Ra, saat ini, Ibu belum mempunyai dananya. Kita sama-sama berdoa pada Allah ya, agar Allah memberikan rezeki supaya Rara bisa pergi ke Kebun Raya Purwodadi,” jawab Ibu.

“Aku masih ada tabungan, Bu. Dari hasil menulis cerita di majalah anak-anak. Nanti tinggal menambah kekurangannya saja, Bu,” tutur Rara. Rara sering mengirimkan hasil karya tulisnya tentang cerita anak ke beberapa majalah anak. Dia menulis saat istirahat sekolah atau saat akan tidur. Menulis merupakan caranya untuk menghibur diri.

“Iya, sayang, kita sama-sama berdoa ya, agar Allah memberikan rezeki ya … Rara percaya kan, jika Allah Maha Pemberi Rezeki?” tanya Ibu. Rara pun mengangguk, menandakan dia mengiyakan pertanyaan ibu. Di dalam hati dia berdoa agar dia bisa pergi study tour.

---


Besok adalah hari terakhir pengumpulan dana kunjungan, karena minggu depan study tour ke Kebun Raya Purwodadi dilakukan. Rara pun bingung karena dia belum bisa membayar biaya kunjungan. Rara membongkar tabungannya, dihitungnya lembaran demi lembaran.

“Bu, tabunganku ada Rp. 100.000, masih kurang Rp. 50.000 lagi,” tutur Rara dan menunjukkan uang tabungannya. Dia ingin sekali bisa berangkat ke Kebun Raya Purwodadi dan dia memanjatkan doa pada Allah di setiap sholatnya. Namun dia juga pasrah seandainya tidak bisa berangkat.

“Ra, seandainya tidak jadi berangkat, tidak apa-apa ya?” tanya Ibu.

“Iya, Bu, Rara sudah ikhlas seandainya tidak jadi berangkat,” jawab Rara mengangguk pelan. Hatinya sedih, tetapi kondisi keluarganya berat untuk membayar Rp. 50.000,00. Dia hanya berharap pertolongan Allah, sehingga dia bisa berangkat study tour.

“Maafkan Ibu dan Ayah ya, Ra, belum bisa memenuhi keinginan Rara,” tutur Ibu sambil mengelus rambut Rara.

Rara pun terisak di pangkuan ibunya, dia ingin berangkat study tour karena hal tersebut merupakan kesempatan yang jarang diperolehnya. Penghasilan Ayah dan Ibunya dari bekerja di bengkel dan berjualan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.


---


“Assalamualaikum,” ucap Ayah saat memasuki rumah.

“Waalaikumussalam,” jawab Ibu dan Rara bersamaan.

“Yah, ini minumnya,” ujar Rara saat mengambilkan minum untuk Ayahnya yang baru pulang dari bengkel.

“Terima kasih ya,” jawab Ayah tersenyum.

“Ra, besok hari terakhir pembayaran study tour kan?” tanya Ayah.

“Ini Ayah sudah mengumpulkan kekurangan dananya. Pengunjung bengkel agak ramai seminggu ini, jadi Ayah dapat menyisihkan dana lebih,” lanjut Ayah yang disambut dengan senyum merekah Rara.

“Terima kasih ya, Yah,” jawab Rara memeluk erat ayahnya. Dia menangis terharu, keinginannya mengikuti study tour akhirnya terpenuhi. Rara pun memeluk ibunya juga.

“Nanti bekalnya bawa dari rumah saja ya, Ra. Ayah belum ada dana lagi untuk bekal Rara,” lanjut Ayah Rara.

“Rara sudah cukup senang bisa berangkat study tour, Yah,” jawab Rara mengangguk senang. Dia pun berterima kasih pada Allah yang telah mengabulkan doanya.

“Nanti, Ibu siapkan bekal untuk Rara, sehingga Rara tidak kelaparan selama perjalanan,” lanjut Ibu.

“Alhamdulillah, terima kasih, Bu” jawab Rara.

“Ayah, membersihkan diri dulu ya.” pamit Ayah.

Ibu dan Rara pun menyiapkan gerobak yang akan dipakai berjualan ronde dan angsle. Menatanya agar tidak jatuh selama perjalanan dan memastikan agar tidak ada yang tertinggal.

cerita anak insipratif


Penutup

Demikian cerita yang saya tulis. Semoga cerita inspiratif untuk anak SD tersebut menghibur dan menginspirasi anak-anak lainnya. 

Cerita Semangat Rara ini merupakan salah satu cerita yang disukai putri saya. Sobat Dy, bisa menceritakan cerita ini ke anak atau keponakan atau anak-anak di sekitar Sobat Dy tinggal. Mohon feedbacknya. Ditunggu di kolom komentar ceritanya

14 komentar

  1. Cerita dan penulisannya bagus mbak, mudah dipahami anak-anak. Menurut saya cerita anak itu susah bikinnya, karena harus menyesuaikan dengan kemampuan baca dan tangkap anak-anak. Keren mbak.

    BalasHapus
  2. Semoga semakin banyak cerita anak Nusantara agar anak-anak lebih mengenal tata krama, budaya, dan kearifan lokal.

    BalasHapus
  3. dulu saya kira menulis buku anak itu adalah hal yang mudah. ternyata setelah bekerja di sebuah penerbit dan megang buku anak, ternyata susah juga. bahasa harus mudah dipahami anak, dan pesan apa yang ingin disampaikan dengan halus dan edukatif. ceritanya bagus kak. kata katanya mudah dipahami anak-anak. akan saya bacakan kepada anak saya sebelum tidur.

    BalasHapus
  4. Semoga anak-anak jg gemar membaca. Sebab dengan membaca mereka juga bisa berkenalan dengan banyak penulis keren di Nusantara. Good job bak.

    BalasHapus
  5. cerita inspiratif, bermanfaat untuk anak-anak sekarang ini yang banyak dijejali dengan cerita dari luar atau cerita yang tidak memberikan edukasi sedikitpun

    BalasHapus
  6. Cerita inspiratif terutama buat anak SD. Terima kasih sharingnya, Mbak.

    BalasHapus
  7. Inspiratif sekali ceritanya. Semoga semakin banyak cerita seperti ini yaa. Thanks ka sudah sharing

    BalasHapus
  8. Bagus sekali ceritanya, Mbak Dy. Minimnya buku anak-anak menjadi perhatian juga ya untuk para penulis mengembangkan lebih banyak lagi buku anak..

    BalasHapus
  9. Anak-anak diajarkan untuk tetap bersabar dan aku jadi ingat kata-kata Ibuku, kak Dy.. Bahwa ketika anak masih memiliki Ayah, harapan sekecil apapun akan hari esok itu ada.
    Ini yang bikin aku terharu ketika membaca mengenai ikatan batin seorang Ayah dan Anak. Meski gak ikut mengandung, tetapi cintanya sepanjang masa.

    BalasHapus
  10. Saya kok terbawa suasana saat membacanya kak, malah meneteskan air mata. izin bookmark ya kak

    BalasHapus
  11. Cerita Rara-nya singkat, tapi bikin mata berair.. it remind me about my childhood. Cara Allah mengabulkan doa-doa hamba-Nya selalu luar biasa.

    BalasHapus
  12. Wah keren banget ceritanya, Kakak! Ijin save link ya biar anak saya nanti baca juga.

    BalasHapus
  13. Inspiratif sekali ka ceritanya, kalo bisa tambahin gambar juga ka dikit2 biar makin seneng bacanya. heheh

    BalasHapus
  14. Inti cerita untuk anak sudah oke. Hanya saja kalimat percakapan masih terlalu baku, seharusnya dibuat seperti ucapan layaknya anak yang sedang bicara saja. CMIIW*

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih