Keragaman Budaya Nusantara Dalam Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa

Sabtu, 15 Oktober 2022

beri aku cerita yang tak biasa


Saya merasa bersyukur tinggal di Indonesia dengan aneka ragam budayanya. Walaupun budaya, bahasa dan suku yang beragam, tetapi tetap satu seperti semboyan negara kita Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Bhinneka Tunggal Ika yang tertulis pada lambang negara Indonesia Garuda Pancasila, berasal dari bahasa jawa kuno, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Sebuah semboyan yang menyatukan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sehingga kaya akan keragaman budaya dan tradisi.

Keragaman budaya nusantara tersebut sebagian terangkum dalam kumpulan 28 cerita pendek yang dituliskan oleh 27 orang pasukan Elang Biru bersama dua mentor, yaitu Kirana Kejora dan Riawani Elyta. 

28 prosa budaya tersebut tersusun cantik dalam buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa. Cerita yang mengangkat berbagai macam kisah kehidupan dengan latar belakang keragaman budaya yang ada di nusantara.


Terbang Bersama Elang Nuswantara

Salah satu kelas yang diadakan komunitas penulis perempuan Ibu-Ibu Doyan Nulis dalam program IIDN Writing  Academy di awal tahun 2022 adalah kelas menulis cerita pendek. Program ini merupakan bukti keseriusan dalam menjalankan visinya, yaitu sebagai sarana pengembangan diri bagi perempuan Indonesia di bidang kepenulisan.

Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) merupakan komunitas perempuan penulis dengan berbagai macam genre dan berbagai profesi kepenulisan. Saya merasa beruntung menjadi bagian dari IIDN. Banyak sudah pengalaman belajar yang saya peroleh, sehingga saya menjadi seperti saat ini dan proses bertumbuh itu masih berlanjut.

Selain Writing Academy, masih banyak program IIDN lainnya, diantaranya adalah sharing kepenulisan dan kerjasama dengan berbagai lembaga, seperti kementerian, brand komersial, lembaga non profit dalam bentuk penulisan buku, acara untuk blogger dan lainnya.

Komunitas yang mempunyai tagline aktif, kreatif, produktif tidak hanya mengajak perempuan Indonesia untuk menulis. Namun, juga mampu menyampaikan pesan penting dalam setiap karya tulisnya. Termasuk pesan dari leluhur yang tersirat dalam prosa budaya di buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa.

Pasukan Elang Biru yang beranggotakan perempuan dari Ibu-Ibu Doyan Nulis, selanjutnya bergabung dengan dua Elang lainnya yaitu Elang Merah dan Elang Putih. Ketiga Elang tersebut tergabung dalam Elang Nuswantara.

Elang Nuswantara merupakan komunitas penulis pecinta budaya dan alam Indonesia. Anggotanya terdiri dari pejuang literasi Nuswantara dari seluruh Indonesia. Hal yang menyatukan anggotanya adalah semangat untuk nguri-nguri budaya dan mencintai Nuswantara, menyampaikan pesan leluhur dengan cara kekinian.

Tagline Elang Nuswantara adalah Menerbangkan karya, membuanakan jiwa dengan berkekasih semesta tanpa ketaksaan.

 


Tanggal 21 Agustus 2022 merupakan hari bersejarah bagi IIDN dengan diluncurkannya buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa. Acara peluncuran tersebut berlangsung di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta.

Pada acara tersebut tidak hanya meluncurkan satu buku, tetapi tiga buku sekaligus. Semua buku tersebut merupakan hasil karya Elang Nuswantara yang bekerja sama dengan IIDN yang tergabung dalam Elang Biru, Miyaz Script-Agency-Dandelion Publisher yang tergabung dalam Elang Merah, dan Karya Murni Publisher yang tergabung dalam Elang Putih.

Tiga buku tersebut adalah Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa karya pasukan Elang Biru, Sang Mistikus Kasih karya pasukan Elang Merah, dan Pesan Yang Belum Sampai karya pasukan Elang Putih.


Webinar Bersama Ibu-Ibu Doyan Nulis dan Elang Nuswantara

Tidak cukup sampai di situ, IIDN juga mengadakan acara yang tidak kalah menariknya yaitu Menerbangkan  Adikarya Nuswantara dalam Bingkai Cerita Yang Tak Biasa pada tanggal 7 Oktober 2022. Sebuah acara yang digelar melalui zoom meeting dihadiri lebih dari seratus orang peserta.

Acara tersebut menghadirkan Widyanti Yuliandari, seorang Narablog, Mentor Menulis, sekaligus Ketua Umum IIDN. Beliau membawakan topik Fiksi vs Non Fiksi. Selain itu ada Kirana Kejora, seorang writepreneur dan pendiri Elang Nuswantara. Beliau mengulik kisi-kisi menerbangkan adikarya nuswantara dalam bingkai cerita yang tak biasa.

Selain itu peserta yang hadir juga mendapatkan sertifikat, doorprize dan diskon khusus  untuk pembelian buku antologi cerpen budaya filmis nuswantara Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa, Cerita bukan hanya sekedar, namun harus berujar memiliki pijar.

Doorprize diberikan kepada penanya yang pertama yang berani bertanya langsung dan peserta yang menjawab pertanyaan narasumber. Selain itu juga ada chalange instagram bagi peserta yang menceritakan keseruan selama mengikuti acara. Seru dan menarik bukan acaranya. Selain bertabur hadiah juga bertabur materi berbobot, sehingga acara yang berlangsung selama dua jam terasa kurang.

Satu hal yang membuat saya sangat terkesan dengan acara ini adalah book trailer dan monolog yang dibagikan saat webinar. Langsung deh saya jatuh hati dan berniat membeli buku ini selain penasaran dengan prosa budaya yang dituliskan, saya juga ingin mengetahui ragam budaya yang ada di Indonesia.


   


Keragaman Budaya Nusantara Dalam Buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa

Buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa, merupakan cara untuk mensyukuri, menjaga serta turut merayakan warisan budaya luhur nusantara melalui tulisan yang dikemas dalam roman indah dan mudah dinikmati alur ceritanya.

Selain 27 penulis yang tergabung dalam Elang Biru, juga terdapat prosa budaya karya Kirana Kejora dan Hedi Rahadian yang berjudul Totopong Hanjuang. Sebuah kisah perjalanan seorang pemuda yang membuka tabir makna yang tersimpan dalam setiap petuah dan barang peninggalan kakeknya.

Ada juga prosa budaya yang ditulis Widyanti atau yang akrab dipanggil Bu Ketu atau mbak Wid yang berjudul Taneyan Lanjang Menuju Wageningen. Sebuah kisah perjalanan perempuan tangguh yang teguh menjaga kehormatan keluarga dan warisan budaya Masjid Konah.

Rahmi C. Manggi seorang dokter gigi, menuliskan sebuah prosa berjudul Mappasikarawa Ati. Mapasikarawa mempunyai arti sentuhan pertama, puncak dari serangkaian proses pernikahan adat bugis. Ada kutipan menarik dalam ceritanya, yaitu "Kalaupun takdir membawaku menikah dengannya, aku tidak mau ada ketidakjujuran di dalamnya" - Rahmi C. Manggi.

Liza Kusuma Dewi, seorang guru, menuliskan sebuah kisah dengan judul Kidung Asmoro. Sebuah kisah yang menampilkan salah satu tradisi selamatan bagi masyarakat Jawa, Tingkeban yang bermakna bahwa pendidikan untuk anak itu sudah ditanamkan sejak dalam kandungan. 

Agustina Purwantini menuliskan prosa yang berjudul Lagi-Lagi Kesrimpet Bibit. Sebuah kisah dalam tentang filosofi Jawa tentang kriteria mencari jodoh atau pasangan hidup. 

Bibit mencerminkan garis keturunan. Bebet mencerminkan status sosial dan ekonomi. Bobot mewakili kepribadian dan pendidikan. Ketiga kriteria tersebut digunakan orang tua masyarakat Jawa untuk menyeleksi calon jodoh sang anak.

Ada pula filosofi tembang Macapatt Sinom dan Kinanthi dalam kehidupan. Tentunya semua cerita di atas tidak serta merta disampaikan apa adanya. Namun disampaikan dengan cara yang cantik seolah-olah tulisan itu berbicara. Huruf-huruf itu menjadi gambar yang hidup.

Bagaimana cara penulis mengangkatnya menjadi sebuah prosa yang menarik untuk dibaca tentunya dapat disimak langsung dalam bukunya. 


Fiksi vs Non Fiksi

Widyanti Yuliandari adalah seorang blogger. Apakah bisa beliau menulis sebuah prosa budaya yang merupakan sebuah cerita fiksi? Apakah pertanyaan tersebut sempat terlontar di benak teman-teman?

Beliau memang lebih dikenal sebagai penulis non fiksi. Mungkin tidak banyak diketahui publik bahwa mbak Wid juga mempunyai karya antologi berupa cerita anak, bersama KPK, lo. Dua genre tulisan berbeda yang dilakukan beliau.


Mitos menulis fiksi

Mbak Wid mengajak peserta untuk membongkar mitos menulis fiksi, diantaranya harus pintar mengkhayal, justru harus melakukan riset yang kuat dari berbagai sumber agar cerita yang ditulis dapat diterima pembaca.

Karya fiksi hanya dapat ditulis oleh orang yang berbakat. Mbak Wid bukanlah penulis fiksi, tetapi beliau berhasil menyelesaikan karya dalam buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa. Walaupun menurut beliau karya tersebut jauh dari sempurna.

Karya fiksi merupakan jenis tulisan yang gampang dibuat. Hal ini juga kurang tepat karena banyak hal  yang harus diperhitungkan sebagaimana tulisan fiksi.


Tips menulis fiksi untuk pemula

Batas fiksi dan nonfiksi hanyalah nyata atau tidak nyata, sehingga siapapun bisa menulis fiksi. Berikut tips menulis cerita fiksi untuk pemula yang dibagikan oleh Mbak Wid :

  1. Banyak membaca karya fiksi dari berbagai penulis yang baik. Sebetulnya hal ini juga berlaku untuk karya non fiksi. 
  2. Lepaskan ekspektasi. 
  3. Gunakan settinng yang mudah dibayangkan, agar dapat dengan mudah menuliskannya
  4. Gunakan bantuan video, foto, rekaman suara dan sebagainya.

Karya yang selesai lebih baik daripada karya yang sempurna. Bersedialah untuk tidak sempurna dan bersedialah untuk belajar. Jadi tidak perlu takut, turunkan ekspektasi dan selesaikan tulisan.

Menerbangkan Adikarya Nuswantara dalam Bingkai Cerita yang Tak Biasa

Sesi kedua saat webinar diampu oleh Kirana Kejora yang akrab dipanggil Buk'e. Beliau bangga dan bahagia dengan hadirnya buku ini. Sebuah karya yang mengangkat kearifan lokal dan menambah deretan pencapaian Elang Nuswantara yang pernah menjalin kerjasama dengan pihak-pihak dari luar IIDN.

Mungkin bagi sebagian orang, tema budaya adalah tema yang tidak seksi atau tidak menarik. Namun, anggapan itu dapat ditepis oleh Buk'e. Tema budaya itu seksi. Tema budaya membawa pesan moral bagi kita dan dapat disampaikan dengan cara yang unik dan tidak membosankan.

Beliau menyadarkan saya bahwa siapa lagi yang akan mengangkat cerita tentang budaya di sekitar kita jika bukan kita.

Buk'e sama seperti mbak Wid seorang sarjana teknik yang kuat logikanya. Namun, beliau mampu menciptakan sebuah karya fiksi yang apik. Beliau menguatkan pendapat mbak Wid, bahwa beda fiksi dan non fiksi hanya di nyata atau tidak nyata, entah berapa persen unsur tidak nyatanya tetaplah itu fiksi.

Semua orang bisa menulis, dengan latar belakang pendidikan apapun. Asalkan mau belajar atau tidak. Sebuah karya fiksi sebaiknya mengandung unsur posible, suspend (menggetarkan), surprise, romance.



antologi IIDN


Penutup

Menarik! Banyak nilai budaya yang tergerus zaman dapat diingatkan kembali oleh penulis yang disampaikan dalam kemasan cerita yang apik, sehingga terasa hangat dan sayang untuk dilewatkan. 

Saya sudah melakukan pemesanan buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa melalui form pemesanan panitia. Bagaimana dengan Sobat Dy? Yuk pesan bukunya

35 komentar

  1. Menarik kak.. semoga laris manis bukunya

    BalasHapus
  2. IIDN memang keren program-progamnya betul² mengembangkan pribadi & skill penulis perempuan. Bravo!

    BalasHapus
  3. Menarik ya acaranya, membuat cerita berdasarkan budaya. Walau genre "aman" saya di fantasi misteri tapi kok terbersit juga ingin menulis fiksi budaya. Jadi penasaran dan ingin baca bukunya.

    BalasHapus
  4. Akhirnya nemu artikel yang kayak gini juga, yang sudah saya cari dari lama hehe

    BalasHapus
  5. Menarik sekali walau baru baca riviewnya, sptnya aslinya lebih bagus ya mbaa...harusnya Indonesia banyak menciptakan buku tentang keragaman budaya supaya generasi penerus ikut bangga (gusti yeni)

    BalasHapus
  6. Awalnya saya kirain typo saat membaca elang Nuswantara. Ternyata beneran. Suka sekali dnegan tagline-nya.
    Banyak banget kosakata baru nan indah, apalagi membaca karya yang tak biasa ini.

    Selamaaaat

    BalasHapus
  7. Keren sekali isi bukunya, salut sekali sama emak2 yang ikut menulis di buku IIDN ini kaya akan kepenulisan ttg prosa, btw yang saya tau mba Riawani Elyta ini selain penulis beliau juga seorang blogger

    BalasHapus
  8. keren ini, tulisan tentang ragam budaya Indonesia terangkum dalam satu buku pasti bisa membuat pembaca ingat lagi tentang budaya yg ada di negeri kita ini.

    BalasHapus
  9. Dari tulisan nya saja sudah dapat ditebak..ini pasti cerita yang tak baisa...keren sekali ya penulis2 nya

    BalasHapus
  10. Setuju banget
    Antologi Beri Aku Cerita yang Tak Biasa ini bisa disebut sebagai adikarya
    Menghadirkan cerita budaya dalam bentuk prosa yang menarik dinikmati

    BalasHapus
  11. Monolognya keren.. Suka banget ih. Jadi penasaran.

    BalasHapus
  12. Saya ikut webinarnya seru banget dapat ilmu banyak, btw perempuan-perempuan yang mengeinspirasi sekali khususnya buats aya penulis pemula, dan berkeinginan seperti mereka menghasilkan sebuah karya

    BalasHapus
  13. Sangat inspiriiiingg mba
    Semua kegiatan IIDN itu bikin banggaaaa banget
    Superrr love 😍

    BalasHapus
  14. Semua orang bisa menulis, dengan latar belakang pendidikan apapun. Asalkan mau belajar atau tidak. ...wah makin semangat nulis baca ini! Buku yang keren sekali ini 'Beri aku Cerita yang Tak Biasa"

    BalasHapus
  15. Bukunya dikemas dengan sangat apik dan menarik. Gak banyak penulis yang mengangkat tema budaya. Tapi Elang Nuswantara ini keren bgt. Jadi bikin penasaran pengen baca bukunya

    BalasHapus
  16. Tema budaya yang dijadikan fiksi mesti menarik sekali ya Mbak kisah-kisahnya. Cara belajar dan memahami budaya yang mudah ya lewat film atau buku seperti antologi Beri Aku Cerita yang Tak Biasa ini.

    BalasHapus
  17. Jadi penasaran banget sama para blogger yang juga ambil peran nulis fiksi buku ini. Belajar warisan budaya luhur nusantara sangat menarik sekali, apalagi kalau bisa menceritakannya ke anak2 nanti. Jadi pengen belajar nulis fiksi juga nih.

    BalasHapus
  18. Banyak nilai budaya yang tergerus zaman dapat diingatkan kembali oleh penulis yang disampaikan dalam kemasan cerita yang apik, sehingga terasa hangat dan sayang untuk dilewatkan. Penasaran banget sama cerita-cerita nya

    BalasHapus
  19. Selamat atas peluncuran buku bertema unik ini. Orang sering mengkotak-kotakkan tentang dunia menulis padahal menulis itu bisa lintas batas. Semoga bisa jadi tambahan literasi tentang budaya yang bermanfaat. Proficiat IIDN.

    BalasHapus
  20. Keren memang para penulisnya, ya, mba...semoga dengan semangatnya para wanita mengapresiasi budaya, keelokan ragam adat di Indonesia yg membawa dampak positif bisa terjaga.

    BalasHapus
  21. Keragamn budaya yang disajikan dlam cerita berbeda di buku ini bisa jadi buat pembacanya melek budaya nih

    BalasHapus
  22. Yakin bahwa sebuah kemampuan, terutama menulis adalah skill yang diasah. Salah satunya dengan menimba ilmu kepada penulis dan kontributor dari Buku Beri Aku Cerita yang Tak Biasa.
    Salut juga dengan tagline Elang Nuswantara, yang tetap menjaga indah budaya Indonesia agar tak tergerus zaman.

    BalasHapus
  23. MasyaAllah ini emang kemarin epic bangett sih acaranyaa, aku nontonin teasernya aja udah bikin penasaran, eh ditambah ikutan webinarnya, makin mupeeeng

    BalasHapus
  24. Keren banget kak ternyata cerita nya mengangkat berbagai macam kisah kehidupan dengan latar belakang keragaman budaya yang ada di nusantara ini ya

    BalasHapus
  25. Keren memang IIDN ini ya bisa menyatukan karya dengan latar belakang cerita budaya

    BalasHapus
  26. Menang banyak ikut seminar ini ilmu kepenulisannya daging banget. Keren pokoknya

    BalasHapus
  27. Jadi penasaran nih dengan fiksi yang ditulis oleh ke28 orang dalam buku ini. Pasti keren yaaa... mengangkat budaya Indonesia sebagai latar belakang kisah fiksinya.

    BalasHapus
  28. Membaca ini jadi penasaran dengan bukunya

    BalasHapus
  29. Buku fiksi dengan tema budaya yang dikemas ala anak muda banget
    Baca bukunya aja bangga ya mba, apalagi dengan para penulisnya
    Buku ini bagus banget, mampu menyadarkan ke pembaca bahwa sepatutnya bangga dengan kekayaan budaya Indonesia

    BalasHapus
  30. Masya Allah keren sekali mbk. Saya jadi mendapat tips menulis fiksi. Semoga laris manis bukunya.

    BalasHapus
  31. Buku ini cocok bgt buat nambah pengetahuan soal budaya indonesia, bkin makin cinta sama negeri sendiri

    BalasHapus
  32. Salut dengan Komunitas Ibu-ibu doyan nulis yang terus memberikan fasilitas kepada para perempuan Indonesia agar terus berdaya dengan setiap tulisan-tulisannya. Apalagi sampai menghasilkan sebuah antologi dengan latar ragam kebudayaan di Indonesia, keren asli

    BalasHapus
  33. Cerita dengan tema budaya menarik banget, jadi tahu keragaman budaya nusantara. Meski idealisme tidak berbanding lurus dengan selera pasar tapi ketika dikemas dengan baik tentu sangat menarik. Dari cuplikan di acara ini saja sudah terlihat bukunya keren dan bermutu.

    BalasHapus
  34. Saya suka dengan budaya yang dibungkus kisah atau cerita karena seperti mempunyai nyawa dan seolah terjadi nyata keren sih

    BalasHapus
  35. ih seru tampaknya webinar kepenulisan ini, menulis fiksi tak semudah yang dibayangkan. semoga buku2 cerpen budaya ini banyak peminatnya dan bermanfaat untuk pembacanya

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih