Kakek dan Nenek Baroto (episode 2)

Selasa, 20 Desember 2022

kakek dan nenek baroto


Kisah sebelumnya

 "Arman tolong lihat siapa yang mengetuk pintu," pinta Ibu.

Arman pun segera berdiri dan membuka pintu. Ternyata Aldo dan Zizi, teman Arman yang datang.

"Bu, Arman pamit dulu ya. Aldo dan Zizi sudah datang menjemput," pamit Arman pada ibunya yang sednag membersihkan meja makan.

"Permisi Tante," tutur Aldo dan Zizi bersamaan.

"O, iya. Hati-hati ya. Salam untuk Kakek dan Nenek Baroto ya," tutur Ibu.

"Apa yang kalian bawa itu? Sepertinya berat," tanya Ibu ketika melihat Zizi dan Aldo menenteng kantong plastik putih.

"Ini bahan untuk membuat kue, Tante. Kemarin Nenek meminta kami berbelanja. Rencananya hari ini kami akan emmbantu Nenek membuat kue," jawab Zizi.

Ibu manggut-manggut mendengar penjelasan Zizi.

"Eda, enggak ikut?" tanya ibu lagi.

"Eda nanti menyusul Tante, dia masih membantu ibunya," jawab Zizi lagi.

"O, begitu. Ya sudah kalau mau berangkat. Nanti ditunggu Kakek dan Nenek Baroto. Nanti pulangnya jangan terlalu sore, ya," pinta Ibu.

"Iya, Bu. Kami berangkat ya," pamit Arman lagi.

Mereka bertiga berjalan kaki menuju rumah Kakek dan Nenek. Rumah kakek hanya berjarak sekitar satu kilometer. Selama perjalanan mereka membicarakan tentang serunya mencari kambing yang hilang.

"Kakek!" pekik Arman menyapa Kakek yang sedang menyiapkan peralatan untuk memperbaiki kandang ayam yang setengah jadi.

"Yuk, sini," pqnggil Kakek tersenyum veria menyambut kedatangan kami.

Ketiga anak itupun berjalan mendekati Kakek.

"Itu belanja bahan membuat kue ya?" tanya Kakek.

"Iya, Kek. Sudah terkumpul semua, tinggal memasak saja," jawab Zizi.

"Nenek sepertinya sedang tidak enak badan, tadi kakek meminta nenek untuk istirahat dulu. Semoga setelah istirahat sebentar. Nenek, segera membaik," tutur Kakek.

"Duduk sini dulu, Zi. Eda mana?" tanya Kakek.

"Eda menyusul, Kek. Sebentar lagi datang," jawab Zizi.

"Kek, kami letakkan ini di dapur dulu ya," pamit Aldo.

Kakek hanya mengangguk. Aldo dan Zizi segera melangkahkan kakinya menuju dapur. Saat melewati kamar Nenek yang terbuka. Zizi mengentikan langkahnya, mencari sosok Nenek.

Tampak Nenek yang sedang berbaring dan terlelap. Melihat hal tersebut, Zizi mengentikan langkahnya. Zizi meletakkan jari tangan di mulut, seolah memberi tahu Aldo agar tidak menggangu Nenek. 

Mereka berdua bergabung kembali bersama Kakek dan Arman yang sedang membuat kandang ayam. 

"Hai, Eda," sapa Arman yang melihat kedatangan Eda.

"Hai, Arman, Kakek, Zizi, Aldo," sapa Eda.

"Sudah selesai, Da?" tanya Zizi.

"Sudah, kok. Zizi kok di sini? Enggak jadi buat kue?" tanya Eda.

"Nenek kurang enak badan, Da. Biar istirahat dulu," sahut Arman.

Eda hanya menganggukan kepala mendengar informasi Arman dan ikut duduk di dekat Zizi.

"Kek, kemarin kok bisa sih kambingnya ketemu setelah kakek bermain seruling?" tanya Eda penasaran.

"Lo, Eda enggak tahu, tentang seruling Kakek yang ajaib?" tanya Zizi keheranan.

Eda yang tampak bingung hanya menggelengkan kepala.

"Seruling Kakek ajaib itu hanya berfungsi jika pemiliknya orang baik," lanjut Aldo.

"Kambingnya kemarin berontak setelah mendengar suara seruling Kakek. Pencurinya tidak bisa membawa kambingnya pergi jauh. Hingga akhirnya kita menemukan mereka," sahut Arman.

"Ooooo, begitu," ujar Eda sambil mengangguk-anggukan kepala.

Tak lama, kandang ayamnya sudah selesai dibuat. Kakek dibantu Arman dan kawan-kawan memindahkan ayam yang ada di kandang lama. Ada lima ekor ayam yang sedang mengerami telurnya.

Hari sudah beranjak siang, tampaknya Nenek belum terbangun dari tidurnya.

"Kita lihat kondisi Nenek, yuk Da," ajak Zizi pada Eda.

Bagaimana ya kondisi Nenek? Apakah sudah lebih baik? Bagaimana kisah selanjutnya?

Episode berikutnya

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih